Jakarta, Channelsatu.com – Lima insan film menerima penghargaan Bintang Prasasti yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Kelima insan film tersebut tiga diantaranya sudah almarhum yaitu Bing Slamet, Benyamin Sueb dan Suzzanna. Yang dua tokoh lagi adalah Raam Punjabi (produser MVP) dan Ridwan Kamil (mantan Gubernur Jawa Barat).
Yang menarik adalah Ridwan Kamil (RK) yang kini bertarung sebagai calon Gubernur DK Jakarta. Ternyata, RK sudah mrmbintangi sebanyak 17 film nasional. Diantaranya Dilan, Dilan, Wo Ai Ni, 1983, Yo Wis Ben, Yo Wis Ben 2, Yo Wis Ben 3 dan banyak lagi.
“Pemberian penghargaan ini digelar dalam rangka peringatan 3 tahun penganugerahan Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional,” kata Menbud Fadli Zon dalam sambutannya.
Kita tahu, Usmar Ismail adalah Bapak Perfilman Indonesia yang mengawali Darah dan Doa sebagai film nasional pertama yang seluruh pemeran dan kru nya berasal dari Indonesia.
Dan film terakhir yang belum sempat dirampungkan bertajuk Ananda yang dibintangi Lenny Marlina.
Di sisi lain, Fadli Zon juga merasa gembira karena perolehan penonton film nasional sebanyak 80 juta orang berhasil mengungguli perolehan penonton film asing yang hanya 34 juta orang.
“Ini berarti film Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan kita harus terus menjaganya,” harap Fadli Zon. Siang itu, gedung PPHUI ramai disesaki insan-insan film senior.
Tampak antara lain Alicia Djohar (Ketum Parfi), Djony Syafrudin (Ketum GPBSI), Ilham Bintang, Pong Hardjatmo, Aty Cancer, Adi Bing Slamet, Soultan Saladin, Ully Sigar Rusady dan Paramitha Rusady yang menghibur khalayak melantunkan cuplikan lagu yang jadi original sound track (OST) beberapa film nasional.
Last but not least, meski hujan turun deras membasahi udara Jakarta, namun suasana didalam gedung PPHUI berlangsung hangat dan seru.
Para insan film yang lama tak bersua saling bersalaman saling peluk dan saling berfoto bareng. Tak ayal Menbud Fadli Zon ‘dikeroyok’ dan dikerubuti para insan film.
Maklum, sejak Indonesia merdeka, insan film dan insan budaya baru punya ‘Bapak’. (Tyo)