Jakarta, channelsatu.com: Banjir yang terus menerus datang menghampiri ibukota Jakarta khususnya setiap musim hujan, membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, bekerja keras mencari solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satunya menurut Jokowi, ke depan Pemprov DKI akan membuat terobosan baru dengan membangun terowongan air bawah tanah atau deep tunnel dengan daya tampung air yang lebih besar lagi.
Ide ini muncul setelah melihat kondisi gorong-gorong di ibu kota yang hanya berdiameter 60 sentimeter dinilai tidak memadai lagi jika harus mengimbangi curah hujan hingga 100 milimeter per jam.
“Jakarta ini kronis, harus satu-satu diselesaikan. Ada yang mengikuti blue print, action lapangan, serta terobosan lainnya tapi harus tetap mengikuti desain besarnya. Kalau banjir tidak ada terobosan dan kita tunggu tiap tahun (perbaikan) 8 titik, butuh berapa lama,” terang Jokowi, saat meninjau gorong-gorong di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Rabu (26/12) seperti yang diwartakan beritajakarta.com.
Nantinya, kata Jokowi, deep tunnel yang akan dibuat berdiameter 16 meter mulai dari sepanjang Jalan MT Haryono hingga Pluit, Jakarta Utara. Diperkirakan anggaran yang diperlukan untuk membangun deep tunnel ini mencapai Rp 16 triliun. Terowongan yang terinspirasi dari Kuala Lumpur ini, bisa juga digunakan untuk tempat jaringan utilitas dan pipa air baku.
“Kita masih bahas terus deep tunnel ini. Semacam terowongan atau waduk air bawah tanah. Awal Januari saya putuskan. Untuk atasi banjir jangan terus bertumpu pada cetak biru, tidak ada terobosan. Karena sudah berpuluh-puluh tahun kita kebanjiran,” ujarnya.
Untuk mendanai pembangunan terowongan itu, selain dari APBD DKI Jakarta, Jokowi mengaku akan menggandeng investor. Terlebih anggaran yang dibutuhkan cukup banyak. Ditargetkan pengerjaan terowongan raksasa itu bisa selesai dalam waktu 4-5 tahun. Dalam pembangunannya nanti, dipastikan tidak akan mengganggu arus lalu lintas. Sebab akan menggunakan alat bor.
Menurut Jokowi, banyaknya program yang ia canangkan untuk Jakarta tidak akan saling bertabrakan. Justru akan saling melengkapi. Seperti pembangunan terowongan Mass Rapid Transit (MRT) yang juga bisa dimanfaatkan untuk aliran air limbah, utilitas, serta pipa air baku. Sehingga tidak akan ada lagi galian yang berulang di atas trotoar.(hpdki/bj/ch1) Foto: ilustrasi.