Jakarta, channelsatu.com: Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur 2017, yang dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka Resort & Convention, Cipayung. Puncak, Bogor, Jawa Barat, selama sepekan mulai 16 hingga 22 Juli 2017 ini, bersamaan dengan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) Percasi–Pesatuan Catur Seluruh Indonesia – ke XXVIII.
Kejurnas Catur 2017 yang merupakan ke-46 diselenggarakan memang menjadi tolak ukur bagi prestasi dunia catur Indonesia, mengingat sistem yang digunakan berformat catur klasik alias standar. Sistem ini juga dilakukan pada kejurnas catur tahun 2016.
Kejurnas catur yang dilakukan secara berkala adalah cara untuk mengukur prestasi. Maka, dalam kejurnas catur ini semua daerah diharapkan mengirimkan para percaturnya untuk ikut berlaga pada 17 nomor yang dipertandingkan.
Hal inipun menjadi kesempatan berharga setiap daerah untuk mengukur prestasi para atlet mereka. “Kejurnas ini akan diikuti pecatur unggulan dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak diingkari Percasi ingin mendapatkan pecatur-pecatur yang berkualitas, “ ujar DR. Ir. Willy M Yosef, MM, Ketua Panitia Penyelenggara Kejurnas Catur 2017 kepada channelsatu.com di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sementara pada Musyawarah Nasional saat ini, Pengurus Besar Percasi memiliki agenda penting, memilih ketua baru. Pada Rakernas tahun 2016, telah diputuskan secara aklamasi mencalonkan dan mendukung penuh GM Utut Adianto sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Percasi periode 2017-2021.
Tahun 2010 sampai dengan 2017, Pengurus Percasi dibawah kepimpinan Hashim S. Djojohadikusumo. Sedangkan Percasi mulai dirintis tahun 1948 di Yogyakarta, namun tanggal 17 Agustus 1950 dipilih menjadi tanggal resmi berdirinya Percasi. Ketua Umum Percasi pertama adalah Dr. Suwito Mangkusuwondo (almarhum).
Tahun 1955 kedudukan Pengurus Percasi dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta. Tahun 1960 Percasi diterima sebagai anggota FIDE (Federation Internationale Des Echecs) atau Federasi Catur Internasional sampai sekarang. Tahun 2000 catur diakui sebagai salah satu cabang olahraga resmi dunia oleh Internasional Olympic Committee (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional.
Perlu dicatat Olimpiade khusus catur diselenggarakan setiap dua tahun sekali, karena kerumitan, keunikan dan dinamika permainannya yang berkembang pesat sesuai perkembangan teknologi komputer. Patut dicatat pula, sejak berdirinya Percasi telah melahirkan tujuh Grandmaster : alm GM Eddy Handoko, alm Ruben Gunawan, alm GM Herman Suradiradja, GM Utut Adianto, GM Ardiansyah, GM Cerdas Barus, GM Susanto Megaranto serta dua Grandmaster Wanita- Women Granmaster- yanik Irene Kharisma Sukandar dan Medina Warda Aulia.
Saat ini Percasi berda di 36 provinsi dan hampir di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.(Syamsudin Noer Moenadi, email nm.syamsudin@yahoo.com)