Jakarta, channelsatu.com: “Empat puluh tahun saya berkarir di dunia film. Selama berkarir tentulah banyak hal yang saya perjuangkan. Namun apa yang saya perjuangkan itu, memang belum semua terlihat hasilnya. Sementara suatu keberhasilan itu, justru orang lainlah yang menilai. Sekarang ini, keadaan perfilman di tanah air begitu memelas.”ujar ikon Festival Film Indonesia (FFI) 2014, Christine Hakim dalam acara kunjungan silaturahim ke kantor redaksi Tabloid Cek & Ricek, Kamis (6/11/2014).
Setidaknya ketinggalan dengan banyak negara lain. Korea (Selatan) yang jumlah penduduknya hanya 70 juta, film produksinya yang laris, ditonton lebih dari sepuluh juta. Sedang di Indonesia yang jumlah penduduknya tiga kali lipat dari Korea, film produksinya yang laris hanya ditonton dua juta. Di sini, film Indonesia untuk mencari penonton satu juta saja betul-betul pergulatan. Diperlukan perjuangan keras, “sambung Christine.
Dalam kunjungan itu Christine Hakim, aktris senior yang telah mendapat tujuh Piala Citra, didampingi Ketua Pelaksana FFI 2014 yang juga anggota Badan Perfilman Indonesia (BPI), Kemala Atmojo, disambut langsung secara hangat oleh sosok nomor satu dari Tabloid Cek & Ricek, Ilham Bintang. “Sengaja kami meminta Panitia FFI (2014) datang hari Kamis, supaya berbarengan dengan rapat redaksi dan awak kami pun bisa berdikusi serta menggali mengenai persoalan FFI, “cetus Ilham Bintang yang mendapat julukan Raja Infotainmen.
Alhasil memang demikian. Pertemuan panitia pelaksana FFI 2014 dengan awak media Tabloid Cek & Ricek berlangsung akrab, terbuka dan apa adanya. Kemala Atmojo menjelaskan tentang pelaksanaan FFI 2014 yang tidak ada lagi sekat-sekat antara insan film dari kalangan tua maupun muda.
“Semua menyatu, semua bergandengan dan semuanya berjabatan tangan mesra. Riri Reza yang sering tidak ikut festival, sekarang ini mendaftarkan filmnya Sakola Rimba. Juga film produksi dari produser kawakan seperti Rapi Film maupun Multivision. Ini artinya betapa FFI 2014 diterima semua pihak, “ungakp Kemala Atmojo yang menerangkan pula bahwa pada FFI 2014 ada beberapa perubahan.
Mendengar penjelasan Ketua Panitia FFI 2014 yang begitu tegas dan gamblang, kontan Ilham Bintang berkomentar, “FFI 2014 adalah festival islah.“ Hal inipun disambut oleh Christine Hakim, “Itulah yang diharapkan,kami ingin menciptakan suasana sejuk.“
Tentang perubahan apa yang terjadi pada FFI 2014, antara lain perihal kembalinya wujud Piala Citra ke bentuk semula. “Ini atas permintaan artis–artis senior, “ucap Kemala Atmojo yang menyebutkan beberapa nama artis senior. Membuka lembaran sejarah, tercatat pada tahun 1966 Piala Citra mulai diberikan kepada pemenang FFI.
Piala Citra yang dipergunakan hingga FFI 2007 ini merupakan hasil rancangan dari seniman patung (Alm) G. Sidharta. Ketika FFI yang semula diselenggarakan Yayasan Film Film Indonesia (YPI) diambilalih oleh pemerintah tahun 1979, Piala Citra pun disahkan oleh Menteri Penerangan masa itu, yaitu (Alm) Ali Murtopo.
Pertemuan Panitia Pelaksana FFI 2014 dengan awak redaksi Tabloid Cek & Ricek mengalir dengan situasi rileks, sertamerta berakhir penuh dengan suka cita. Usai pertemuan, pastilah diakhiri dengan foto bersama dan tentu saja lantas Christine Hakim diwawancari khusus oleh awak Tabloid Cek & Ricek, yang bisajadi nantinya untuk laporan utama Tabloid Cek & Ricek edisi terbarunya.
Sebelumnya panitia FFI 2014 bersama beberapa selebritas telah berkunjung ke harian Kompas, Kompas TV, Tabloid Bintang Indonesia dan Tempo. (snm/Humas FFI 2014). Foto: Dudut Suhendra Putra.