Jakarta, channelsatu.com: Diego Robanna, Rony Dozer, Fendy Pradana, Zahra Khansa, Idrus Yahya, M. Syahfikar, Steve Lorente dan Violetta, adalah nama-nama pelakon utama film
Petualangan Lolly Pop (PLP) yang akan edar di bioskop 11 July ini.
PLP yang digarap Dede Ferdinand ini, adalah film khusus anak-anak yang dibuat untuk mengisi liburan sekolah. Rasanya tak berlebihan jika para orangtua memilih untuk mengajak anak-anak berlibur dengan menonton PLP yang diproduksi Tobali Putra Productions. Pasalnya, film ini tidak saja hanya jadi hiburan alternatif sebagai tontonan keluarga. Tapi juga bisa menyaksikan serunya petualangan & persahabatan dalam film PLP.
Kisahnya, dibangun dengan kemunculan anak-anak pemberani Loly (Diego Robbanna) Dan teman – temannya yang sedang berlibur.
Ditengah jalan mereka bertemu Kakek Ujang (Rony Dozer) yang melambaikan tangan dengan Lollypop kepada Loly & Kawan – kawan. Lalu sifat keinginan tahu sebagai anak-anak muncul. Tapi, anak-anak ini salah melangkah. Sebab, mereka jadinya malah tersesat di hutan.
Tiba-tiba mereka bertemu Candy (Violeta), cantik namun penampilannya lusuh dan pucat, rambutnya acak-acakan. Candy menarik-narik tangan Caroline (Zahra Khansa) dan meminta pertolongan. Caroline kaget dan takut. Caroline, Diego, Bimo )M. Syahfikar), Binyo, (Idrus Yahya) dan Gagas (Steve Lorente) segera kabur meninggalkan Candy.
Candy menangis sendirian karena ditinggal pergi. Diego dan kawan-kawan kemudian bertemu dengan Lek Gono (Fendi Pradana), lelaki paling disegani di kampung itu. Diego dan teman-temannya pun menerima tawaran Lek Gono untuk menginap di rumahnya. Walau sedih karena tersesat, mereka beruntung karena bisa bertemu dengan Lek Gono.
Sementara itu Ibu dan Ayah Diego panik mendengar kabar hilangnya Diego. Mereka berdua mendatangi sekolah dan meminta pertanggungjawaban kepada pihak sekolah. Rupanya orangtua lainnya juga datang ke sekolah karena resah anak mereka hilang.
Dirumah Lek Gono, Diego dan teman-temannya diperlakukan dengan baik hati bahkan makan pun disediakan banyak. Hal ini membuat Bimo kegirangan. Diego bercerita tentang pertemuannya dengan gadis cilik itu, soalnya dia punya penyakit menular. Caroline jadi jijik mendengarnya.
Masyarakat banyak yang takut dan segan kepada Lek Gono, dan tidak mau menegur sapa, membuat Diego dan Gagas penasaran. Soalnya setiap Diego dan teman-temannya lewat, mereka segera menutup pintu. Perkampungan itu juga tidak ada satu pun ada anak kecil. Selain itu, mereka juga melihat kemunculan Candy di semak-semak, namun Candy segera melesat kabur.
Malam harinya, Lek Gono kedatangan dua anak buahnya dari Jakarta, Rohim dan Umar. Saat itu Diego dan keempat temannya sudah tidur, namun pembicaraan Lek Gono dan anak buahnya membuat Diego mendengarnya dan perlahan membuka mata. Rohim ternyata adalah anak buah Lek Gono. Diego sangat kaget karena mendegar Lek Gono berniat akan menjual Diego dan teman-temannya ke Jakarta untuk dijadikan pengemis dan pengamen.
Terlebih lagi Rohim memberi laporan bahwa anak-anak jalanan yang dipekerjakan Rohim sekarang malas-malasan dan banyak yang sakit. Diego segera membangunkan teman-temannya untuk kabur secepat mungkin. Namun sayang yang berhasil kabur adalah Caroline dan Binyo.
Pagi harinya Caroline dan Binyo terbangun dan dikagetkan dengan kemunculna Candy di dekat mereka. Caroline mengusir Candy dengan ketakutan karena takut ketularan penyakit seperti dibilang Lek Gono. Candy menangis dan meyakinkan Caroline dan Binyo bawah dirinya waras dan tidak penyakitan.
Sejak saat itulah Caroline, Binyo, dan Candy kompak berusaha menyelamatkan Diego, Bimo, dan Gagas. Dari situlah terungkap bahwa Kakek ujang bukan orang jahat, melainkan korba fitnah dari lek Gono sehingga masyarakat mengucilkannya. Kakek Ujang pernah hampir menjebloskan Lek Gono ke penjara, tapi Lek Gono lebih dulu menghilangkan bukti sehingga tidak tertangkap polisi.
Makanya Kakek Ujang sengaja menggiring Diego dan teman-temannya ke desa agar bisa menyelidiki dan melaporkan Lek Gono. Caroline senang sekali bisa bertemu kembali dengan Bu Mega dan segera melaporkan penculikan Diego dan kawan-kawan.
Berkat pertemuan itulah akhirnya polisi bisa dipanggil untuk menangkap Lek Gono dan anak buahnya. Kini Diego, Binyo, Caroline, Bimo, dan Gagas bisa berkumpul lagi di sekolah dengan bahadia. Lebih senang lagi ketika ternyata Candy satu sekolah dengan mereka, dan menawarkan persahabatan dengan mereka, sambil makan permen lolipop tentunya bersama mereka. (ibra)
Saat bus masih mongok, di jendela belakang ada seorang kakek melambai-lambaikan permen lolipop, namanya Kakek Ujang (65 tahun). Mereka berlima diam-diam keluar dari bus tanpa sepengatahuan guru mereka ada yang galak, namanya Bu Mega (28 tahun). Tak seperti Pak Harja (30 tahun) yang lembut dan sangat perhatian kepada murid-muridnya. Sejak tadi Bu Mega sudah mengigatkan mereka agar berhati-hati, soalnya ada siswi SD di sekolah mereka yang hilang tiga bulan yang lalu di daerah Puncak, dan hingga kini belum ditemukan.
Setelah keluar dari bus, tenyata Kakek Ujang masuk kedalam semak-semak belukar menuju sebuah perkampungan. Diego, Bimo, Binyo, dan Caroline mengejar Kakek Ujang bahkan sampai terpencar dan dihiasi pertengkaran. Dan rupanya semakin lama mereka semakin jauh hingga menyadari bahwa mereka sudah tersesat dan tidak tahu arah kembali ke bus. Diego berusaha membuat teman-temannya tenang.
Tiba-tiba mereka bertemu Candy (10 tahun), cantik namun penampilannya lusuh dna pucat, rambutnya acak-acakan. Candy menarik-narik tangan Caroline dan meminta pertolongan. Caroline kagetm takut. Caroline, Diego, Bimo, Binyo, dan Gagas segera kabur meninggalkan Candy. Candy menangis sendirian karena ditinggal pergi. Diego dkk kemudian bertemu dengan Lek Gono (45 tahun), lelaki paling disegani di kampung itu. Diego dan teman-temannya pun menerima tawaran Lek Gono untuk menginap di rumahnya. Walau sedih karena tersesat, mereka beruntung karena bisa bertemu dengan Lek Gono. Sementara itu Ibu dan Ayah Diego panik mendengar kabar hilangnya Diego. Mereka berdua mendatangi sekolah dan meminta pertanggungjawaban kepada pihak sekolah. Rupanya orangtua lainnya juga datang ke sekolah karena resah anak mereka hilang.
Dirumah Lek Gono, Diego dan teman-temannya diperlakukan dengan baik hati bahkan makan pun disediakan banyak, membuat Bimo kegirangan. Diego bercerita tentang pertemuannya dengan gadis cilik itu, soalnya dia punya penyakit menular. Caroline jadi jijik mendengarnya. Masyarakat banyak yang takut dan segan kepada Lek Gono, dan tidak mau menegur sapa, membuat Diego dan Gagas penasaran. Soalnya setiap Diego dan teman-temannya lewat, mereka segera menutup pintu. Perkampungan itu juga tidak ada satu pun ada anak kecil. Selain itu, mereka juga melihat kemunculan Candy di semak-semak, namun Candy segera melesat kabur.
Malam harinya, Lek Gono kedatangan dua anak buahnya dari Jakarta, Rohim dan Umar. Saat itu Diego dan keempat temannya sudah tidur, namun pembicaraan Lek Gono dan anak buahnya membuat Diego mendengarnya dan perlahan membuka mata. Rohim ternyata adalah anak buah Lek Gono. Diego sangat kaget karena mendegar Lek Gono berniat akan menjual Diego dan teman-temannya ke Jakarta untuk dijadikan pengemis dan tukang ngamen. Terlebih lagi Rohim memberi laporan bahwa anak-anak jalanan yang dipekerjakan Rohim sekarang malas-malasan dan banyak yang sakit. Diego segera membangunkan teman-temannya untuk kabur secepat mungkin. Namun sayang yang berhasil kabur adalah Caroline dan Binyo.
Pagi harinya Caroline dan Binyo terbangun dan dikagetkan dengan kemunculna Candy di dekat mereka. Caroline mengusir Candy dengan ketakutan karena takut ketularan penyakit seperti dibilang Lek Gono. Candy menangis dan meyakinkan Caroline dan Binyo bawah dirinya waras dan tidak penyakitan.
Sejak saat itulah Caroline, Binyo, dan Candy kompak berusaha menyelamatkan Diego, Bimo, dan Gagas. Dari situlah terungkap bahwa Kakek ujang bukan orang jahat, melainkan korba fitnah dari lek Gono sehingga masyarakat mengucilkannya. Kakek Ujang pernah hampir menjebloskan Lek Gono ke penjara, tapi Lek Gono lebih dulu menghilangkan bukti sehingga tidak tertangkap polisi. Makanya Kakek Ujang sengaja menggiring Diego dkk ke desa agar bisa menyelidiki dan melaporkan Lek Gono. Caroline senang sekali bisa bertemu kembali dengan Bu Mega dan segera melaporkan penculikan Diego dkk. Berkat pertemuan itulah akhirnya polisi bisa dipanggil untuk menangkap Lek Gono dan anak buahnya. Kini Diego, Binyo, Caroline, Bimo, dan Gagas bisa berkumpul lagi di sekolah dengan bahadia. Lebih senang lagi ketika ternyata Candy satu sekolah dengan mereka, dan menawarkan persahabatan dengan mereka, sambil makan permen lolipop bersama.(ibra)