Jakarta, theatersatu.com: Jumlah penonton film nasional tiga tahun belakangan ini, menurut pengamat film nasional Yan Wijaya terus meningkat. Khusus untuk tahun 2017 ini, penonton film nasional sudah tembus diangka 40 juta penonton. Hal ini menunjukan pertanda bisnis bioskop dan industri film nasional cerah.
Disela memperkenalkan jajaran pengurus baru masa Bakti 2017-2022, Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) setelah menggelar Musyawarah Besar ke 8, Ketua Umum GPBSI H. Djonny Syafruddin, SH pada awak media, Rabu (3/1/2018) di Jakarta, memperkuat dengan pernyataannya, kalau memang prospek bisnis bioskop ke depannya sangat cerah.
“Maka saya optimis pertumbuhan bioskop di Tanah Air akan berkembang dan maju, serta target kami tahun 2018, bioskop di Tanah Air akan bertambah 500 layar,” ujar Djonny menjelaskan wilayah yang belum ada bioskop terdapat di 5 propinsi, seperti Aceh, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Sulawesi Barat.
“Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penonton, idealnya untuk saat ini, sekurang-kurangnya diperlukan 3.000 gedung bioskop dengan 15.000 layar. Sementara saat ini diperkirakan baru ada lebih kurang 300 gedung bioskop dengan 1.500 layar. Artinya bioskop yang ada baru mencapai 10 % dari jumlah kebutuhan,” kilah Djonny.
Tumbuhnya jumlah bioskop yang kian berkembang, sekaligus membuktikan kata Djonny kalau saat ini tidak ada lagi monopoli dari satu pengelola bioskop saja. Karena selain bioskop XXI, ada CGV Indonesia, Cinemaxx, dan New Star Cineplex (NSC). Yang lebih menggembirakan lagi ada sinyal positif dalam waktu dekat ini, perbankan akan bisa kerjasama untuk investasi ini, yang mendapat dukungan jaminan dari Pusbang Film. (Ibra)