Jakarta, Channelsatu.com – Musim kemarau diprediksi masih akan terus berlangsung hingga September ini. Masalah cuaca panas, debu, dehidrasi hingga paparan ultraviolet menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.
Dokter spesialis kulit sekaligus owner Be Hati Skin Clinic, dr Khoirul Hadi, Sp.KK mengatakan debu yang berterbangan menjadi polusi yang berpotensi membuat kulit kotor. Kondisi ini akan membuat kulit mudah berjerawat.
“Debu yang berukuran kecil ini menempel di kulit sehingga mengotori dan menyumbat pori-pori kita,” kata dr Khoirul Hadi Sp.KK.
Padahal, pada saat yang sama, di saat cuaca panas kulit akan melakukan pertahanan alami dengan memproduksi minyak sebum untuk menjaga kelembapan kulit. Sumbatan di pori-pori oleh debu itu membuat produksi minyak sebum yang berlebih akan memicu jerawat.
Selain jerawat, masalah kulit berupa flek juga umum terjadi pada saat musim kemarau. Paparan sinar UV yang intens dapat merusak lapisan kulit dan memicu produksi melanin berlebih, yang menyebabkan munculnya flek hitam.
“Flek ini bisa terjadi di semua usia. Bahkan remaja juga bisa mengalaminya meskipun lebih umum terjadi di usia paruh baya,” kata dr Khoirul Hadi Sp.KK.
Menurut ahli kulit yang sudah praktik 17 tahun itu, perlindungan kulit secara menyeluruh mutlak perlu dilakukan selama musim kemarau. Salah satu yang utama adalah membersihkan tubuh dan wajah secara teratur.
“Cuci muka dengan sabun yang lembut dua kali sehari harus dilakukan untuk mengangkat kotoran agar tidak menutupi pori-pori,” kata dia.
Selain itu, pastikan asupan air putih tercukupi agar kulit selalu terhidrasi dari dalam. Penggunaan produk pelembap kulit juga perlu dilakukan untuk mencegah kulit kering dan memberikan nutrisi untuk kulit.
dr Khoirul Hadi Sp.KK juga menyarankan penggunaan pakaian yang bisa melindungi tubuh dari sinar matahari. Hal ini sangat penting agar kulit tidak terkena paparan UV secara langsung.
“Menggunakan pakaian yang tertutup serta masker sangat membantu. Selain itu pastikan untuk menggunakan tabir surya saat akan melakukan kegiatan luar ruang,” kata dia.
Dia mengingatkan, penggunaan skincare seperti pelembab dan tabir surya harus disesuaikan dengan karakter kulit. Penggunaan skincare yang tidak tepat dengan karakter kulit justru bisa memicu timbulnya masalah lain.
“Belum tentu skincare yang bagus untuk orang lain bisa cocok dengan kulit kita. Setiap orang memiliki karakter kulit yang unik dan khas,” kata dokter penggemar olahraga bersepeda itu.
Menurutnya, untuk memastikan skincare yang sesuai dengan karakter kulit, pengguna bisa berkonsultasi langsung ke klinik kesehatan kulit. Dokter akan memeriksa kondisi serta karakter kulit dan meresepkan skincare yang memiliki kandungan sesuai dengan kebutuhan.
“Jika terlanjur memiliki masalah jerawat dan flek sesegera mungkin untuk berobat agar tidak semakin meluas,” katanya mengingatkan. (Hrn)