Bogor, channelsatu.com: Film bertajuk Uncle yang berkisah tentang gadis cilik yang mengalami kebutaan dan mendambakan untuk melihat dunia, karya siswa SMK Kosgoro Bogor meraih gelar film terbaik Festival Film Pelajar Bogor ke- 6 atau Bogor Indiefest ke- 6. Sedang film terbaik 2 diraih Ini Indonesia karya siswa HSKS Jakarta dan terbaik ketiga disabet film berjudul Unknown karya siswa SMK Adi Sanggoro.
Festival Film Pelajar Bogor yang digagas mahasiswa Universitas Pakuan Bogor, bergabung dalam komunitas Club Lobi Film, adalah lomba film pelajar yang awal mulanya untuk SMA maupun SMK sederajat seJabotabek. Namun pada tahun 2017 ini juga untuk siswa yang berada di Bandung, Sukabumi dan daerah lain di Indonesia.
Bogor Indiefest ke-6 bertema Extraordinary of Tradisional dan pesertanya semakin meningkat. Kendati penyelenggaraannya maju pada akhir Januari 2017, biasanya diadakan bulan Maret. Waktu yang pendek memang bukan halangan mahasiswa Universitas Pakuan Bogor menyelenggarakan suatu festival, justru merupakan tantangan untuk ke depannya yang lebih baik. Setidaknya memperkokoh komunitas film yang berada di Bogor, dan sejatinya bisa memberikan warna pada jagad perfilman Indonesia.
Tidak diingkari enam kali diselenggarakan adalah waktu yang dianggap masih melangkah, namun semangat serta komitmen komunitas Club Lobi Film patutlah diberi acungan jempol. “Dalam membuat film, pelajar Bogor sudah tidak lagi dipandang sebelah mata. Dan untuk tahun depan Bogor Indiefest tidak lagi seJabotabek tapi seIndonesia,” cetus Fajar, ketua Panitia Indiefest ke-6.
Selain memilih film terbaik 1,2 dan 3, dewan juri yang terdiri dari dosen Universitas Pakuan Bogor, pemerhati film, akademisi, dan kritikus film, juga memilih film pilihan juri yang disabet Sompral, film bergenre horor dengan sentuhan komidi. Film Sompral juga meraih gelar terbaik untuk kategori ide cerita. Lantas untuk aktor–aktris terbaik diberikan pada pemeran film Uncle. Sementara kategori Penata Kamera Terbaik digenggam film Unknow, kategori Sutradara Terbaik adalah film Karma, dan Editor Terbaik yaitu film 00.01.
Menanggapi Bogor Indiefest ke-6, sineas Anggy Umbara sutradara film yang banyak mencetak film laris, juga menjadi pembicara seminar pada festival tersebut, merasa bangga. “Benar-benar membanggakan. Makin banyak bakat yang luar biasa, dan hal inilah yang nantinya berbicara dalam kancah perfilman Indonesia. Bagaimanapun mereka perlu berlatih, mengasah serta belajar. Sekarang ini, tidak diingkari sineas Indonesia adalah generasi muda yang usianya 40an tahun,“ ujar Anggy Umbara yang keluarganya banyak berkecimpung di dunia film pada channelsatu. (Syamsudin Noer Moenadi, email nm.syamsudin@yahoo.com).