Jakarta, channelsatu.com: Arus informasi yang terbuka dan masih banyaknya orangtua menganggap tabu membicarakan akibat hubungan suami istri di luar nikah, dituding jadi salah satu bagian kian meningkatnya remaja yang melakukan hubungan seks bebas.
Hal ini terungkap dalam diskusi antara awak jurnalis dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) di Jakarta,Rabu (20/3).
Riset dari BKKN meningkatnya prilaku seks bebas di kalangan Anak Baru Gede (ABG) atau remaja lebih jelasnya dituturkan Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Julianto Witjaksono:
“Anak dengan umur antara 10 tahun sampai 14 tahun kini meningkat menjadi sekitar 43,8 persen. Begitu juga dengan umur antara 14-19 tahun, menjadi 41,8 persen,” ungkap Julianto pada wartawan.
Lanjutnya lagi,”Jika dibulatkan, kalau ada remaja 17 tahun resikonya pernah berhubungan seksual 50 persen atau satu dari dua remaja bisa dipastikan telah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah,” tandasnya prihatin.
Untuk itu BKKBN, lanjut Julianto, selaku institusi yang mempunyai fungsi sosialisasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi bagi remaja dalam upaya mempersiapkan kehidupan berkeluarga, akan terus meningkatkan berbagai program agar seks bebas bisa dicegah.
Selain itu, Julianto berharap agar peran serta keluarga dalam menjaga anak sangat diperlukan. Menurutnya dalam usia tersebut, remaja merupakan masa emas untuk meningkatkan daya kreativitas dan belajar serta prestasi.
Pasalnya, Julianto mengatakan hasil sementara Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, ada 5 hal yang masih mendapatkan nilai merah di bidang kesehatan, yakni Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total, air bersih dan Malaria.
“Dari kondisi saat ini dan isu-isu strategis yang ada maka perlu segera dilakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pemecahan permasalahan sebagai bagian pencapaian sasaran yang telah ditetapkan,” kata Julianto.
“Untuk itu, kegiatan ini dilakukan dalam priode waktu 2013 sampai 2014 secara simultan dan terintegrasi dengan sektor lain yang terkait erat, terutama Kemenkes, Kemendagri, Pemda serta tetap memperhatikan kondisi pada setiap wilayah dan kearifan lokal budaya,” sambungnya.(ibra)