Jakarta, channelsatu.com: Sepuluh bulan sudah wabah covid-19 menyerang Indonesia, yang mengakibatkan banyak sektor terpuruk. Buah pahit ini suka tidak suka memang harus diterima bagi sebagian masyarakat yang terkena langsung dampak secara ekonomi. Tanpa terkecuali industri perfilman Indonesia ikut terkena imbasnya bagi penikmat film bioskop, yang harus tutup demi menghindari wabah tersebut.
Ditengah kegalauan pelaku industri film bioskop, platform digital Over The Top atau OTT jadi pilihan alternatif untuk menghidupkan kreatifitas orang film. Hal ini bisa dinikmati melalui HOOQ, Netflix, Iflix, Goplay, Disney + Hotstar, Vidio, Youtube secara berbayar, langganan maupun gratis.
Tercatat ada tiga film tayang via OTT, yakni Sejuta Sayang Untuknya, Bidadari Mencari Sayap dan Nona, yang merupakan kerjasama dengan Disney + hotstar. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum PPFI Deddy MIzwar yang menjadi narasumber secara virtual, yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan komunitas Demi Film Indonesia Kamis (14/1/2021) kemarin.
Deddy menjelaskan, melalui OTT harus disyukuri dan diambil hikmatnya. Sebab, membuka peluang film Indonesia mendunia dan sekaligus diuji persaingan yang ketat membuat karya terbaik. Hal senada juga disampaikan Yan Widjaya selaku Nontoners dan Jurnalis Senior, kalau OTT menjadi sarana alternatif masyarakat untuk nonton film bioskop dan jadi market baru bagi produser untuk menjual filmnya.
“Meski begitu nonton film di bioskop tetap tidak tergantikan. Karena suasananya beda, kenyamannya juga beda. Saya kira nonton film di bioskop tinggal soal waktu saja. Covid berakhir masyarakat pun akan kembali ke bioskop,” papar Deddy lebih jauh.
Ahmad Mahendra Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, yang juga hadir dikegiatan ini, turut memberi dukungan para pelaku industri perfilman, agar tetap kreatif di tengah Pandemi Covid-19, baik lewat bioskop maupun OTT.
Acara yang dipandu oleh host Arul Muchsen, siang kemarin juga menghadirkan sebagai nara sumber Wina Armada Sukardi selaku kritikus film, dan Nyoman Shuida (Deputi 5 PMK) yang mewakili Muhadjir Effendy Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudyaan Indonesia. (Ja)