Kendati bukan makanan asli Indonesia, makanan yang berbetuk bundar pipih, yang diatasnya ditaburi bermacam isi, memang begitu terkenal, teristimewa masyarakat kota besar. Orang-orang menyebut makanan tersebut : Pizza. Sejarah kuliner mencatat bahwa pizza berasal dari Italia, yang awalnya merupakan makanan rakyat di Napoli, Italia Selatan sekitar tahun 1720-an.
Sebetulnya Pizza makanan siap saji yang dijual dan dinikmati di luar rumah. Penjualnya berkeliling di jalan-jalan, sambil berteriak lantang menjajakan pizza. Supaya tetap hangat pizza disimpan dalam wadah, namanya scudo, yang terbuat dari tembaga yang ditaruh di kepala penjual.
Sekarang ini pizza sudah menjadi makanan dunia. Namun yang menarik disimak adalah negeri Jepang. Begitu pizza masuk Jepang, secara cepat pihak pabrik roti maupun pengusaha kafe, melakukan adopsi sekaligus berinovasi. Tidak heran muncul pizza ala Jepang, yaitu jajanan alias cemilan yang dikenal dengan nama Okonomiyaki.
Okonomiyaki berasal dari kata okonomi yang artinya kamu suka. Sedang yaki artinya digoreng. Di Jepang, terutama di kota besar juga, okonomiyaki benar-benar popiler, khususnya di Osaka dan Hirosima. Isi pizza ala Jepang ini bisa disesuaikan dengan selera. Kesukaan Anda apa, misalnya berisi ikan salmon, gurita, keju, tuna, kepiting, daging asap dan sebagainya.
Selesai memilih isi kesukaan barulah dimasak. Kemudian setelah matang, dilumuri saus, nori (ganggang merah), mayonnise dan katsuo. Terus apa yang terjadi, saat Anda santap? Rasanya enak betul. Terasa sekali rasa telur yang menjadi salah satu bahan cemilan pizza ala Jepang itu.
Jika ngebet merasakan Okonomiyaki, Anda bisa mencari di salah satu restoran atau kafe yang menjajakan makanan serta cemilan Jepang, yang berada di Jakarta, tapi yang paling mudah di Central Park atau Senayan City. Meski Okonomiyakini disebut pizza, justru ukurannya imut daripada pizza Italia.
Pizza Italia ukurannya 30 cm atau lebih. Adonan pizza Italia bisa ditarik sehingga menjadi tipis serta melingkar, lalu dibakar menggunakan tunggu yang terbuat dari bara api. Topping piza umumnya terdiri saos tomat, keju mozarella setta tobing tambahan lain.
Mulanya ada dua jenis pizza, yakni pizza Amerika dan pizza Italia. Kedua jenis pizza itu jelas beda. Dan bedanya pada ukuran rotinya. Pizza Amerika rotinya cukup tebal. Maklum pizza Amerika dibuat para imigran Italia yang tidak lain para bekerja, sehingga jika dimakan membuat kenyang.
Pizza Italia rotinya lebih tipis. Lain lagi dengan pizza Jepang yang ukurannya imut-imut. Pizza Indonesia, kenapa tidak? Justru itu bisa memakai roti tebal, dengan topping gulai, rendang atau gado-gado (terdiri tahu tempe, telur, sayur yang disiram bumbu mente).
Dengan topping gulai, rendang dan gado-gado, pastilah citarasa Indonesia sangat terasa. Semestinya inovasi segera dicuatkan, seperti halnya yang diperbuat pembuat roti di Jepang dengan menggulirkan Okonomiyaki sampai menjajakannya di tanah air. Padahal kita bisa lebih sedap dan nikmat untuk menyantap pizza Indonesia dengan topping rendang.
Umumnya cemilan pizza terdiri dari tiga bagian. Pertama bagian roti pizza yang terbuat dari adonan roti biasa. Kemudian bagian kedua yakni racikan saos tomatnya dan terakhir topping. Terdapat satu jenis bahan lagi yang akhirnya menjadi ciri khas pizza, yaitu keju mozarella.
Patut diketahui ke mozarella ini mudah meleleh ketika terkena panas. Di situlah ciri khasnya, sebab lelehan itu bisa memberikan sensasi tatkala makan pizza yang masih hangat. Tidak boleh ditutup-tutupi kalau pizza menjadi makanan kaum bangsawan, pada waktu (1770-an) anggota kerajaan senang jajan pizza yang tidak lain makanan kaum jelata.
Anggota kerajaan lainnya menentang, jika pizza masuk istana. Sebaliknya bangsawan yang suka jajan pizza terus menikmati saban hari. Tidak menggubris bahwa awalnya pizza makanan rakyat miskin. Alih-alih akhirnya menjadikan menu kerajaan lantaran rasanya enak. Akan lebih lezat jika ada pizza Indonesia dengan topping gulai atau bumbu rendang. Wow, sadap nian. ( Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis dan pemerhati kuliner ) Foto: Ilustrasi.