Jakarta, channelsatu.com: Banjir yang melanda ibukota Jakarta tak melulu menjadi musibah yang memberatkan. Khususnya bagi pasangan Andy dan Novianty yang diakhir pekan kemarin jadi catatan sejarah istimewa dalam perjalanan hidup mereka.
Maklumlah disaat Jakarta mengalami puncak banjir yang merepotkan dari masyarakat biasa hingga Presiden SBY yang area sekitar istana kebanjiran. Andy dan Novy tepat hari Jumat (18/1) kemarin melaksanakan hari pernikahannya dalam suasana banjir.
Bagi Andy bak cerita di novel atau di film dengan judul Arjuna Mencari Cinta. Maksudnya meskipun Jakarta diguyur hujan dan banjir bukan halangan untuk menyunting Novi sebagai isterinya.
Perjalanan Andy pun perlu diancungi Jempol untuk mewujudkan tali perkawinan bersama Novy. Bayangkan ia sudah berangkat Kamis (17/1) siang sekitar jam 14.00 dari kampungnya di Pekalongan. Tiba di Jakarta, Jumat pukul 02.00 dini hari.
Andy bukan tidak tahu kalau Jakarta dilanda banjir. “Saya tahu dari berita televisi. Saya telpon Novy, dia bilang datang saja. Mungkin malam air akan surut. Ternyata banjir tetap besar,” aku Andy yang tetap nekad menerjang banjir demi Novi jadi istrinya karena kedua belah pihak sudah sepakat untuk menjalani biduk rumah tangga yang tak mungkin untuk ditunda.
“Ga kepikir gede kayak begini, karena Andy sudah dalam perjalanan ke Jakarta. Saya suruh datang aja, ” terang Novy menyarankan Andy tetap datang ke rumahnya di jalan Semangka 3 RT 09 RW 09, Jatipulo- Tomang Jakarta Barat.
Akibat rumahnya terendam air setinggi satu meter lebih, akhirnya pernikahannya terpaksa dipindahkan ke kantor kelurahan Jatipulo.
“Awalnya pernikahan kami akan dilaksanakan di rumah saya. “Saya pikir tanggul (kali) tidak akan jebol, ternyata keliru,” tutur Novi alasan keluarganya melakukan pemindahan tempat pernikahan mereka hari itu.
Jarak kantor kelurahan sendiri dari kediaman Novi sekitar 2 kilometer. Maka untuk mencapai kantor keluahan kedua calon pengantin terpaksa diboyong dengan perahu karet. Selama dalam perjalan kedua pengantin ini banyak menarik perhatian warga dan anak-anak.
Ada yang memberikan ucapan selamat dan ada juga yang sengaja ingin memotret dengan kamera ponsel.”Pengantin di tengah banjir,” teriakan sejumalah warga dan anak-anak yang sedang bermain air. Teriakan ini disambut Kedua pengantin dengan senyum simpul.
Setelah melalui perjuangan melawan derasnya banjir, tepat jam 08.30 WIB, Andy dan Novy menjalankan pernikahannya secara sederhana. Andy menyerahkan uang sebesar 500 ribu rupiah sebagai maharnya.
“Walau terasa kurang nyaman tapi alhamdulillah semua berjalan lancar. Saya akhirnya menikah juga,” sungut Andy yang tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya telah berhasil menyunting gadis idamannya Novy meski banjir sempat menghadang.
“Nggak ada masalah. Meski tak ada tamu yang datang,” timpal Novy memaklumi tamu yang sudah diundang tak bisa hadir karena terkendala banjir.
Ia juga mengaku tetap bahagia bisa melaksanakan pernikahaanya bersama Andy. Karena seperti yang diceritakan Novy, kalau rencana pernikahan mereka sudah disiapkan sejak satu bulan yang lalu.
Satu jam setelah pernikahan Andy memboyong Novi ke desa Resin kecamatan Bandara, Batang Pekalongan.
“Saya harus balik ke Pekalongan. Keluarga menunggu di sana untuk resepsi,” papar Andy bangga karena lewat perjuangan yang berat dan tak kenal lelah di tengah banjir Jakarta akhirnya bisa menyunting Novy. (baqi)