Jakarta, channelsatu.com:Judul tulisan ini adalah judul film omnibus garapan empat sutradara , yakni: Rizal Mantovani, Alfani Wiryawan, Upi, dan Eko Kristianto. Keempat nama tersebut merupakan generasi perfilman Indonesia 1990-an, yang bisa dikata sebagai generasi pendobrak.
Rizal Mantovani, bisa disebut di sini, ialah konseptor alias production designer film Kuldesak (1999), dan tentunya semua mengetahui, setidaknya tercatat dalam sejarah perfilman Indonesia bahwa film tersebut menjadi motor penggerak. Di tengah perfilman Indonesia dalam kondisi muram, terpuruk, jumlah produksi anjlok, maka Rizal Mantovani bersama koleganya meluncurkan Kuldesak.
Mereka ini, selain Rizal Mantovani, Mira Lesmana, Riri Reza, Nan T. Achnas dan Shanty Harmayn, mencuatkan Kuldesak tanpa beban. Mereka hanyalah berkarya, mengeksploitasi ide, juga teknologi, gagasan, maupun imaji. Sementara masalah yang berkaitan dengan tetek bengek aturan birokrasi mereka cuekin.
Mereka cuma ingin berkarya secara bebas, plong, tanpa ada tekanan dan desakan. Terbukti sineas segenerasi mulai mengikuti jejak mereka, sehingga Kuldesak diibaratkan semacam gerbong bagi perkembangan film jenis omnibus di Indonesia. Dalam perkembangannya pun, sejak tahun 2009 jumlah produksi film omnibus meningkat. Bahkan menciptakan trend tersendiri di kalangan sineas muda Indonesia.
Rizal Mantovani sendiri tidak berhenti pada Kuldesak, justru terus berkarya sampai detik ini, sampai pula mencuatkan omnibus Princess, Bajaklaut & Alien dengan ketiga rekannya yang lama bertemu dan bergabung dalam satu wadah sejak dua puluh tahun lalu.
Mereka menjalin persahabatan yang tidak lekang waktu, kendati masing-masing berpencar, berkarya secara individu. Persahabatan mereka tetap terjalin, dan kini bersatu untuk berkarya yang bersepakat melahirkan film omnibus anak. Sesungguhnya hal ini bukti persahabatan mereka demi kecintaan terhadap generasi penerus sekaligus kepedulian pada dunia perfilman Indonesia.
Apa yang mereka lakukan tidak lain keberanian, menyutradarai dan memproduksi film anak, yang sudah diduga pasti jeblok dalam peredaraan atau tidak banyak ditonton ketimbang film horor. Tapi itulah resiko, namun itupun suatu kemulian. Apa yang diperbuat Rizal Mantovani bersama sahabatnya dengan Princes, BajakLaut & Alien benar-benar melawan arus, mengingat banyak film horor yang diproduksi pada tahun 2013.
Tetapi apa yang dimaksud omnibus? Ialah gabungan atau kompilasi film yang dari segi cerita, pemeran atau tim produksinya bisa saling berhubungan atau malah terpisah sama sekali. Princess, Bajaklaut & Alien yang produksinya sudah selesai serta siap beredar pada bulan Desember 2013, berbarengan dengan liburan anak sekolah, ceritanya terpisah sama sekali.
Rizal Mantovani mengetengahkan lakon Kamu Bully Aku Bboy, Alfani Wiryawan menyodorkan kisah berjudul Bab’e Oh Bab’e, lalu Upi mengusung Princess, Bajaklaut dan Alien, sedangkan Eko Kristianto menawarkan cerita bertajuk Misteri Rumah Nenek.
Yang menarik dari empat kisah itu, bahwa film yang berdurasi utuh 90 menit dan tema lagu Raja Negriku yang dilantunkan grup Noah, masing-masing cerita dikemas dari sudut pandang serta pola pikir anak. Kata lain film omnibus Princess, Bajaklaut dan Alien mudah diserap oleh anak, meski isi cerita sarat dengan pesan moral.
Jika ditelisik siapa yang menggarap, tentu Princess, Bajaklaut & Alien tak lain film anak yang berbobot. Benang merah lakon dari film ini adalah keberanian dalam mengemukakan pendapat, membuang prasangka, sertamerta berani melawan dan menghadapi perubahan.
Kita tunggu saja Princess, Bajaklaut & Alien pada bulan Desember 2013, dan tidak diingkari kita memang berharap dengan film omnibus ini, yang seringkali disebut sebagai film antologi (yaitu film yang terdiri dari beberapa segmen cerita pendek). Harapan bahwa film ini sukses, disaksikan banyak orang dan tidak rugi, tentu itulah yang paling diinginkan, teristimewa oleh pihak produser.
Rizal Mantovani berikut tiga rekannya itu tentu membuat film omnibus ini dengan kemuliaan, untuk semua pihak tanpa terkecuali. Kata omnibus sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya : Untuk semuanya. Karenanya dalam karya film omnibus, terdapat genre berbeda-beda yang ditawarkan, seperti drama, komedi, horor, thriller dan lain-lain.
Umumnya karya film omnibus lebih menekankan pada satu genre saja, yang secara tematis, antara satu judul dengan judul lainnya, terentang benang merah yang demikian kuatnya, seperti Princess, Bajaklaut dan Alien. Sekali lagi, benang merah film omnibus garapan Rizal Mantovani, Alfani Wiryaman, Upi dan Eko Kristanto, adalah keberanian dalam melawan segala hal, termasuk melawan perubahan, prasangka, dan penindasan.
Jelas film omnibus yang sarat dengan pesan moral, tapi yang patut digarisbawahi masing-masing cerita pada film omnibus ini dikemas dari sudut pandang anak. Kita tunggu saja, lantas saksikan dan buktikan. ( Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis serta pemerhati film) Foto: ist.