Serang, channelsatu.com: Permainan tradisional yang kini sudah semakin punah karena perkembangan teknologi, akan kembali dilestarikan untuk menjaga budaya lokal Banten.
Sebab, lewat permainan tradisonal diharapkan jadi wahana kreatifitas anak. Selain itu, permainan tradisional juga berfungsi sebagai media pembelajaran sekaligus pendidikan terhadap anak.
Akan tetapi, saat ini Banten telah terpengaruh dengan budaya asing sehingga perlu upaya menyeluruh dan terus menerus untuk mengantisipasi hilangnya budaya lokal.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Banten Rano Karno saat memberikan materi kepada ratusan mahasiswa dalam studium general XI semester genap tahun akademik 2011/2012 di Insitut Agama Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanudin” (IAIN SMH) Banten, Ciceri, Kota Serang,baru-baru ini.
Dalam studium general tersebut, tema yang diangkat adalah upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal dalam kurikulum pendidikan di Banten.
Menurut Rano, kembali melestarikan permainan tradisional sebagai budaya lokal di Banten merupakan salah satu upaya internalisasi untuk pendidikan di Banten saat ini.
“Dulu kita main congklak, mungkin orang lain tidak paham bahwa itu adalah pendidikan dasar bagi anak-anak. Dari permainan itu, anak-anak diajar berhitung dan strategi. Nah itu yang perlu dikembalikan,” ungkap Rano
Rano mengungkapkan, terdapat 1.800 permainan atau dolanan anak-anak se-nusantara, dan ia mengaku akan mencari kembali permainan tradisional apa saja yang menjadi budaya lokal di Banten.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan beberapa lembaga seni yang ada di Banten seperti Bantenologhy, untuk melakukan kajian dan pendataan terkait permainan apa saja yang dimiliki Banten dan harus dilestarikan kembali.
“Karena, permainan itu diciptakan oleh para penciptanya itu berlaku untuk semua pendidikan bukan hanya sebagai permainan saja. Bentuknya memang permainan, tapi itu juga menjadi edukasi dan harus kita ungkap,” ujarnya.
Rektor IAIN SMH Banten Sibly Syarjaya mengatakan, topik pembahasan dalam studium general kali ini, diambil sebagai bentuk kepedulian IAIN terhadap budaya Banten.
Menurutnya, Banten adalah daerah yang kaya akan sejarah sejak zaman kesultanan masih ada. Dari sejarah itulah, melahirkan budaya-budaya lokal yang menjadi identitas Banten hingga saat ini.
“Kita perlu mengingat apa yang dikatakan Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Maka, masyarakat Banten perlu kembali mengenal sejarahnya untuk menjaga kesatuan bangsa di mata dunia,” jelasnya.(hb/ch1)