Jakarta, channelsatu.com: Lomba Kritik Film dan non kritik film yang digelar Pokja Kritik Film kerjasama dengan Pusbang Film Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan, puncak acaranya Rabu (22/11/2017) siang di Gedung Theatre Perpustakaan Nasional, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, dengan memilih para pemenang dari tiga katagori yang dilombakan.
Dr. Maman Wijaya, Kepala Pusbang Film Kemendikbud mengatakan, ajang Lomba Kritik Film, Artikel Opini Perfilman, dan Artikel Features Perfilman Tahun 2017 sangat penting sekali keberadaanya, karena bagian dari apresiasi film. Oleh karena itu, mekanisme kerja dan anggarannya diajanjikan akan ditambah tahun depan.
“Dengan melibatkan peserta lebih luas. Dengan terus mempertahankan independensinya dalam menerapkan sistem penilaiaan dan penjuriaan,” katanya dalam sambitan singkatnya.
Wina Armada Sukardi, Ketua Pokja Kritik Film menjelaskan, Juri Kritik Film bekerja dengan mandiri dan melibatkan para persona yang ahli dibidangnya dalam penjuriannya. Khususnya dalam bidang kritik film. Katanya sembari merujuk nama sejumlah juri kritik film seperti Remy Sylado, Jajang C. Noer, Ilham Bintang, Bre Redana, Hardo Soekojo, Marselli Sumarno, Masmimar Mangiang, German G. Mintapradja, Benny Benke dan beberapa nama lainnya.
Berikut ini dia mereka yang menang di Lomba Kritik Film, Artikel Opini Perfilman, dan Artikel Features Perfilman Tahun 2017, diantaranya adalah :
Katagori Kritik Film
Pemenang Lomba Kritik Film 2017, adalah: Muhaimin Nur Rizqi lewat artikel “Ketidak Berpihakan Kamera Dalam Film Turah” yang dimuat di Padang Ekspress. Artikel yang ditulis Muhaimin menyisihkan empat nomine, diantaranya: Musyaril Ahmad Muchlasin dari Bandung dengan judul “Ziarah: Perjalanan Simbolik Mencari Makam Pejuang Perang,” Angga Rulianto dari Jakarta dengan judul “Turah Yang Membela Masyarakat Marginal”, Daniel Irawan dari Medan dengan judul “Rasa yang Tetap Ada dalam Gulir Akumulasi Emosi yang Lambat”. dan Ipik Tanoyo dari Jakarta dengan judul “Warkop DKI Reborn (Jangkrik Boss Part 2) Slapstick, Histeria Penonton dan Box Office.”
Katagori Penulisan Opini Film
Untuk katagori penulisan Opini Film, direbut oleh Mutmainna dari Pinrang, Sulawesi Selatan dengan judul “Mengembalikan Dunia Anak yang Dirampas”. Ia menyisihkan Empat Naskah Unggulan lainnya, yaitu Ni Nengah Aniasih dari Bali dengan judul “Entertainment VS Education”. Suci Prasasti Albizia dari Maluku Utara dengan judul “Film Indonesia Tidak Akan Kehabisan Cerita”. Virzana Mutiara H. dari Jakarta dengan judul “Sejarah, Kelemahan, Jasa-jasa Pusbang Film”, dan Al Zatsiah dari Kebumen dengan judul “Opini Perfilman”.
Katagori Penulisan Reportase/Feature Film
Untuk Pemenang Lomba Penulisan Reportase/Feature Film direbut oleh Andi Baso Djaya dari Jakarta dengan judul “Film Ekranisasi Indonesia Mulai Menjamur”. Baso menyisihkan empat Naskah Unggulan lainnya, yaitu Andi Baso Djaya dari Jakarta dengan judul “Darurat Preservasi Film Indonesia”, Avicenna Raksa Santana dari Jakarta dengan judul “Sutradara Istirahatlah Kata-Kata Tawarkan Biopic yang Berbeda”. Avicenna Raksa Santana dari Jakarta dengan judul “Laris Tak Selalu Manis” dan
Shelbi Asrianti dari Malang dengan judul “Pesona Ekstrem Marlina”. (Ibra)