Jakarta, channelsatu.com:Menutup tahun 2014 ini, BIC Pictures mengedarkan film horor terbarunya berjudul Rumah Kosong, yang digarap oleh sutradara Chiska Doppert.
Tepatnya pada tanggal 30 Desember 2014, film yang dibintangi oleh Dimas Seto, Angelica Simperler, Maeeva Amin, Marsya Aurelia dan Kama Baskara, beredar di seluruh bioskop di Indonesia.
Langkah yang dilakukan oleh perusahaan milik HM. Firman Bintang, adalah langkah strategis. Karena biasanya, pada akhir tahun film-film Indonesia akan tiarap dan tidak berani muncul di akhir tahun itu, sebab kemungkinan akan benturan dengan film-film besar Hollywood tidak bisa dihindari.
“Tidak dalam melakukan strategi, saya memperhitungkan segala macam faktor. Karena saya pikir, film Indonesia itu harus gagah di negerinya sendiri. Tidak takut bersaing dengan film asing. Film Indonesia itu tetap memiliki keunggulan daripada film asing. Satu, bahasanya tidak ada masalah lagi. Bisa langsung dicerna dan tidak perlu melihat teks terjemahan. Kedua, dari segi ceritanya sudah dekat dengan masyarakat. Legenda Rumah Kosong sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia. Ketiga, para bintangnya sudah dikenal. Jadi apalagi yang harus dikhawatirkan?,” urai Firman Bintang.
Selain itu, BIC Pictures menampilkan pasangan baru Dimas Seto dan aktris asal Malaysia Maeeva Amin.
Dimas Seto tercatat telah berlakon di sejumlah film layar lebar seperti Buruan Cium Gue (2004), Pesan Dari Surga (2006), Selamanya (2007), Rahasia Bintang (2008), dan Lihat Boleh, Pegang Jangan (2010). Sedangkan Maeeva Amin, aktris asal Malaysia dan memilih berkarir di Indonesia itu, pernah berlakon di film Setan Facebook, dan Perempuan-Perempuan Liar.
Film Rumah Kosong bercerita tentang makna rumah kosong dalam pandangan agama. Terutama Islam. Bahwa dalam rumah kosong, entah itu rumah baru atau lama, jika lebih dari tiga hari ditinggal si empunya, sepatutnya sebelum ditempati kembali, harus dibersihkan dahulu dengan sholat dan doa. Jika orang mengabaikan hal itu, membersihkan rumah kosong dengan sholat dan doa akan timbul konsekuensi logis maupun tak logis, dengan kehadiran setan.
“Nah, karena setan diberi kesempatan menggoda manusia oleh Tuhan, sampai kapanpun dan di manapun, maka sholat dan doa itulah yang mengamankan manusia dan rumahnya dari gangguan setan,” ujar Firman Bintang lagi.
Agar film ini menjadi menarik, Chiska meramunya dengan cara yang cespleng dan tidak biasa dia lakukan. Di film Rumah Kosong ini, Chiska menggarap ketegangan, ketakutan dari awal hingga layar ditutup.
“Penonton pasti tidak ingin beranjak dari tempat duduknya, karena ketegangan yang saya bangun sejak awal hingga akhir, tak henti-hentinya meneror penonton. Saya berharap gaya ini disukai oleh penonton,” kata Chiska, yang dikenal sebagai sutradara film horor.
Tertantang
Maeeva Amin, yang telah wara-wiri di sejumlah sinetron dan FTV mengaku tertarik, sekaligus tertantang menerima ajakan bermain di film ini,”Karena di film bergenre horor ini, adrenalin dan rush-nya kuat sekali. Ditambah penyajiannya menjadi modal utama,” katanya Maeeva yang sangat terhormat dilibatkan dalam proses produksi film Rumah Kosong ini.
Ceritanya, katanya lagi, murni bagaimana sebuah rumah kosong yang ditinggal oleh pemiliknya akhirnya ‘beralih fungsi menjadi milik penunggu atau mahkluk gaib, dan menghantui penghuninya.
Jadi kekuatan filmnya bergantung pada cerita, cara penyajian, akting pelakonnya.Untungnya Maeeva mengaku adreanalin-nya berlari kencang di film ini, sehingga ketika memasuki peran sebagai seorang istri, dari pelakon utama yang dibintangi Dimas Seto, tidak tidak terlalu banyak menemui kesulitan.
Selain ceritanya logis, menurut dia, film Rumah Kosong, dihadirkan dengan cara yang sangat logis pula. Bahwa sebagaimana dikisahkan dalam kitab suci, jika segala sesuatu yang kosong, seperti rumah, tetap ada yang menempatinya, yaitu makhluk gaib. Dan untuk mengusir mahkluk gaib itu, dibutuhkan doa dan shalat. Dengan kata lain, Maeeva ingin mengatakan, di film ini, ”
Logika tidak dipinggirkan apalagi dihina, sebagaimana logika berpikir sehat di sejumlah film horor kebanyakan yang terlalu menghina akal sehat publik.* kilahnya. (ibra)