Jakarta, channelsatu.com: Festival film Usmar Ismail Awards (UIA) mulai mempersiapkan diri untuk menyambut hajatan ketiganya secara beruntun. Sejumlah perubahan sudah disiapkan untuk membuat festival yang dihajat oleh komunitas wartawan ini bisa menjadi lebih baik.
Wina Armada, ketua Dewan Juri UIA, menyatakan saat ini pihaknya terus mencoba melakukan perbaikan. Di antaranya dengan merangkul lebih banyak wartawan yang akan menjadi juri buat penilai festival UIA 2018. “Kita akan mencoba memperbanyak lagi perwakilan-perwakilan wartawan dari daerah,” katanya.
Berdasarkan hasil rapat pertama dewan juri UIA 2018, Rabu (4/10), di Pusat Perfilman Usmar Ismail (PPHUI) Jakarta, Wina menjelaskan pihaknya telah menetapkan persyaratan untuk menjadi juri. “Persyaratannya harus 20 tahun menjadi wartawan film atau telah menulis kritik film minimal 25 kali atau dikenal memiliki kompetensi sebagai kritikus film oleh masyarakat perfilman Indonesia atau juga memiliki penghargaan tingkat nasional untuk kritik film atau statusnya dapat ditetapkan oleh panitia UIA untuk menjadi anggota dewan juri,” paparnya.
Dengan kriteria tersebut, Wina berharap keraguan terhadap kompetensi juri yang menilai UIA 2018 bisa semakin disisihkan. Ia menegaskan sejauh ini anggota juri yang sudah terlibat di dalam penyelenggaraan UIA 2017 merupakan wartawan yang masih aktif dengan liputan di dunia film nsional. “Untuk kriteria juri di UIA 2018 memang perlu kita tegaskan lagi,” ujarnya.
Untuk film yang akan dinilai pada penyelenggaraan UIA 2018, adalah film-film yang beredar di bioskop mulai April 2017 hingga Maret 2018. Pihak dewan juri nantinya menilai seluruh film tersebut secara independen. “Untuk sistem penilaian akan ada perubahan juga dibandingkan pada penyelenggaraan UIA 2017. Yang jelas perubahan ini tidak akan mengubah substansi penilaian. Perubahan yang akan dilakukkan ini bertujuan untuk membuat bobot penilaian akan semakin baik,” kata Wina.
Soni Pujisasono, ketua Panitia Pelaksana UIA, berharap agar penyelenggaraan UIA 2018 bisa berjalan lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Ia menginginkan adanya pedoman yang bersifat baku untuk penjurian UIA 2018. “Nantinya perlu dibentuk tim kecil menjadi induk buat penyelenggaraan sekaligus menjadi pegangan buat penyelenggaraan UIA 2018,” katanya.
Ketua Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Irwan Usmar Ismail, berharap penyelenggaraan UIA 2018 bisa tampil semakin baik. Ia optimistis adanya kerjasama yang semakin baik akan membuat penyelenggaraan festival yang mengusung tagline Penghargaan Insan Film Sesungguhnya ini bisa memberikan kontribusi positif buat geliat film Indonesia.
“Harapan saya tentunya semoga kegiatan UIA tahun depan bisa berjalan sukses. Tentunya perlu ada persiapan lebih baik lagi,” kata putra dari tokoh perfilman Indonesia Usmar Ismail ini. (Ibra)