Jakarta, Channelsatu.com – DR Nurman Hakim adalah seorang filmmaker sekaligus pengkaji film. Dia juga santri dan akademisi lulusan FISIP UI Departemen Antropologi.
Baru-baru ini, Nurman Hakim meluncurkan bukunya berjudul Melampaui Film: Film, Manusia dan Kebudayaan di ruang Syumandjaja, Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jakarta.
Pembicaranya adalah DR Marselli Sumarno, Imam Muhtarom (editor) dan Debra Yatim (moderator). Buku tersebut hasil bunga rampai atau kumpulan tulisan Nurman Hakim yang tersebar di harian Kompas, majalah atau koran Tempo dan Jawa Pos.
“Buku ini ditujukan untuk pembaca lebih luas. Tidak hanya semata-mata untuk kalangan film. Dan tidak semata membahas film, tetapi menempatkan film secara luas. Jadi film sebagai wacana,” kata Marselli Sumarno.
Segendang sepenarian pendapat Imam Muhtarom sebagai editor. “Berisi beragam topik seperti film dengan dunianya, Islam dalam film, festival film, manusia dalam bahasa hingga peran film dan kebijakan kebudayaan,” urai Imam Muhtarom.
Buku ini lahir dari gagasan yang muncul akibat pergulatan pemikiran sebagai manusia dengan beragam latar. Di sisi lain, Nurman Hakim juga melontarkan ide agar etika menjadi pelajaran wajib bagi kalangan pelajar di sekolah-sekolah di Indonesia.
“Etika sudah lama diajarkan di luar negeri. Di negara kita, sudah lama dihapus. Padahal, etika ini menjadi dasar utama bagi pendidikan kebudayaan bagi manusia yang bermoral dan beradab,” beber Nurman Hakim yang pernah menyutradarai film Bid’ah Cinta beberapa tahun silam. (Tyo)