Jakarta, channelsatu.com: Pengusaha yang juga dikenal sebagai tokoh politik Siti Hartati Murdaya, yang diduga terlibat kasus suap Bupati Buol, Amran Batalipu dalam kasus penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah, akhirnya resmi ditahan Komisi Pemberantasan korupsi (KPK).
Dijebloskannya ke bui orang terkaya Indonesia No.13 menurut majalah Forbes 2008 ini, dinyatakan Juru Bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, setelah KPK mendapat konfirmasi dari Tim Ahli yang memperbolehkan KPK untuk menahan Ketua Umum Walubi itu.
“Untuk kepentingan penyidikan, SHM ditahan untuk 20 hari ke depannya,” ujar Johan, Rabu (12/9/12) malam pada awak media.
Penahanan Direktur Utama PT Murdaya Inti Plantation (MIP), Hartati Murdaya, setelah ia menjalani pemeriksaan selama sembilan jam terkait dugaan kasus suap penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah.
Kepastian Hartati menjalani penahanan, setelah dirinya terlihat menggunakan seragam berwarna putih yang biasa digunakan para tahanan KPK, usai menjalani pemeriksaan di KPK, Rabu (12/9) sekitar pukul 18.30 WIB.
Hartati akan dijebloskan ke Ruang Tahanan (Rutan) Klas IA Jakarta Timur Cabang KPK. Ia akan
menempati sel yang ditinggalkan oleh Angelina Sondakh yang telah dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat tersangka dugaan kasus suap tersebut, yakni Hartati, Amran Batalipu, serta dua orang pimpinan PT Hardaya Inti Plantation atau PT Cipta Cakra Murdaya (CMM), yakni Yani Ansori dan Gondo Sudjono.
Apa Siapa Siti Hartati Murdaya
Kembali ke soal Siti Hartati Murdaya. Ia adalah wanita karir yang sukses sebagai pengusaha dan juga sukses di panggung politik.
Nama lengkapnya Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya (Chow li ing) terlahir di Jakarta, 1946 adalah Orang terkaya di Indonesia no. 13 menurut majalah Forbes 2008. Pemimpin Central Cakra Murdaya / Berca Group yang juga Ketua umum WALUBI ini terkenal sebagai pengusaha yang berjiwa filantropi.
Beliau adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Ayahnya Tuan Tjakra Bhudi adalah mantan
wartawan yang kemudian beralih menjadi pengusaha kayu. Terlahir dari keluarga Buddhis yang
sangat taat, beliau sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel Wihara serta mencuci
jubah bhikkhu.
Ia bercita-cita menjadi seorang biarawati, bahkan sempat menimba ilmu agama hingga ke Sri
Langka. Namun keluarganya melarang dan memaksanya terjun ke dunia bisnis.
Menikah pada Mei 1971 dengan Murdaya Widyawimarta Poo (Poo Tjie Guan) dan dikaruniai 4
orang anak : Metta Murdaya,Prajna Murdaya ( menikah dengan Irene Tedja – Putri dari Alexander Tedja pemilik Pakuwon Jati Group),Uppekha Murdaya,Karuna Murdaya
Binisnya dimulai dari usaha alat kelistrikan dan genset dibawah bendara PT Kencana Sakti Indonesia.
Tahun 1988 ia menggandeng pemilik brand Nike untuk bekerja sama memproduksi sepatu sport
Nike di Indonesia, di PT Hardaya Aneka Shoes Industry yang didirikannya di Kecamatan Jatiuwung – Kotamadya Tangerang.
Untuk memperkuat bisnis tersebut, ia merekrut manager-manager produksi dari pabrik sepatu Nike di Korea Selatan yang mengalami penutupan pabrik karena kenaikan upah minimum di Korea
Selatan.
Tahun berikutnya, ia mendirikan pabrik sepatu kedua untuk memproduksi sepatu Nike bernama
PT Nagasakti Paramashoes Industry yang berlokasi di Kecamatan Pasar Kemis – Kabupaten
Tangerang.
Pabrik sepatu merupakan industri padat karya dan bagi Hartati Murdaya ini merupakan bisnis dan usaha sosial yang membantu mereka yang belum memiliki pekerjaan. Kemudian ia juga mendirikan PT Berca Sportindo yang menjadi distributor sepatu Nike di Indonesia. Dengan pengalamannya dalam produksi sepatu Nike tersebut, kemudian ia mengembangkan sepatu sport merk League.
Pada 1992 usahanya merambah ke proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tanjungpriok.
Usahanya melebar ke bidang properti, perkayuan, agroindustri, dan kontraktor listrik. Ia juga menggarap usaha printer HP dan pabrik kabel listrik .
Selain itu, ia juga membuka kebun kelapa sawit PT Hardaya Inti Plantations di lahan seluas 70 ribu hektare di Kabupaten Buol – Sulawesi Tengah, membangun kawasan industri seluas 300 hektare di Balaraja, Tangerang – Banten dan membeli PT. Jakarta International Expo (PRJ) senilai lebih dari Rp. 1 Triliyun.
Setelah empat puluh tahun lebih malang melintang di dunia bisnis, kini ia memiliki lebih dari 42.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 36 perusahaan dibawah bendera Central Cakra Murdaya / Berca Group.
Meskipun sibuk di bisnis, Siti juga memegang beberapa jabatan sosial dan juga sempat terjun ke politik. Diantaranya,Ketua umum DPP Walubi -Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Pimpinan
Yayasan Kepedulian Sosial Paramita,Ketua Dewan Kehormatan Yayasan Kemanusiaan Tzu-Chi
International, Mantan Anggota MPR RI, Anggota Komite Ekonomi Nasional. Foto: ant (ant/sumber wikipedia/ch1)