Mali Utara, channelsatu.com: Kelompok militan di Timbuktu merusak dua makam di masjid terkenal Dingareyber, Mali utara, menurut para penduduk setempat.
Para saksi mata mengatakan para militan melepaskan tembakan ke udara untuk memperingatkan orang bahwa mereka mulai menghancurkan makam di seputar masjid itu.
Masjid di Timbuktu adalah peninggalan sejarah dunia, yang dibangun oleh para ulama Sufi berabad-abad lalu.
Kelompok Ansar Dine, yang terkait al-Qaida menguasai kota itu April lalu dan mengatakan situs peninggalan sejarah itu seperti tempat pemujaan dan harus dihancurkan.
Dewan Keamanan PBB mengecam pengrusakan sebagian masjid itu pekan lalu dan langkah kelompok militan dianggap kejahatan perang.
Pernyataan itu berarti kasus itu dapat diajukan ke Mahkamah Kejahatan Internasional di Den Haag, Belanda.
Sekitar 12 anggot akelompok militan masuk ke Masjid Djingareyber yang dibangun pada abad ke-14 dengan menggunakan truk bersenjata, lengkap dengan senapan, menurut salah seorang penduduk Timbuktu yang menyaksikan penyerangan.
Warga lain menggambarkan kelompok militan menutup dua jalan utama yang menuju masjid dan melepaskan tembakan ke udara untuk menakuti masyarakat.
“Dua makam itu terletak sejajar dengan tembok barat masjid besar dan kelompok Islamis itu membawa palu. Mereka merusak gedung yang dibuat dari tanah liat,” kata saksi lain kepada kantor berita AFP.
Badan kebudayaan PBB, UNESCO dan pemerintah Mali telah menyerukan agar Ansar Dine menghentikan tindakan mereka.
Kelompok itu menghancurkan beberapa dari 16 peninggalan sejarah di kota itu dan bertekad akan merusak semua.
Para pejuang kelompok itu juga menghancurkan gerbang suci masjid abad ke-15 Sidi Yahia.
UNESCO juga telah menyatakan keprihatinan bahwa artefak dan manuskrip kemungkinan telah diselundupkan keluar Mali. Mereka mendesak negara-negara tetangga untuk mencegah langkah
penyelundupan barang-barang peninggalan sejarah itu.
Timbuktu pernah menjadi pusat pendidikan Islam bertempat di tiga masjid besar yang dibangun pada abad ke-15 dan ke-16.
Kota itu juga dikenal sebagai “kota 333 wali” yang merupakan awal tradisi Islam Sufi (bbc).