Jakarta, channelsatu.com: Menurut data dari pengamat film nasional Yan Wijaya, sepanjang tahun 2018, ada 140 produksi film nasional yang tayang di bioskop. Dari sejumlah itu, telah menghasilkan kurang lebih 20 juta penonton, yang menyaksikan film nasional. Jumlah penonton dan jumlah film yang diputar di bioskop, mengindikasikan gairah industri kreatif film nasional berkembang positif sepanjang tahun 2018 ini.
Apa kata Ketua Umum Pafindo (Perkumpulan Artis Film Indonesia), Gion Prabowo tentang Industri perkembangan film nasional sepanjang 2018 dan bagaimana pula prediksi nasib film nasional 2019?. Berikut petikan wawancaranya di depan wartawan yang menemuinya di sebuah hotel di kawasan Selipi, kemarin:
“Tentu saja sebagai orang yang turut menggeluti dunia industri film nasional, saya sangat senang melihat perkembangan industri film kita di 2018. Saya juga gembira melihat animo masyarakat kita masih tinggi, untuk menyaksikan film nasional. Seperti film Dilan, Pengabdi Setan dan lainnya bisa mencapai penonton jutaan orang untuk menyaksikan. Yang menarik saat ini penonton kita kian cerdas, mereka tidak melihat genrenya lagi, asal digarap bagus, mereka pasti datang ke bioskop untuk menyaksikan.
Mengapa film kita laku, saya amati tak cuma karena kehadiran para pemainnya yang dikenal. Tapi unsur cerita yang kuat juga jadi mendukung untuk disaksikan ke bioskop. Yang tak kalah penting peran publikasi juga sangat dibutuhkan, karena tanpa publikasi yangg kuat, film yang kita tayang di bioskop tidak memancing untuk disaksikan. Gimmick-gimick yang dihadirkan sebelum tayang dan pengaruh medsos saat ini, juga jadi salah satu peran yang bagus, untuk mendatangkan orang menyaksikan film yang kita garap.
Bagaimana dengan kehadiran akan dibuatnya bioskop rakyat?
Saya sangat setuju sekali dengan kehadiran pemerintah membuat bioskop rakyat. Film kita ‘kan penontonnya, menengah ke bawah, jadi sangat tepat sekali jika dibangun bioskop rakyat. Namun, saya perlu menekankan pada para sineas, kita juga harus membuat film yang kuat unsur pendidikannya. Karena lewat film, kita juga punya peran penting pada negeri ini, untuk membangun karakter dan pribadi masyarakat yang kuat, cerdas, dan mandiri.
Jelasnya, kita harus punya film yang punya karakter dan budaya Indonesia yang kuat, Bukan seperti karakter film Hollywood atau Bollywood atau karakter film negara lain. Kalau tidak begitu, film nasional akan kembali ditinggalkan penontonnya. Di sinilah peran pemerintah dibutuhkan, setidaknya membantu dana untuk rumah produksi kecil yang kekurangan dana untuk membuat film tapi punya ide yang kreatif dan bagus, dengan menggandeng pihak bank melakukan kerjasama.
ke depannya film nasional di 2019?
Dengan perkembangan industri film nasional yang positif di 2018, saya yakin di 2019, industri film nasional akan jauh lebih baik lagi. Untuk itu, saya mengusulkan pada para pihak bioskop di 2019, kuota peredaran film nasionalnya harus ditambah. Ini setidaknya kian memberikan ruang dan peluang bagi film-film nasional yang bermutu dan kreatif, tidak menunggu antrian yang lama saat edar di bioskop. Sekaligus jadi motivasi para sineas kita terus berpikir kreatif menciptakan film-film nasional yang bisa jadi tuan rumah di negerinya sendiri. Sekaligus roda bisnis industri kreatif film nasional jadi tambah sehat dan tertantang untuk lebih baik lagi.
Tentang peran Pafindo sendiri dikancah film nasional?
Tentu saya juga bangga karena Pafindo walau baru seumur jagung, dua tahun berdiri sudah banyak aktifitas yang kami lakukan, baik yang berhubungan langsung dengan masyarakat juga dengan pemerintah. Tahun 2019, saya ingin Pafindo bisa hadir dimana-mana, agar bisa kian dikenal dan kian punya peran terhadap perkembangan dan kemajuan film nasional.
Potensi itu, saya lihat ada di Pafindo. Karena Pafindo tak hanya beranggotakan aktor dan artis film tapi juga beranggotakan profesi lainnya, mulai dari sutradara, penulis skenario, cameramen dan bidang lain yang berhubungan dengan produksi film, kita punya orangnya dan SDM-nya. Untuk itu, kami juga sudah menyusun program-progam kerja apa yang akan kita lakukan di 2019 nanti, baik ke masyarakat juga ke instansi terkait, yang sebelumnya sudah kita lakukan pendekatan dan kerjasamanya seperti apa?
Di tahun 2019, rencananya kita juga akan melakukan kerjasama dengan rumah produksi dari negeri Jiran, Malaysia untuk membuat film. Selain secara pribadi, juga akan memproduksi film terbaru kami, dengan judul Ratu Kuntilanak. Artinya di 2019, kita ingin hasil karya kita, kerja kita jauh lebih baik lagi dari 2018. (Ibra)