Shahid: Menampilkan Sinema yang Meriah, Jenaka Tapi Pilu

Must Read

Jakarta, Channelsatu.com – Shahid (Martyrer) adalah film ke 11 Jerman yang diputar dalam KinoFest 2024 di Goethe Haus, Jakarta. Sutradaranya, Narges Kalhor (40 tahun) adalah migran asal Iran dan sudah lama mukim di Jerman.

Narges adalah puteri Mehdi Kalhor, mantan penasehat media dan budaya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

“Saya studi feature dan director di Tehran Film School. Guru saya Abbas Kiarostami, film maker berbakat dan kontroversial pasca Revolusi Iran’,” kata Narges yang dilahirkan di Tehran, yang pertama kali menghadiri FF Jerman di Jakarta.

Shahid dibuat berdasar skenario yang ditulis Narges Kalhor dan Aydin Alinejad Someeh. Sinematografer Felix Pflieger. Pemerannya adalah Baharak Abdolifard, Saleh Rosati dan Nima Nazarinia.

Berdurasi 84 menit dan berbahasa Iran, Jerman, Inggris dan Ibrani ini sempat membetot perhatian pengunjung yang memenuhi hall Goethe Haus. Pasalnya, Narges Kalhor ikut hadir dan menjawab pertanyaan penonton.

Shahid (Martyrer) adalah film ke 11 Jerman yang diputar dalam KinoFest 2024 di Goethe Haus

Doku drama politik dan desperate comedy ini menurut Narges ingin menghapus ‘shahid’, warisan dari kakek buyutnya. Ia menyewa aktris tampil di film tapi ada kendala. Ia dihantui oleh kakek buyutnya dan ia sudah berpikir karena birokrasi Jerman yang berbelit, hal ini tak mungkin.

Akibatnya, para aktor berontak. “Film ini saya buat secara comedy politik yang luar biasa, fresh dan sangat tak konvensional,” jelasnya.

Lalu, apa arti nama ? Shakespeare bilang di drama ‘Romeo n Juliet’, ‘what is in a NAME. “Ini beban kehidupan. Seni adalah pergulatan dengan sejarah diri dan pengalaman sebagai migran dan pencari suaka. Itu saya alami dan saya tuturkan kisahnya dalam bahasa sinema yang meriah, jenaka dan unik, tapi pilu,” urai Narges polos.

Eksperimen sinematik Narges di ‘Shahid’ menawarkan petualangan imajinasi. Tentang kehilangan, luka kolektif, pendewasaan, jati diri, tujuan hidup, dan pembentukan komunitas di sebuah negara yang bebas dan demokratis. Semua dikupas tuntas dan divisualisasikan secara nyata dan jujur.

Sangat tidak konvensional. Tapi itulah film yang dibuat Narges. Sebagai migran dari negara Asia, Narges jelas ingin menjembatani perbedaan kultur di film ini. Toh ‘Shahid’ tayang di Berlinale 2024 dan sinema Iran.

Dan kali ini, di KinoFest 2024 di Indonesia (Jakarta dan Bandung) merebut animo penonton dan penikmat film yang melimpah. Juga di Filipina, Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Thailand, Timor Leste dan Vietnam. Setelah Abbas Kiarostami, kini Narges Kalhor mulai menapaki jejak-jejak sinema garapannya. (Tyo)

Latest News

Wamenpar Apresiasi Samsara Living Museum Hadirkan Prototipe Pengembangan Pariwisata Regeneratif di Bali

Jakarta, Channelsatu.com - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengapresiasi inisiasi Ida Bagus Agung Gunartha selaku Pendiri Samsara Living...

More Articles Like This