Bandung, channelsatu.com: Mana mungkin ada gitar akustik buatan dalam negeri yang punya kualitas mutu jempolan dan membuat pemetiknya menjadi terlena memainkannya?
Gitar yang disebut-sebut itu bermerk Secco , asli diproduksi dari kota Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat. Jika Anda sempat berwisata ke kota tersebut, janganlah lupa mampir ke pabriknya sekaligus bengkel kerjanya yang terletak di Jalan Tanjung Nomor 13.
Adalah Wienardi sang juragan gitar bermerk Secco , yang mulai merintis usaha membuat gitar sejak tahun 2000. Semua itu bermula dari ketidaksengajaan, tatkala Wienardi bertemu seorang bernama Anong – yang memang ahli dalam membuat gitar. Pertemuan ini akhirnya membawa berkah bagi Wewen – panggilan akrab Wienardi. Pasalnya Anong sang maestro pengkriya gitar, sudah berusia 70 tahun ingin mewariskan ilmunya. Setidaknya Anong benar-benar bersikeras melestarikan teknik dalam membuat gitar yang telah dimiliki secara turun temurun – kepada Wewen.
Wewen sendiri – dalam keseharian- gemar memainkan gitar. Teristimewa gitar akustik. Wewen sejatinya tidak begitu tertarik pada gitar elektrik – kendati kemajuan teknologi demikian berkembang pesat, sehingga memunculkan bunyi aneh, namun bunyi senar gitar akustik memiliki karakter suara yang khas dan sulit disamai dengan alat musik elektronik. Maka pertemuan dengan Anong akhirnya menggugah untuk makin yakin memproduksi gitar akustik. Meski dalam hitungan bisnis gitar elektrik akan lebih banyak peminatnya alias laku keras.
Wewen berkeyakinan bahwa gitar akustik punya pangsa tertentu. Paling tidak gitar akustik masih dijadikan alat musik utama oleh banyak musisi maupun gitaris dalam pentas. Jadi ? Mereka sudahlah mantab – akhir November 2000 hingga Januari 2001, Wewen bersama Anong – ditambah seorang rekan, mulai persiapan memproduksi gitar.
Tentu tidak tiba-tiba langsung memproduksi gitar akustik. Hanya sebagai tukang servis dulu . Bersamaan dengan waktu itu, Wewen mendalami cara membuat gitar dari kayu. Pengetahuan lapangan itu ditunjang pula dengan membaca buku – secara teratur- mengenai pembuatan gitar. Sertamerta buku itu diperoleh dari teman yang hobi gitar, mengingat susahnya cari buku perihal pembuatan gitar.
Wewen yang akhirnya memperkerjakan sepuluh karyawan terus melakukan latihan di bengkel kerjanya – diutamakan membuat gitar solid –body, dan perkara ini membutuhkan keahlian khusus. Bagaimanapun setiap pekerja jelas-jelas perlu dilatih. Bagaimanapun pula biaya yang dikeluarkan lumayan besar. Tapi soal biaya tidak menjadi masalah. Sebab Wewen tetap harus melakukan – karena pekerjanya membutuhkan banyak praktek.
Menurut Wewen, setiap orang tidak langsung mempunyai keahlian dengan hanya sekali atau dua kali latihan. Mereka harus praktek terus menerus. Di sinilah letak kunci mutu gitar akustik merk Secco. Gitar merek Secco dikerjakan tangan-tangan handal. Setiap sudut dan lekuk ronggga gitar berresonansi menghasilkan gaung bunyi yang khas.
Gitar merk Secco dibuat dari kayu pilihan yang berasal dari Majalaya dan Banjaran. Yakni jenis kayu sonokeling, Ki Pait, Mahoni dan kayu pohon nangka. Untuk pembuatan sebuah gitar mesti melalui sepuluh tahapan. Pertama tahapan proses perencanaaan desain, penyedian bahan baku, pemilahan kerja untuk bagian depan gitar- top, belakang – back, samping – side dan gagang – neck.
Tahap berikutnya ialah apabila semua bagian gitar terbentuk dilakukan penyambungan back dan neck. Pelubangan badan gitar, pemasangan rosette dan bridge. Lantas finishing dilakukan dengan pengamplasan awal. Tentang pengamplasan ini dilakukan berkali-kali. Kiranya inilah merupakan kesabaran serta keuletan.
Usai sepuluh proses pembuatan, barulah gitar disimpan terlebih dulu dalam ruangan dengan suhu tertentu selama enam bulan. Kenapa? Agar terjadi pengeringan kayu secara sempurna. Sementara proses paling akhir dan paling sulit adalah adjusment. Pada fase ini dilakukan pengujian bunyi. Biasanya dilakukan setelah gitar pesanan rampung seratus persen . Gitar kembali di adjust dan dirakit kembali menjadi gitar utuh – sampai bunyi gitar yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pemesan.
Betapa rumitnya membuat gitar, seperti yang dikerjakan di pabrik gitar merk Secco ini. Dan segala sesuatunya itu dipoles dengan perasaan si pembuat, demi menjaga mutu yang betul-betul prima. Setiap pemilihan jenis kayu yang digunakan ketebalan dan proses pengelolahan yang rumit tidaklah diiingkari dapat menghasilkan bunyi gitar berbeda. Karakter bunyi akan terdengar sangat jelas oleh kuping terlatih pecinta gitar akustik.
Tidak bisa ditampik bahwa harga gitar ditentukan bahan baku, tekstur kayu, bahkan sampai tingkat kekeringan kayu. Kadar air dan kayu harus kurang dari 18 persen. Hal ini merupakan standard internasional untuk pembuatan gitar yang baik. Bagaimana dengan pemasaran gitar merk Secco? Pelan-pelan mulai dikenal, dan bagi kalangan yang mengerti tentang gitar serta yang mengutamakan kualitas, pastilah kenal dan mengetahui gitar merk Secco .
Wenardi menjelaskan bahwa segmen pasar gitar merk Secco sudah terarah. Sudah jelas pasarnya . Secco memproduksi gitar untuk kalangan pengemar gitar menengah ke atas. Atas dasar itu gitar merk Secco tidak dipasarkan melalui toko yang menjual alat musik. Kata lain Secco dikenal dari mulut ke mulut – dan tidak beriklan di media.
Memang gitar Secco sudah dikenal di Malaysia dan Singapura – dipasarkan di sana. Tapi itu merupakan pesanan dari mulut ke mulut. Malah pesanan pun datang dari Turki, dan Selandia Baru. Apa yang diperbuat Wenardi dengan memproduksi gitar akustik dan diberi merk Secco jelas merupakan langkah dan tindakan yang perlu mendapat dukungan banyak pihak. Sudah sepatutnya pemerintah – dalam bidang yang terkait- layak merangkulnya, sehingga menjadikan industri yang tangguh – bukan lagi industri rumahan.
Dengan harga gitar Secco termurah 1,2 juta rupiah dan termahal sampai Rp 40 juta –lebih, sungguh Wenardi optimis bahwa pabrik gitar yang dikelola sanggup bersaing dengan gitar merk lain – terutama buatan China.
Yang menjadi masalah dalam pengembangan usahanya, menurut Winardi, adalah sumber daya manusia yang terbatas – belum terlayani (sebagai pembuat gitar). Prinsip usaha Secco tidak lain adalah usaha kerajinan – yang semata tidak menjual harga, tetapi menjual mutu. Prinsip itulah yang dipegang teguh Secco – di bawah kepimpinan Winardi. ( Syamsudin Noer Moenadi , jurnalis juga dosen di beberapa Perguruan Tinggi )