Jakarta, channelsatu.com: ”Sebuah bendera merah putih, sebagai atribut kebangsaan yang menjadi saksi sejarah perjuangan arek -arek Suroboyo, menyimpan sebuah peristiwa yang baru terkuak beberapa puluh tahun kemudian. Rahasia ini terungkap melalui sebuah perjuangan kecil dan polos yang dilakukan oleh seorang bocah”
Perjuangan bertaruh nyawa demi bangsa dan negara pada jaman kemerdekaan ternyata tak ada harganya. Ini yang dirasakan oleh Masnun, veteran mantan pejuang ’45. Di Surabaya, yang konon terkenal sebagai kota pahlawan, hidupnya terlunta-lunta. Ia bersama anaknya, Rahayu, janda yang memiliki 2 orang anak (Budi dan Bening), akhirnya menyerah dan pindah ke kota asalnya, Bojonegoro dengan harapan kehidupannya bisa membaik.
Namun apa daya,kehidupan pria renta yang terkenal sebagai pahlawan peristiwa penyobekan bendera di Surabaya ini, justru semakin terpuruk.
Sang cucu, Budi (12 thn), tertantang untuk mengalahkan rivalnya, Kemal, yang aktif di kegiatan Pramuka. Maka ia juga berusaha untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapi karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, Budi
tidak bisa membeli semua perlengkapan kepramukaan.
Film ini menceritakan bagaimana Budi berjuang memenuhi kewajibannya, hingga akhirnya membuat iba Bening (10 thn) adiknya yang rela mengorbankan barang kesayangannya demi dibuat hasduk untuk kakaknya.
Film sederhana penuh pesan-pesan moral dan kebangsaan ini ditutup dengan adegan yang menggetarkan sisi nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia.(dsp)