John De Rantau Garap Kisah Heroik Sang Pencipta Lagu Indonesia Raya, WR Supratman ke Bioskop

Must Read

Adegan film Wage. Foto: Ist.
Adegan film Wage. Foto: Ist.

Jakarta, channelsatu.com: Siapakah WAGE? Nama lengkapnya WAGE Rudolf Supratman. Oh, penggubah lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya!

Hanya sampai di sini sajakah pengetahuan sebagian terbesar warga Republik Indonesia mengenai beliau? Tiada yang cukup mengetahui mengenai di mana dan kapan tanggal lahir serta tanggal wafatnya, apa saja perjuangannya? Dan bagaimana beliau menjadi simbol serta identitas bangsa semenjak mula pertama mengumandangkan lagu Indonesia Raya berbareng dengan
bergemanya ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928?

Nampaknya mau tak mau mesti diakui demikian, karena memang langka buku biographi mengenai riwayat hidup WAGE, dan itu pun hanya dibaca sangat terbatas, khususnya oleh anak muda masa kini…

Berangkat dari kesadaran akan hal inilah maka sineas John De Rantau dan timnya sampai pada tekat bulat untuk membuat biopic bertajuk WAGE. John De Rantau (47), sineas kelahiran Padang, sudah angkat nama di blantika perfilman lewat karya-karyanya; Mencari Madonna (2004), Denias, Senandung di Atas Awan (2006), Obama Anak Menteng (2010), dan Semesta Mendukung
(2011).

Setelah rehat nyaris tujuh tahun lamanya, baru sekarang John berkiprah kembali. Hakekatnya persiapan penggarapan WAGE dimulai sejak dua tahun lalu, berlanjut dengan syuting hampir secara diam-diam selama tiga bulan di lokasi kota tua Semarang, Jogjakarta, Magelang, dan Solo. Dan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan, 10 Nopember mesteri sosok pencipta lagu Indonesia Raya, perjuangannya akan hadir di bioskop, dengan judul WAGE.

Poster film Wage. Foto: ist.
Poster film Wage. Foto: ist.

“Kami tidak ingin gembar-gembor tanpa bukti, baru sekarang setelah film rampung, kami mulai berpromosi,” ucap produser Andy Shafik. pada awak media saat peluncuran trailer film Wage, Kamis (28/9/2017) di Jakarta.

Lewat film Wage John De Rantau ungkapkan riwayat hidup sang penggubah lagu kebangsaan yang belum banyak diketahui masyarakat secara runtut, cermat, dan jelas, diimbangi mutu estetika berkelas dalam durasi 110 menit.

“Aku harus ikut berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini dengan lagu dan biolaku. Untuk itu, aku pun harus terlibat langsung dalam pergerakan kemerdekaan bangsa ini,” demikian semangat membara seorang WAGE, laki-
laki kelahiran Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903 dalam satu dialog di film ini.

Somongari tidak lain adalah desa yang diyakini dibuka oleh sisa-sisa laskar pasukan Pangeran Diponegoro, perdikan yang masih terus mengobarkan semangat perlawanan terhadap penindasan penjajah Belanda. Darah pejuang itu bisa jadi memberi semangat bagi WAGE ketika memutuskan meninggalkan segala kemewahan yang dimilikinya di Makassar dan kembali
ke Jawa.

Semangat membara itu mengantar WAGE melibatkan diri secara langsung dalam pergerakan kemerdekaan di Jawa, menjadi wartawan yang menyuarakan penderitaan rakyat kecil, memasuki ruang-ruang rapat organisasi pemuda, terlibat arena pergerakan kebangsaan, dan terutama menggubah lagu-lagu perjuangan untuk menggelorakan semangat perlawanan rakyat. Dari Barat sampai ke Timur, Indonesia Wahai Ibuku, Di Timur Matahari, dan R.A.Kartini adalah sebagian di antara lagu-lagu perjuangan gubahannya. Dan puncak segala karyanya, lagu kebangsaan Indonesia Raya.

John De Rantau, menjelaskan, direncanakan WAGE akan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan kabinet menteri-menterinya dalam gala preview khusus di Djakarta Theatre XXI Nopember dalam waktu dekat ini.

Judul Film: Wage, Produksi: OPSHID MEDIA UNTUK INDONESIA, Para Pemain : Rendra, T. Rifnu Wikana, Prisia Nasution, Woulter Zweers, Putri Ayudya, Ricky Malau, Fery Sopyan, Pandoyo, Kedung de Romansa, Banon Gautama, Roy Santoso, Oim Ibrahim. Eky Lamoh, Eko Pertel, Peter van Luijk, Bra Makahekum, Koirul Ilyas Aryatama, Nio Soeprapto, Executive Produser : M.Subchi Azal Tsani, Co. Executive Produser : Sheika Amenia Basalama, Deny Nugroho, Rizki Hikmawan, R. Ivan Nugroho. (Ibra)

Latest News

Raih Rekor MURI, Pengantin Iblis Jadi Film Horor Indonesia Pertama yang Diadaptasi ke Dalam Game

Jakarta, Channelsatu.com - Film garapan LYTO Pictures, Pengantin Iblis, siap menggebrak industri perfilman Indonesia dengan genre horor yang akan...

More Articles Like This