Scroll untuk baca artikel
ShowbizSinopsis

Apa Itu Wayang Revolusi

9
×

Apa Itu Wayang Revolusi

Sebarkan artikel ini
Pagelaran wayang. Foto Ilustrasi.
Pagelaran Wayang. Foto: Ilustrasi.
Pagelaran Wayang. Foto: Ilustrasi.

Jakarta, channelsatu.com: Sebagaimana kita kenal, ada beberapa jenis wayang yakni Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Beber dan Wayang Janur. Lantas kitapun mengenal Wayang Wong alias Wayang Orang yang tokoh –tokohnya dimainkan manusia sertamerta berdasarkan kisah Ramayana maupun lakon Mahabarata.

Episode Ramayana dan kisah Mahabarata adalah pijakan yang sesuai pakem apabila jenis wayang tersebut digelar. Namun dalam perkembangannya yang sedikit orang mengenal, yaitu adanya Wayang Revolusi. Apa itu Wayang Revolusi, hal tersebut bisa dilihat di Museum Wayang Jakarta yang berada di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27 Jakarta Barat. Apalagi pada acara Pekan Wayang Ke XII, pertengahan Agustus 2015, dipentaskan Wayang Revolusi dan Wayang Urban Revolusi.

Pentas Wayang Revolusi yang dimainkan dalang Nyi Sri Sulansih dengan lakon Peringatan Hari Kemerdekaan. Sedang pentas Wayang Urban Revolusi dalangnya : Ki Nanang Hape yang membesut lakon bertajuk Gejolak Revolusi. Kedua lakon itu jelas-jelas alur ceritanya keluar dari pakem.

Simak lakon Wayang Urban Revolusi dimulai dari sejarah bangsa Indonesia sejak masuknya VOC (Verenigde Oostindische Compaigne). Dengan masuknya VOC ke Indonesia berarti bangsa Indonesia masuk dalam era menjadi bangsa terjajah. Selama lebih kurang 350 tahun dalam cengkeraman penjajahan Belanda bangsa Indonesia mengalami perubahan pola penjajahan. Terakhir dengan pendudukan Jepang yang berlangsung tiga setengah tahun lamanya.

Lengkaplah semua simbol yang dipujai, akan tetapi sudahkah bangsa Indonesia berdaulat untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan bangsa lain (asing)? Juga sudahkan sumber daya yang melimpah bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia dan sudahkah negara benar-benar menlindungi rakyatnya?

Kiranya tidak berlebihan Wayang Revolusi memang oke. Wayang Revolusi hadir setelah Indonesia Merdeka pada tahun 1945. Pada waktu itu Pulau Jawa masih terus bergejolak dan pada masa itupun perhatian masyarakat lebih menyukai kisah VOC, mengenai cerita seorang marskal bertangan besi Daendels, yang di Jawa terkenal sebagai Tuan Guntur. Kisah lain yang dinikmati masyarakat ialah tentang Perang Jawa, dan Perang Aceh.

Kondisi masyarakat pada waktu itu tidak begitu kokoh, visi politiknya terombang ambing. Sehingga membuat Raden Mas Sayid tergerak hatinya untuk membantu peranan para pemimpin Indonesia dalam pembangkitan dan memperkuat nasionalsme bangsa.

Tahun 1950-an Raden Mas Sayid membuat suatu perangkat wayang khusus untuk mengangkat topik –topik tersebut dan diperkenalkan dengan Wayang Perdjoeangan yang sekarang dikenal dengan nama Wayang Revolusi. Perangkat wayang ciptaan Raden Mas Sayid yang demikian istimewa dibeli oleh Wereldmuseum, dahulu Museum Voor Vol kekunde atau Museum Ilmu Bangsa-bangsa di Rotterdam.

Perlu diketahui Wayang Revolusi tidak pernah mempunyai naskah cerita tertulis sehingga pergelaran wayang tersebut tidak memiliki pakem yang khusus. Pada umumnya pergelaran Wayang Revolusi ini mengambil cerita dari berbagai sumber sejarah nasional Indonesia dan disesuaikan dengan tokoh-tokoh wayang yang ada.

Tema Pekan Museum Wayang ke XII ialah : Dengan Semangat Revolusi Kita Tingkatkan Kecintaan Terhadap Wayang. Tema yang masih relevan serta aktual. Memang harus disaluti bahwa Museum Wayang tidak hentinya –hentinya melakukan apresiasi kepada masyarakat (tidak hanya) Jakarta.

Tanpa peranan dan aksi atau tindakan yang nyata dari Museum Wayang pastilah masyarakat tidak mengetahui adanya Wayang Revolusi. Pun di satu sisi secara umum Wayang selain sebagai tontonan juga sebagai tuntunan. Beraneka ragam corak dan penampilan wayang, tentu tidak diingkari bahwa wayang merupakan seni budaya yang adi luhung.

Lantaran sebagai budaya adi luhur, maka haruslah dilestarikan dan dikembangkan. Mengingat hal tersebut perlu pula lebih ditingkatkan. Semuanya itu dalam upaya memperkenalkan dan mempromosikan seni pewayangan terhadap masyarakat umum, khususnya kaum muda yang saat ini sudah memasuki zaman digital .

Anak muda di zaman digital apabila mendengar istilah wayang, maka pengertiannya secara umum adalah suatu bentuk seni pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dan dalang itu menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan.

Wayang ialah warisan kebudayaan leluhur yang sangatlah mampu bertahan berabad -abad dengan mengalami perubahan dan perkembangan sampai mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Demikianpun Wayang Revolusi. Wayang dikenal dan didukung oleh sebagaian besar masyarakat Indonesia, mempunyai corak sekaligus sifat yang khas dan bermutu tinggi sehingga dapat disebut sebagai salah satu kebudayaan nasional. (Syamsudin Noer Moenadi , Redaktur channelsatu. com dan penggemar wayang )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *