Jakarta, channelsatu.com: 88 tahun sudah Wong Hang Tailor berdiri kokoh. Dari sejak tahun 1933 Wong Hang tailor hingga kini sudah memasuki generasi ke empat, sebagai spesialis pembuatan jas pria Wong Hang banyak sudah yang menjadi pelanggang. Tepatnya seperti yang tertera dalam portofolionya, karya Wong Hang sudah digunakan, mulai dari Presiden Soekarno hingga Joko Widodo, para selebritas tanah air yang menyukai karyanya. Karena jahitan yang halus, pas dan enak di badan pemakainya.
”Yang pasti bangga bisa menjadi salah satu penerus dari Dinasti Tailor ini , up and down bersama-sama keluarga yang mempunyai passion yang sama di dunia Fashion Tailoring,” tutur Samuel Wongso usai melakukan pemotretan keluarga besar Wong Hang Tailor beberapa waktu itu.
Pemain film A Man Called Ahok ini, adalah generasi ke empat yang merasa bangga bisa meneruskan bisnis keluarga Wongso. ”Masa pasang surut selalu ada seperti krisis ekonomi beberapa tahun lalu dan seperti sekarang ini pandemi 2020. Bukan hanya kita namun banyak juga di semua industri mengalami hal yang sama, tetapi kami bersyukur tidak terlalu berdampak buruk pada usaha Tailor,” jelasnya.
Wong Hang, adalah label busana ternama yang telah malang melintang dalam industri fashion Tanah Air, yang fokus pada pakaian khusus pria. ”Kami selalu berusaha memberikan service yang terbaik seperti Free Alteration (seumur hidup),” ujarnya.
Ketepatan waktu, pemilihan jenis kain yang sangat banyak sehingga mempunyai banyak pilihan dan cutting yang sangat baik hingga semua client pada waktu menggunakan langsung merasa puas, apa yang kami lakukan menjadi marketing gratis dari mulut ke mulut,” aku Samuel.
”Dari kecil saya selalu diajarkan filosofi-filosofi tailor di keluarga kami, sehingga resep kuno itu menempel di otak dan menjadi bekal untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis keluarga ini,” ungkap ayah satu anak ini menyoal rahasia ampuh menjalankan usaha keluarga di dunia tailor.
Tentunya perjalanan panjang Wong Hang tailor sudah dilalui. Berawal dari sebuah rumah di Jalan Pahlawan, Surabaya, kemudian diteruskan oleh putra sulungnya Wongso Soebroto. Wong Hang meninggal dunia tahun 1983. Kemudian diteruskan oleh Peter Wongso genersi ketiga.
Lalu Peter membuka jalan ekspansi Wong Hang ke Jakarta dengan membuka gerai di Mangga Besar, Pondok, Indah, Kelapa Gading, dan Grand Indonesia serta Green Lake City, Gading Serpong. Belum puas, Wong Hang berekspansi ke luar kota Bandung, Semarang, Makassar dan Medan.
Samuel menyadari dunia fashion sangat dinamis dengan trend yang terus berubah. Menjawab tantangan zaman generasi ke empat Samuel Wongso melakukan terobosan baru, Traveling Tailor, yakni upaya jemput bola agar semakin mendekatkan diri dan kepuasan pelanggan. Hasilnyapun positif.
Samuel kemudian mengenang perjalanan kakek buyutnya. ”Generasi pertama yaitu Wong Hang sendiri yang berangkat dari Guang Dong China menuju Surabaya. Berlanjut Generasi kedua kakek saya Wongso Soebroto dan generasi ketiga dilanjutkan oleh Papa saya mereka tujuh bersaudara (pria) yang melanjutkan, generasi ke empat yaitu generasi saya bersama kakak dan adik-adik sepupu sementara masih lima orang,” paparnya,
Pertanyaannya, adakah persiapan khusus untuk generasi kelima dalam keluarga untuk melanjutkan tongkat estafet keberhasilan yang sudah mereka raih? ”Ya ini sedang dipikirkan yang pasti tidak ada paksaan seperti generasi kami, juga tidak pernah dipaksa untuk bekerja di industri ini,” timpal adik Samuel, Stephen Wongso ini. (Ibra)