TIDAKLAH AFDOL JIKA IMLEK TANPA IKAN BANDENG

Share

Jakarta,channelsatu.com:Setiap kali menjelang Hari Raya Tahun Baru China, Imlek, pedagang ikan bandeng  pastilah diserbu pembeli yang umumnya masyarakat Tionghoa. Mereka inilah yang akan merayakan Imlek, dan pada  tahun 201 persis di hari akhir bulan Februari. Dalam perayaan Imlek, tentulah ikan bandeng memiliki riwayat yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Di Betawi umpamanya, tradisi Imlek yang konon dipercaya kuat etnis Tionghoa ini nyatanya dipercaya sekali oleh sebagian  besar orang Betawi. Sajian ikan bandeng betul-betul memberikan arti tersendiri. Seperti semakin besar ukuran ikan bandeng yang dipersembahkan untuk mertua, kiranya kian kesohor sebagai menantu. Maka tidaklah afdol apabila perayaan implek tanpa ikan bandeng. 

Olahan menu ikan bandeng pada masyarakat Betawi yang populer adalah Pindang Bandeng. Biasanya menu ini disantap sebagai sarapan, seperti halnya nasi uduk. Tapi bedanya ada tambahan belimbing wuluh di dalamnya. Rasa Pindang Bandeng menjadi sangat lezat serta segar, apalagi bila dimakan bersama dengan nasi putih yang hangat.

- Advertisement -

Menu Pindang Bandeng favorit saya, yakni disajikan Bang Muri, Warung Nasi Uduk Betawi yang berlokasi di pertigaan Jalan Palmerah Barat, Jalan Kebayoran Lama dan Jalan Rawa Belong . Pindang Bandeng bikinan Warung Bang Muri ini sungguh lezat, karena kuahnya yang bumbunya menyengat.

Kuah Pindang Bandeng hampir menyerupai semur, namun ada tambahan belimbing wuluh. Jadinya rasa Pindang Bandeng  benar-benar segar. Andaikata Anda bertandang ke Warung Bang Muri, bisa pagi hari, sekaligus sarapan. Maklum Warung Bang Muri mulai bukan dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 19.00 wib.

Berbicara  tentang masakan Betawi ingatan selalu pada nasi uduk atau sop kambing atau soto. Sebenarnya masih banyak ragam masakan Betawi. Tetapi beberapa di antaranya mulai langka karena selain bahan baku yang mulai berkurang dan teknik memasaknya tidak kalah ribet, sehingga banyak gagal memasak.

Pindang Bandeng tidak termasuk makanan Betawi yang langka, demikian pun bahan bakunya mudah dicari sertamerta cara memasaknya tidak pula ribet. Sementara tidak jauh dari Warung Bang Muri ada pasar ikan Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat  yang justru ikan bandeng paling banyak dijual. Dan menjelang Imlek pasar ikan Rawa belong itu diserbu warga Tionghoa, mencari ikan bandeng yang berukuran besar. Terbesar mencapai 8 kilogram.

- Advertisement -

Mereka membeli ikan bandeng ukuran besar itu, kata pedagang ikan, “Biar jaga gengsi sama mertua. Kalau ada yang kasih lebih gade lagi, mertua juga lebih demem.“   Menjelang perayaan Implek suasana pasar Rawa Belong semarak dan para pedagang merasa panen.    

Tradisi mmbawa ikan bandeng untuk mertua tak hanya dipercaya oleh etnis Tionghoa saja  merayakan Imlek. Tapi ikan bandeng itu dipercaya membawa kemakmuran dan dilakoni juga oleh sebagaian besar etnis Betawi sejak zaman nenek moyang dulu.

Ikan bandeng yang besar itu ikan bandeng laut yang sisiknya bagus, punggungnya agak kebiruan, bentuknya cakep, cantik, dan kata  Ramin, pedagang ikan Rawa Belong  yang ditemui Channelsatu.com, Kamis, 30 januari 2014,“ Mertua pasti demem.“ Jenis ikan bandeng yang dijual di Rawa Belong ada dua. Yaitu ikan bandeng tambak dan ikan bandeng laut.

Bandeng yang paling banyak dicari adalah bandeng tambak. Karena dagingnya lebih berisi ketimbang bandeng laut yang besar tapi lembek. Untuk ukuran, bandeng laut lebih besar, bisa mencapai delapan kilogram. Bandeng laut bulu alias sisiknya cakep, kasar dan warnanya kebiruan di bagian punggu. Namun sayang rasanya, apabila dimasak, kurang enak dibanding bandeng tambak.

Berat bandeng tambak tiga kilogram yang harga perkilogramnya  75-80 ribu rupiah. Sedang bandeng laut harganya lebih murah perkilogram hanya 40 ribu rupiah. Sementara bandeng tambak diambil dari tambak daerah Indramayu dan Muara Gombong,Jawa Barat, yang dinamakan serta dikenal bandeng Cilincing.

Tahun 2014, harga bandeng makin tinggi. Penyebabnya tambak bandeng di Indramayu maupun Muara Gombong kebanjiran. Jadi menjadi mahal harganya, ditambah barangnya tidak sebanyak tahun 2013. Dan di tahun 2014 juga pemintaan lesu. Selama  empat hari, dua kuintal ikan bandeng terjual. Tahun 2013, tutur Ramin  yang sudah berjualan ikan bandeng sejak tahun 1993, lebih dari dua kuintal.

Masyarakat Tionghoa  datang membeli bandeng bisanya sehari menjelang Imlek, mulai sore hingga malam hari. Ketika Channnelsatu.com ke sana terlihat pula warga Betawi menenteng ikan bandeng. Bagi orang Betawi tidak cuma mertua yang dibawain, sampai encing encang juga dibawain.“Encing encang pada demen sih, “ tutur Ramin yang asli Betawi.

Masyarakat Jakarta, tidak terkecuali orang Tionghoa, pastilah tahu  bahwa pasar Rawa Belong merupakan tempatnya untuk belanja ikan bandeng. Mawarti, ibu  berkerudung ( 45 tahun)  membeli bandeng sudah tradisi.  Menurut ibu Mawarti warga Simprug Permata Hijau, Jakarta Selatan,ikan bandeng itu, nantinya dimasak pindang secara manis yang diberi bumbu kecap dan campurannya pete. Wow, nikmat sekali. Benarlah, tidak afdol jika perayaan imlek tanpa ada sajian bandeng. (Syamsudin Noer Moenadi,jurnalis, pemerhati kuliner dan Redaktur Channelsatu.com) Foto: Ilustrasi.

Redaksihttps://channelsatu.com/
News and Entertainment

Read more

NEWS