Mau Lihat Buronan Tobat Gara-Gara Anak kecil, Hanya Ada di Film Seputih Cinta Melatih

Must Read

Film Seputih Cinta Melatih (SCM) merupakan film pertama bertema religi yang diproduksi Alenia Pictures. Kisahnya ringan namun pesan moralnya begitu kental diramu Ari Sihasale yang bertindak sebagai produser sekaligus sutradara ini.
Yang tak kalah penting dan memikat film ini, bagaimana dua bocah ingusan kakak beradik yang diperankan Fatih Unru sebagai Rian dan Naomi Ivo sebagai Melati tanpa harus menggurui, menaklukan dua buronan Ivan (Chicco Jerikho) dan Erik (Asrul Dahlan) yang dikenal sebagai perampok kelas kakap, sadis dan suka menculik anak-anak, insyaf setelah bergaul karena Rian dan Melati punya budi pekerti yang bagus.
Ale begitu sapaan akrab Ari Sihasale membuka kisah film ini, yang diawali dengan lepasnya dua buronan, Ivan dan Erik dari penjara. Mereka lari ke pemukiman penduduk tapi pelariannya langsung terhendus polisi. Gara-gara keduanya ke pergok pak Haji (Yuyu Unru) di pasar karena pakaian yang dikenakan di badannya adalah milik pak Haji yang diambil dari jemurannya.
Ruang gerak Ivan dan Erik kian terjepit setelah polisi memasang foto-foto mereka di kampung tersebut. Penjahat ini akhirnya memilih untuk bersembunyi di hutan, di sebuah pondok yang sudah lama tidak berpenghuni.
Disisi lain dituturkan ada dua bocah yatim Rian dan Melati, yang hidup sederhana bersama sang ibu yang dilakoni Sabai Morscheck sebagai Andini. Meskipun hidup sederhana tanpa ayah, Rian dan Melati adalah anak-anak yang cerdas, lucu tapi juga baik dalam kesehariannya. Ini semua berkat didikan ibunya yang religi dan guru agamanya yang diperankan Nia zulkarnaen untuk terus menanamkan nilai-nilai agama ke mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Maka tanpa sengaja Rian yang hoby memancing bersama adiknya Melati disaat bahaya tengah menghadang di tengah hutan, dua buroan ini coba memberikan pertolongan. Pasalnya Rian sendiri tak mampu menolong adiknya yang terjepit kakinya saat ingin mengikuti kakaknya yang tengah bersiap memancing. Pertemuan ini ternyata membuat hubungan mereka jadi akrab, Ryan dan Melati jadi tambah senang untuk pergi memancing.
Mereka tak sadar kalau teman barunya adalah buronan yang tengah diburu polisi. Bahkan di mata mereka keduanya adalah orang baik-baik. Sebaliknya Ivan dan Erik pun jadi tersentuh hatinya melihat prilaku anak kecil ini yang penuh perhatian buat mereka dan taat beribadah pula. Akhirnya ke dua buronan ini pun bertobat dan berjanji dihati masing-masing untuk kembali ke jalan yang lurus.
Tapi rasa was-was mereka akan diciduk polisi dan kembali masuk bui juga menghantui hati mereka berdua. Apa lagi saat mereka turun ke kampung melihat foto-fotonya kian tersebar di mana-mana. Mereka pun bertekad lebih baik mati daripada masuk penjara lagi. Maka ketika polisi mengetahui persembunyiannya dan mulai mengepung, keduanya ingin melawan sampai titik darah penghabisan. Penangkapan ini pun kian menegangkan karena buronan ini baru saja melepas Rian dan Melati yang melakukan buka puasa bersama.
Sang Ibu kian cemas ketika tahu anaknya seharian dicari tak bertemu berada bersama sang penjahat. Kecemasan itu kian menjadi-jadi saat dua bocah ini malah kembali memeluk dua buronan, yang dimata mereka adalah orang baik. Ivan dan Erik pun akhirnya rela untuk kembali ditangkap untuk menjalani sisa hukumannya. Dan gara-gara bocah ini, Ivan dan Erik tergugah hatinya untuk tidak lagi melakukan tindakan kriminal.
Intinya dengan durasi 107 menit Ale mampu menuturkan alur cerita keluarga jadi sebuah tontonan religi yang menarik. Ia tidak saja mencontohkan kalau kehidupan bisa berubah untuk kembali baik dari siapa pun, termasuk itu dari anak kecil sekalipun. Kisahnya pun kian kaya warna menyindir halus para caleg yang ingin jadi pemimpin dengan segala cara.
“Saya ingin memberikan sebuah hadiah di lebaran ini, Yaitu sebuah tontonan keluarga yang ringan dan memikat hati, “kata Ale saat memberikan keterangan persnya pada wartawan Senin (14/7) kemarin di Jakarta.
“Kami ingin menggugah betapa kekerasan terhadap anak-anak kian banyak terjadi di negeri ini. Lewat film ini kami berharap untuk memberikan cerita yang positif tentang hubungan anak dengan orangtuanya dan lingkungan sekitarnya. Semoga bermanfaat,” timpal Nia selaku eksekutif produser, di mana film terbarunya Seputih Cinta Melatih akan beredar di bioskop mulai 24 July ini. (ibra). Foto: Dok.

Latest News

Reposisi Kepolisian Dinilai Penting Untuk Batasi Kewenangan Dari Kekuasaan

Jakarta, Channelsatu.com - Reposisi kepolisian dinilai penting untuk membatasi kewenangan dari kekuasaan yang memiliki ambisi politik. Pandangan ini disampaikan...

More Articles Like This