Ultah Emas Asean Dengan Sastra, Kuliner dan Festival Budaya Panji

Must Read

Suasana Kota Tua. Foto: Snm.
Suasana Kota Tua. Foto: Snm.

Jakarta, channelsatu.com. Ulang tahun ASEAN ke-50 jatuh pada 8 Agustus 2017, namun sejak tanggal 3 Agustus sampai 6 Agustus 2017 sudah digelar serangkaian acara yang terdiri ASEAN Literary dengan mengambil tema Beyond Imagination, ASEAN Food Festibal (diadakan 5-6 Agustus 2017) dan Festival Budaya Panji yang diselenggarakan di Museum Wayang di Kawasan Kota Tua Jakarta.

Ketiga festival tersebut : Sastra, Kuliner dan Budaya Panji, pelaksanaannya dipusatkan di Kawasan Kota Tua, Jakarta, sunggulah tepat. Mengingat Kawasan Kota Tua merupakan suatu wilayah dengan gedung-gedung tua bersejarah Indonesia dan di tempat itulah masyarakat bisa mendiskusikan sekaligus memamerkan hasil budaya Indonesia di tengah gedung pos, gedung cipta niaga, museum wayang serta seni rupa dan keramik.

Festival Sastra ASEAN 2017 (The 4th ASEAN Literary), tahun ini untuk keempat kali diadakan, adalah wadah dalam memperkenalkan pencapaian dan produk sastra karya penulis ASEAN ke tingkat global. Selain sebagai usaha meningkatkan kecintaan terhadap buku maupun membaca pada kalangan anak muda, juga anak-anak Indonesia serta kawasan ASEAN di era media sosial.

Festival Sastra ASEAN 2017 menghadirkan penulis dan jurnali berpengaruh dan kritis dari kawasan ASEAN seperti Faisal Tehrani (dari Malaysia), Han Zaw, Nyi Pu Lay, Suu Mie Aung (Myanmar), Martin Aleida, Maria Hartiningsih, Arswendo Atmowiloto, Gunawan Muhammad (Indonesia) dan Andrew Fowler dan Michael Vatikiotis. Para sastrawan dan jurnalis ini  melakukan diskusi dan kuliah umum mulai dari pokok pikiran demokrasi, radikalisme, persekusi, feminism  hingga kebebasan berekspresi.

ASEAN Food Festival 2017 diisi juga dengan beberapa bentuk kegiatan seperti demo masak, workshop dan pameran yang diikuti peserta dari perwakilan kedutaan besar ASEAN di Jakarta. Lantas Festival Budaya Panji menggelar berbagai acara, terdiri   pementasan dengan beraneka ragam kisah Panji, pameran dan seminar. Seperti diketahui bahwa cerita Panji mempunyai keunikan karena  pengarangnya banyak, dengan berbagai versi dan diwarnai budaya daerah serta diceritakan dalam bahasa daerah.

Keunikan dan kepopuleran Panji menjadi inspirasi munculnya seni lain seperti wayang, tari, topeng maupun seni rupa. Akan tetapi kisah panji sudah mulai dilupakan orang seiring dengan perkembangan zaman. Patut publik tahu, Perpustakaan Nasional bersama dengan Malaysia, Kamboja, British Library dan Leiden Universitetit telah mendaftar naskah Panji sebagai Ingatan Kolektif Dunia untuk kategori naskah kuno atau Memory of the World di UNESCO yang hasilnya akan diketahui Oktober 2017. ( Syamsudin Noer Moenadi, email nm.syamsudin@yahoo.com).

Latest News

4 Langkah Mudah Merawat Ban Serep Agar Efektif Digunakan dalam Kondisi Darurat

Jakarta, Channelsatu.com - Kondisi ban serep kerap kali kurang diperhatikan para pemilik kendaraan bermotor meski memiliki peran yang sangat vital....

More Articles Like This