Jakarta, channelsatu.com: Kasus bullying yang belum lama terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07, Jakarta Selatan, yang diduga dilakukan bocah berinisial R dan korban berinisial NA, mengundang prihatin yang mendalam bagi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).
Nada prihatin diungkapkan langsung oleh Ketua Umum KOWANI, Dr. Ir. Giwo Rubiyanto Wiyogo,M Pd, pada wartawan, Selasa (22/9/2015 di Jakarta. “Saya sungguh prihatin mendengar peristiwa ini. KOWANI mengutuk keras kejadian ini dan saya menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya,” jelas Giwo yang didampingi para petinggi KOWANI pada wartawan.
“Semoga kejadian ini terakhir dan tak terulang lagi, dimanapun dan kapanpun,” harap Giwo serius.
Menurut Giwo, penting hal ini perlu disampaikan, karena ia punya pandangan, diantaranya: Kasus bullying bukan pertama kali kita sering mendengar, membaca informasi dan melihat bullying di sejumlah sekolah. Ia pun meminta pihak terkait seperti Kemendikbud perlu memastikan bahwa seluruh sekolah di Indonesia tanpa bullying. Norma harus disiapkan dan kapasitas guru harus ditingkatkan.
Giwo menuturkan, kepala sekolah dan guru. serta tenaga kependidikan agar pro aktif membangung pencegahan agar kasus bullying di sekolah tidak terjadi lagi. “KOWANI mengharapkan pihak penyelengggara pendidikan untuk melakukan pengawasan pada anak didik secara ketat. Juga pihak sekolah harus tanggap dengan prilaku anak didik. Karena tindakan seperti itu biasanya tidak dilaksanakan oleh anak-anak hanya sekali,” lanjutnya.
Ia juga menghimbau agar orangtua turut bekerjasama untuk berperan aktif mencegah bullying. “Jangan sampai kultur bully yang sering dilakukan sepermainan jadi bibit penyakit negatif dan dibawa ke sekolah,” ucapnya.
“Sekali lagi KOWANI mengutuk keras peristiwa terjadinya bullying di sekolah tersebut hingga menyebabkan korban tewas. Tentu ini jadi preseden intansi pendidikan karena lingkungan sekolah tidak memberi jaminan keaman dan kenyaman bagi anak didik,” paparnya. (ibra)