Kota Depok, Channelsatu.com – Di tengah suasana duka dan kenangan, keluarga dan sahabat Benny Fasak mempersembahkan sebuah karya terakhir dari mendiang musisi muda asal Maluku itu: lagu berjudul *“Cuma Ale”*. Dirilis bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 19 Oktober 2025, lagu ini menjadi simbol cinta, rindu, dan perpisahan yang abadi antara Benny dan para pendengarnya.
Ditulis oleh kakaknya, Jakobus “Bobbie” Fasak, lagu *“Cuma Ale”* merekam emosi mendalam lewat lirik yang sederhana namun menusuk hati. “Beta seng bisa nona, dengar ale menangis tunggu beta di sana,” menjadi potongan lirik yang menggambarkan kehangatan sekaligus kehilangan.

Ferdy Fasak menjelaskan bahwa *“Cuma Ale”* merupakan single kedua Benny setelah sebelumnya ia sempat merilis karya bersama GandsBand. “Rekamannya sudah selesai sebelum almarhum meninggal. Beliau memang berencana merilisnya, tapi belum sempat. Jadi kami rilis tepat di ulang tahunnya, sebagai penghormatan,” katanya.
Nuansa ballad yang lembut dan harmonis membuat *“Cuma Ale”* terasa personal. Suara khas Benny yang lembut berpadu dengan aransemen yang minimalis, menciptakan atmosfer yang intim, seolah ia masih bernyanyi dari kejauhan.

Lebih dari sekadar lagu, *“Cuma Ale”* menjadi bentuk penghargaan terhadap perjalanan Benny di dunia musik Timur. Ia dikenal bukan hanya karena suaranya yang merdu, tetapi karena kejujuran dan ketulusan yang selalu hadir dalam setiap karyanya.
Bagi banyak pendengar, lagu ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kehilangan dan kenangan. Setiap baitnya membawa kembali sosok Benny yang selalu tersenyum dan rendah hati di atas panggung.

Rilisnya *“Cuma Ale”* di platform digital membuat warisan musik Benny bisa terus hidup, menjangkau generasi baru pendengar yang mungkin belum mengenalnya secara langsung. “Ini cara kami menjaga suaranya tetap ada,” ujar Ferdy.
Lewat *“Cuma Ale”*, suara dan pesan Benny Fasak kembali menggema — lembut, jujur, dan penuh cinta — seperti semangatnya yang tak pernah padam di hati mereka yang mencintainya. ich
