
Jakarta, channelsatu.com: TUBUHNYA mungil, tapi gesit. Paling suka melakukan tendangan kaki. Gerakan Mawashi Geri dan Ushiro Geri adalah favoritnya, sangat cepat, dan itulah yang membikin lawan-lawannya terkadang tak bisa berkutik saat bertarung di atas matras turnamen karate.
Di masa pandemi Covid-19 tak membikin karateka cilik ini berhenti mengukir prestasi. Dengan tekad membara, Azzura Zahara Harahap tetap eksis melakoni kejuaraan meski lewat online atau secara virtual.
Kemarin Azzura dipaksa puas memperoleh medali perunggu pada kejuaraan Karate Nasional Menpora RI Sumpah Pemuda Virtual Championships 2020 di kelas Shadow Kumite Usia Dini Putri. Mewakili dojo Fighter Antika Club (FAC) Azzura harus legowo finis di urutan ketiga di turnamen karate akhir tahun 2020 ini.

Sebelumnya, gadis cilik berusia 9 tahun yang bersekolah di kelas 3 MI Arrofi TWI Cibitung Bekasi ini menjuarai sejumlah turnamen terbuka tingkat nasional, seperti medali emas Menpora Cup 2019, medali perunggu UNJ Cup 2019, medali emas SBY CUP 2019 & 2020, medali perak Menpora Cup 2018, medali emas Emporium Cup I/2019, medali emas NARA CUP VI/2018, medali emas Sekoci Cup III/2019, medali emas Kejuaraan Antar Pelajar SD tahun 2018, medali emas Kejuaraan Antar Ranting se-Jabodetabek Dojo 37 Cup V/2018 dan lainnya.
“Meski masih suasana covid, saya ngga pernah berhenti latihan. Tiap pagi setiap hari saya selalu berlatih. Badan saya justru pegel-pegel kalo ngga latihan hehe, ” ujar Azzura tertawa.
Setiap selesai shalat Subuh, bontot dari 4 bersaudara pasangan keluarga Ali Nurdin Harahap dan Miyati ini langsung menuju lapangan untuk berlatih di bawah arahan dan bimbingan sang ayah.
“Begitu setiap hari. Mula-mula sulit, tapi lama-lama jadi kebiasaan. Sekarang enjoi aja. Meski kawan-kawan ngga latihan, saya tetap berlatih. Sebab kalo hanya mengandalkan latihan sekali seminggu, sulit untuk bisa jadi atlet bagus. Jadi harus bener-bener disiplin dulu, ” urai Azzura.
Ikut berlatih bela diri di olahraga karate sejak usia balita 3 tahun, Azzura tumbuh sehat dan enerjik. Itu tak lepas dari penerapan disiplin yang ketat dari sang kakak yang kebetulan anggota TNI.
“Kakak saya juga atlet karate, dari dia saya banyak belajar. Kebetulan kami memang dari keluarga pecinta karate, mulai ayah dan semua kakak-kakak saya adalah karateka,” jelas pemegang sabuk Coklat Kyu 1 Inkai ini.
Bercita-cita ingin masuk AKMIL, Azzura tidak semata-mata menempa fisik dan prestasinya saja. Dia juga mengasah kecerdasan dan selalu masuk rangking 10 besar di kelas sekolahnya.
Tak hanya sampai disitu, Azzura setiap hari belajar mengaji membaca Al-Quran.
“Setiap abis shalat Magrib, saya langsung ngaji baca Quran sama ayah, sekaligus hafalan juga,” imbuhnya.
Jika sudah besar nanti, Azzura ingin mengikuti jejak kakaknya, baik sebagai atlet maupun ingin menjadi anggota TNI.
“Kata ayah, cita-cita itu dibangun dan dipersiapkan sejak kecil, ngga bisa ujuk-ujuk. Kebetulan saya emang pengen jadi atlet dan sekaligus tentara. Keren ngga hehe..,” tuntasnya tertawa senang.(ibra)