SINEMA DELAPAN BERJUDI DI INDUSTRI FILM

Must Read

Jakarta, channelsatu.com: Memang bukan sekadar coba-coba ketika mendirikan perusahaan film yang diberi nama Sinema Delapan. Sebaliknya Alfani Wiryawan, perempuan energik yang akrab dipanggil Fani, dan dikenal juga sebagai sutradara video musik pertama di Indonesia, sudah lama berkutat di dunia audio visual.
Awal 90-an ketika jagad pertelevisian di Indonesia mulai bangkit dengan munculnya beberapa stasiun televisi (swasta) seperti RCTI, kemudian disusul dengan stasiun televisi lain, Fani tidak mau ketinggalan berkreasi. Maka pada saat itu bersama Richard Buntario dan Rizal Mantovani, Fani mengkibarkan production house Brodcast Design Indonesia (BDI) dan Avant Garde (AG).

Di BDI, Fani menjabat direktur produksi. Sedang di AG menjadi direktur program dan produksi. Semenjak itulah sepak terjang perempuan mungil dan ramah ini tidak ada hentinya, sampai akhirnya mendirikan Sinema Delapan, yang pada awal Desember 2012 mencuatkan produksi pertamanya, yakni film bertajuk Pasukan Kapiten (disutradarai Rudy Soedjarwo).

Di pasar, begitu beredar di gedung bioskop seluruh wilayah Indonesia, film Pasukan Kapiten yang merupakan film anak-anak, hasilnya boleh dibilang tidak memuaskan. Jumlah penontonnya tidak sampai 500 ribu untuk mencapai titik impas. Kata lain, Sinema Delapan, mengalami kerugian.

Namun, Fani tidak kapok. Justru malah bersemangat dan Fani tetap akan memproduksi film lagi untuk tahun ini. Judulnya masih menjadi rahasia dia, tapi sudah selesai syuting, serta akan beredar serentak di seluruh bioskop di Indonesia. Semula bulan Juli–Agustus film keluaran Sinema Delapan yang kedua ini, bahkan Fani menyutradrai, bakal beredar. Tapi situasinya tidak menguntungkan, salah satunya penyebabnya adalah jumlah penonton film Indonesia menurun, sehingga terpaksa diundur jadwal pemutarannya pada bulan Desember 2013.

Diakui tidaklah gampang berbisnis film. Bagaimanapun diperlukan intuisi yang tajam serta mestilah peka dalam membaca selera pasar alias keinginan penonton. Ibaratnya berjudi, bisajadi mendadak menang, bisa pula tiba-tiba kalah. Jadi faktor keberuntungan berperan besar.

Bagi Fani hal tersebut harus dilakoni, kudu dirasakan, dan masalah itupun adalah pertaruhan sekaligus pertarungan. Kemenangan bisa diraih, tapi untuk perkara itu memang dibutuhkan strategi jitu. Makanya film kedua produksi Sinema Delapan ini yang berupa film omnibus ini jadwal peluncurannya bergeser ke bulan Desember mendatang.

Tentang omnibus yang berasal dari bahasa latin berarti untuk semuanya, merupakan gabungan atau kompilasi, yang dari segi pemeran, cerita, juga tim produksi bisa berhubungan atau terpisah sama sekali. Omnimbus bisa disebut antologi, yakni film yang terdiri dari segmen cerita pendek.

Fani yang berhobi mendengar musik pop serta demen nonton film bergenre suspense untuk film produksi kedua Sinema Delapan sengaja ikutan jadi sutradara. Sutradara lain ialah Rizal Mantovani. Sebagai sutradara film layar lebar, Fani perlu mengasah dulu. Setidaknya mulai berlatih sebelum membuat film cerita (layar lebar) secara utuh. Berbeda dengan menjadi sutradara video musik yang sudah biasa  ditangani.

Perjalanan hidup Fani sampai terbenam dalam dunia sinema ditapaki dari hobi. Bidang seni ditekuni sejak belia, pernah bergabung di Swaramahardhika dan GSP Production. Falsafah hidupnya  “Satu yang diyakini, dan harus serius ditekuni. Maka, dengan keyakinan serta ketekunan itu kiranya akan mudah dalam meraih sukses.“

Sudah banyak program televisi yang dihasilkan Fani. Saat ini Fani dengan Sinema Delapan merambah dunia film, walau dengan perjudian yang mau tidak mau terpaksa dijalani. Persaingan yang keras dan ketat tak membuat dia getar. Hingar bingar perfilman Indonesia membikin Fani makin tertantang.

Memang Sinema Delapan belumlah apa apa dibanding Starvision Pictures, Maxima Pictures, MD Pictures, Rapi Film, Sinemart dan multivision. Mereka ini ibarat pemain lama di peta perfilman Indonesia yang sudah mereguk asam garam. Sementara Sinema Delapan yang punya jargon low budget high quality barulah merangkak dengan penuh keberanian.

Fani yakin bahwa ke depannya, bisnis (industri) film benar-benar menjajikan. Dan jika dilakukan dengan tekun, fokus serta serius, jelaslah sukses bakal diraih. Sinema Delapan pasti bisa dan siap menjalani. Semangat, Sinema Delapan. (Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis, dosen, dan pemerhati dunia perfilman)

Latest News

Penyanyi Asal Inggris Dua Lipa Umumkan Batal Konser di Jakarta

Jakarta, Channelsatu.com - Penyanyi asal Inggris, Dua Lipa batal manggung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, hari Sabtu (9/11/2024). Dalam konser...

More Articles Like This