Jakarta, channelsatu.com: Setelah sukses pentas dalam edisi satu dengan menghadirkan tema Lanskap Skandinavia, lalu pada edisi kedua mengetengahkan Pesona Romantik Jerman, lantas pada awal Mei di Gedung Kesenian Jakarta, tidaklah berlebih-lebihan jika Jakarta City Philharmonic pun sukses menggelar edisi tiga dengan mengusung tema Rusia: St Petersburg, The Mighty Handful.
Pada pentas edisi tiga ini, Jakarta City Philharmonic (JCP) tetap tetap menyodorkan keragaman lain dari khasanah music klasik dunia. The Mighty Handful atau dikenal juga sebagai The Five (Geng Lima) yang terdiri Milly Balakirev, Ce’sar Cul, Nikolai Rimsky-Korsakov, Modest Mussorgsky dan Alexander Borodin, adalah sebuah kelompok composer di abad ke-19 yang menawarkan sebuah pembaruan, the new Russian School, dalam music klasik di Rusia.
Pentas edisi ketiga ini, JCP menampilkan karya Alexander Borodin bertajuk Simfoni nomor 2 dalam B minor (Symphony no. 2 in B minor). Dan dua karya Rimsky –Korsakov yakni Laut dan Kapal Sinbad (The Sea and Sinbad;s Ship) dan Kisah Pangeran Kalender (The Story of the Prince Kalender). Rimsky-Karsakov sesungguhnya ahli di bidang kimia dan bukan sosok komposer akademi, berbeda dengan Pyotr Ilych Tchaikovsky, komposer elit yang berkedudukan di Moskow.
Dari pentas JCP edisi tiga ini, juga mengetengahkan karya anak bangsa Indonesia sendiri, yaitu komposer Trisutji Djoeliati Kamal. Trisutji adalah komposer Indonesia yang memiliki latar pendidikan music sejak kecil, sampai kemudian mengenyam pendidikan music klasik di Ecola Normale de Musique di Paris dan Santa Cecilia Conservatori di Roma , Italia.
Karya Trisutji yang dimainkan JCP ialah Puisi Simfoni Kemenangan (Symphonic Poem Victory). Dengan pengaba utama JCP, Budi Utomo Prabowo, terasa sekali Puisi Simfoni Kemenangan demikian menyentak dirasakan, menyanyat, terus bersuasana hening dan syahdu. Sungguh karya Trisutji Kamal benar-benar dipengaruhi oleh nuansa kultur nasional bangsa Indonesia.
Pentas JCP ini patut dipuji dan dicatat dalam tinta tebal. Sebagai orkes kota, Jakarta City Philharmonic berusaha betul melakukan edukasi untuk membangun keragaman kultur music di Jakarta. Jakarta sebagai kota layaknya secara konsisten membangun city philharmonic-nya sendiri, sehingga memberikan ragam ruang apresiasi masyarakatnya yang terkoneksi dengan karya –karya kota lain dari seluruh belahan dunia. (Syamsudin Noer Moenadi, email nm.syamsudin@yahoo.com).