Jakarta, channelsatu.com: Festival Film Pendek Etnik Nusantara (FFPEN), untuk pertamakalinya akan digelar di Kabupaten Biak Numfor dan Provinsi Papua. Sedang FFPEN, puncak acaranya akan digelar 15 November 2015
“Festival ini terbuka untuk diikuti oleh penggiat dan komunitas film dari seluruh Indonesia. Dengan mengedepankan konten potensi dan keragaman budaya Nusantara, kegiatan ini merupakan peristiwa budaya yang bertujuan mengangkat prestasi dan promosi bagi Kabupaten/Kota seluruh Indonesia,” terang Ketua Panitia Adolf A K Baransano,SD yang tak lain adalah Ketua Komisi I DPRD Kab. Biak Numfor Papua pada wartawan, Rabu (23/9/2015) di Jakarta.
Sebagai kegiatan yang akan diikuti oleh karya film dari kalangan pelajar, mahasiswa, komunitas dan penggiat perfilman daerah, tentunya film peserta akan mengetengahkan gaya bertutur anak muda. Untuk itu genre film yang tepat untuk dikompetisikan adalah genre film pendek dengan durasi 15-30 menit. Ketentuan yang disyaratkan adalah film peserta wajib mengetengahkan potensi dan karakter budaya daerah dalam bentuk fiksi.
Sementara kegiatan ini sendiri, digagas oleh Pemda Kabupaten Biak Numfor sebagai salah satu program kegiatan berasaskan ‘Kebangkitan Perfilman di Tanah Papua’ yang telah dideklarasikan oleh Gubernur Provinsi Papua pada tahun 2014.
Menurut Adolf, bagi Pemda Kabupaten Biak Numfor, kegiatan ini sangat strategis dan penting diselenggarakan karena Pemprov Papua dalam beberapa tahun terakhir rutin menyelenggarakan pagelaran budaya di Kab. Biak Numfor. “Ini sudah menjadi komitmen Pemda dalam pembangunan sektor pariwisata melalui pengembangan potensi budaya dan adat istiadat. Misi Bupati adalah meningkatkan suasana aman dan damai dalam masyarakat yang dilandasi nili-nilai keagamaan dan nilai adat istiadat. Dengan adanya kemudahan akses transportasi secara nasional, Biak layak melaksanakan kegiatan bertaraf Nasional bahkan Internasional yang dapat menjadi bahagian dari promosi daerah, kata Adolf.
Ajang kompetisi Film Pendek yang didukung oleh Dewan Kesenian Tanah Papua ini, selain memberikan informasi potensi daerah juga bertujuan pengembangan potensi wilayah pariwisata, sosial, seni budaya dengan esensi cerita di dalamnya berorientasi kepada kandungan unsur dan norma-norma pendidikan yang santun. Dewan Juri terdiri Clara Shinta (Artis), Abdulah Yuliarso (Alumni IKJ / Penggiat Perfilman), Nomensen Mambraku (Ketua Dewan Kesenian Tanah Papua), Akhlis Suryapati (Ketum Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia) dan Simon Siby (Seniman Lokal).(Ibra)