Kamis , 18 April 2024
Home / PELUANG / Industri Kreatif / Petani Tak Bergairah Tanam Kedelai

Petani Tak Bergairah Tanam Kedelai

Jakarta, channelsatu.com:  Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, kebijakan impor yang membebaskan bea masuk kedelai impor asal Amerika Serikat membuat petani tidak bergairah menanam kedelai. Mereka lebih memilih menanam jagung ketimbang kedelai.

Menurutnya kebijakan tersebut akan menjatuhkan harga kedelai lokal untuk itulah mereka lebih memilih tanam jagung karena harganya lebih tinggi. “Tanaman pangan prioritasnya padi, kedua jagung. Kedelai memang masih kecil, jadi paling terakhir,” kata Suswono dalam buka puasa bersama di rumah dinasnya di Jakarta, Kamis (2/8) malam seperti yang disampaikan infopublik.

Alasan yang menghambat produksi kedelai dalam negeri, lanjutnya, karena lahan untuk menanam kedelai semakin berkurang.

Suswono menjelaskan, untuk bisa meningkatkan produksi kedelai, minimal butuh lahan khusus sekitar 500-600 hektare.

“Luasan kedelai semakin menurun. Sekarang kan 500 sampai 600 hektare. Idealnya kembalikan kuasa lahan tanam kedelai,” cetus Suswono.

Suswono menuturkan, tidak ada pilihan lain selain menambah dan memperluas lahan baru untuk kedelai. “Karena, petani lebih ke jagung yang harganya menguntungkan. Produktivitasnya juga lebih tinggi jagung,” ungkap Suswono.

Sementara untuk mencapai swasembada kedelai 2014, Menteri Pertanian Suswono mengatakan, upaya yang harus dimaksimalkan adalah menyiapkan lahan sebanyak 1,5 juta hektare (ha). Pasalnya, dari 7,5 juta ha lahan terlantar hampir di seluruh Indonesia, saat ini yang baru bisa dmaksimalkan sekira 11 ribu ha.

“Sekarang total keseluruhan lahan kedelai yang sudah berproduksi cuma 700 ribu ha,” ujarnya.

Suswono mengungkapkan, hasil koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) selama satu bulan terakhir menunjukkan sebagian besar dari lahan terlantar seluas 7,2 juta ha sudah dikuasai Hak Guna Usaha (HGU) 7,5 juta ha.

“Tinggal 13 ribu ha yang sudah clear and clean dan bisa ditanami kedelai. Lahan tersebut ada hampir di seluruh Indonesia. Kementan hanya memanfatkan lahan yang ada,” kata Suswono singkat.

Selain itu, optimalisasi lahan juga dilakukan BPN dengan semangat baru, terkait alokasi lahan untuk pertanian. “Idealnya setiap petani mendapatkan lahan seluas dua ha, polanya bisa menggunakan lahan plasma,” pungkas Suswono.(ip/ch1)

 

About ibra

Check Also

Koleksi Nina Nugroho. Foto: Ist.

Upcycling dan Corporate Uniform Kesempatan Baru Industri Fesyen di Masa Pandemi

Jakarta, channelsatu.com: Walau kondisi perekonomian belum pulih, namun geliat ekonomi, terutama di bidang fesyen sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *