Jakarta, Channelsatu.com – Pendakian gunung lagi-lagi jadi cerita dalam film. Kali ini, sutradara Dedy Mercy lewat film Eva Pendakian Terakhir memadukan horor dan budaya.
Syuting dilakukan di Gunung Kidul dan Jogjakarta yang alam dan hutannya masih perawan.
“Ceritanya memang terjadi y di salah satu gunung di Sulsel, tapi saya sengaja berlokasi di Jawa. Agar tampak Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Dedy Mercy.
Di beberapa adegan, diselipkan istilah populer dari bahasa Jawa seperti ‘monggo’, ‘kulo’, ‘inggih’ dll. Sependapat omongan produser Niken Septikasari dan Anwar Mattawape dari Citra Visual Sinema dan Titah Cita Kreasi.
“Masih sedikit film kita yang bercerita pendakian gunung. Sekaligus tujuan film ini guna mempromosikan wisata kita yang panoramanya sungguh elok tak terpermanai,” ujar Niken.
Bagi mahasiswa pecinta alam (mapala) dan pendaki gunung, ada beberapa pantangan. Dan jika dilanggar, bakal terkena musibah atau kecelakaan. Di film ini, arwah penunggu hutan dan gunung akan menuntut balas.
Misalnya pendaki wanita yang sedang haid atau pipis di tengah hutan. Merusak alam, flora dan fauna, membuang sampah sembarangan, membunuh binatang serta bercinta di kerimbunan hutan lindung/lereng gunung.
Diangkat dari kisah nyata, Eva (diperankan Bulan Sutena) baru saja kehilangan ibunya yang wafat. Ia lalu diajak mendaki gunung oleh pacarnya, Pasha (Kiesha Alvaro) dan teman-temannya.
Namun, ada petaka muncul. Mendadak sontak Eva raib. Semua temannya mencari Eva.
Apa yang terjadi? Apakah jin penunggu gunung murka karena ada seorang pendaki cowok pipis sembarangan di atas makam yang dianggap keramat dan mistis oleh warga desa di lereng gunung?
“Film Eva sangat menantang emosi dan adrenalin saya. Ada dimensi lain yang penuh teror dan mistis,” ungkap Bulan Sutena yang berasal dari Bali.
Pemeran lain umumnya bintang muda seperti Axel Matthew Thomas, Ilham Santoso, Ashira Zamita, Hanna Kinasih dan banyak lagi. Eva Pendakian Terakhir yang akan tayang di bioskop 16 Januari 2025 hampir sebagian besar adegannya dilakukan malam hari.
Tata artistik dan sinematik patut diberi punten. Yuk, sembari menonton film ini, kita camkan bahwa menjaga dan melindungj alam sangat relevan dengan misi perawatan dunia yang flora dan faunanya terkikis oleh kerusakan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Para pendaki gunung adalah calon-calon pemimpin bangsa di masa depan. (Tyo)
