Riau, channelsatu.com: “Kami dengan ini atas nama TNI AU meminta maaf kepada rekan-rekan media atas kejadian tersebut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus seperti yang diwartakan bbc.
Permintaan maaf ini disampaikan TNI Angkatan Udara atas terjadinya pemukulan terhadap wartawan yang tengah meliput berita setelah jatuh pesawat Skyhawk beberapa kilometer dari landasan udara Rusmin Nurdjadin di Siak Hulu Kabupaten Kampar, Riau.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa saat setelah berita jatuhnya pesawat pada Selasa (16/10) pagi meluas dan lokasi terdekat dengan titik kecelakaan dipenuhi warga.
Azman menduga aparat jengkel kepada warga dan wartawan yang sudah mengerumuni lokasi kecelakaan padahal hal itu sangat berbahaya.
“Perwira di lokasi mengatakan kepada saya, tim penolong yang hendak ke lokasi sulit karena terhalang massa. Nah insiden ini mungkin terjadi karena aparat kalut memikirkan nasib penerbang yang diduga masih ada dalam pesawat,” jelas Azman.
Perwira yang dimaksud, Penerbang Reza Yori Prasetyo, ternyata selamat karena sudah lebih dulu menggunakan kursi pelontar saat pesawat hendak jatuh.
Sementara seorang juru kamera dan dua pewarta foto sudah terlanjur menjadi korban penganiayaan petugas berseragam TNI AU saat hendak mendekati lokasi.
Rekaman foto dan video pemukulan dan pencekikan terhadap wartawan tersebut segera beredar luas, termasuk di situs video gratis Youtube, dan memantik reaksi keras berbagai kalangan.
Salah seorang korban, Didik Herawanto yang bekerja untuk Riau Pos, akhirnya melaporkan secara resmi kasus kekerasan terhadap dirinya kepada Kantor Satuan Polisi Militer Lanud Roesmin Nurjadin.
Berbahaya
Kasus ini segera memicu protes keras organisasi media.
Aliansi Jurnalis Independen Indonesia dalam siaran persnya mendesak panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara untuk menindak pelaku kekerasan terhadap para wartawan.
AJI Indonesia juga ‘menuntut para pelaku itu diadili sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers’ sebagai pengingat profesi wartawan dilindungi oleh hukum.
Meski meminta maaf, TNI AU menegaskan sikap wartawan dan warga yang memaksa mendekati wilayah kecelakaan pesawat sangat berbahaya.
“Apalagi ini pesawat tempur, sayap kanan-kirinya berisi peluru kendali,” tegas Azman Yunus.
Daya ledak kedua peluru pada sayap Skyhawk tersebut menurut Azman sangat besar dan bisa berakibat fatal bagi orang di sekitarnya.
“Anda tahu Bom Bali? Ini bisa lebih besar,” tambahnya.
Pesawat Skyhawk 200 buatan Inggris ini tengah dipakai sebagai moda latihan terbang rutin sebelum Letnan II Penerbang Reza Yori Prasetyo melontarkan dirinya sebelum pesawat jatuh.
Menurut TNI AU pasca kecelakaan kondisi fisik Reza cukup baik namun kini dirawat di rumah sakit karena mengalami trauma dan guncangan jiwa akibat kejadian tersebut.(bbc/ch1)