channelsatu.com, Jakarta: Meski kondisi wabah Covid 19 terus membaik namun kebutuhan fasilitas kesehatan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan maupun relawan tetap tinggi. Hal ini diakui, Stephen Wongso dari Wang Hang Tailor pada awak media, rumah produksi jas premium asal Surabaya, kalau produksi APD berupa Coverall (hazmat) dan face shield untuk para tenaga medis, melonjok tajam.
Diterangkan Stephen, semenjak awal pandemi sudah fokus untuk produksi APD dengan standart tertinggi sehingga membantu melindungi nakes. Untuk itu, ia menambah line produksi dan shift kerja semaksimal mungkin untuk memenuhi supply APD di seluruh Indonesia.
karena permintaan tinggi, Stephen mengakui ambatan utama untuk memproduksi APD, adalah bahan baku dasar yang membutuhkan waktu lama karena mengunakan bahan lokal untuk mempertahankan status TKDN 91%. Belum lagi terjadinya perang harga dengan APD “abal-abal” yang diproduksi asing atau lokal, yang tidak bersertifikasi. Sehingga produk yang unggulan akan terlihat mahal dibandingkan dengan produk “abal-abal” karena banyak masyarakat tidak paham standart yang benar.
“Meski begitu, untuk APD kami akan selalu memproduksi karena kami sudah invest team dan alat-alat khusus untuk produksi APD. Karena diperkiraaan pandemi ini akan berubah menjadi endemi dan APD + medical gown akan selalu diperlukan. Dan setelah ada pandemi ini gaya hidup masyarat berubah yang mana bisa menggunakan barang reuseable menjadi disposable (1x pakai). Sehingga di kemudian hari penggunaan baju 1 x pakai menjadi suatu habit baru ( APD, medical gown, dll),” lanjutnya.
“Kami sendiri saat ini melayani hampir seluruh rumah sakit dan faskes di seluruh Indonesia dari Sabang – Meraoke, dari provinsi hingga kabupaten dan kota-kota kecil termasuk pelosok Indonesia yang tidak gampang di jangkau oleh media dan masyarakat pada umumnya,” kata Stephen.
Walau kini covid-19 mulai terkendali di kota-kota besar seperti di Jawa tapi tidak di daerah luar Jawa. Namun bisa melihat dari data penjualan yang disodorkan Stephen, bahwa pesanan tetap melonjak di daerah-daerah luar Jawa yang tidak banyak tersorot. Saat ini menurutnya pesanan tertinggi, ada di Sumatera dan Sulawesi yang menjadi top 5 order perusahaannya. Artinya kebutuhan produksinya tidak hanya melayani kota dan provinsi tapi sampai kabupaten juga disupply.
“Alhamudullilah kami terus produksi setiap hari dengan kapasitas produksi 1 juta baju per-bulan,” Ucapnya bahagia.
Walau begitu hingga saat ini perusahaannya masih menyisihkan sedikit rezeki kepada teman-teman yang membutuhkan. Karena sekarang APD & medical gown ibarat p3k/betadine. Yang mana terlihat tidak penting tapi dalam keadaan tertentu sangat diperlukan untuk kita menolong orang.
Saya kashi contoh. Polisi – satpol PP sedang bertugas di lapangan lalu melihat pengendara motor/ masyarakat pingsan atau tergeletak di jalan pasti ingin membantu, tapi saat pandemi ini berisiko untuk membantu (takut covid). Jika mereka menyiapkan APD di kendaraan mereka pasti akan lebih tenang untuk membantu,” tandasnya.
Apakah tetep menyediakan APD bagi wartawan yang terpapar covid ?
“Ya kami juga menyalurkan APD ke beberapa rekan-rekan wartawan melalui beberapa organisasi wartawan karena media merupakan garda terdepan percepatan covid. Dalam keadaan apapun mereka harus standby meliput berita siang malam 24 jam tanpa ada pelindung diri yang memadai,” pungkasnya lagi. Terutama kameramen/photographer yang harus jarak dekat dan LIVE meliput berita secara cepat dan harus menghilangkan perasaan takut terpapar virus baik untuk diri sendiri maupun keluarga di rumah. (Ibra)