Jakarta, chanelsatu.com: Dunia film itu sangat lebar, kita bisa melakoninya dari sesuai yang ingin kita jalani. Ingin menekuni di film bioskop, sinetron, dokumentasi, company profile, iklan, film pendek dan berbagai jenis lainnya. Nah, Novel memilih usaha film dokumenter khusus wedding.
Usaha film wedding yang ditekuni Novel sudah sekitar delapan tahun ini dijalaninnya. Semua itu bermula dari tidak sengaja. Menurut pria handsome berkulit putih ini, saat itu ada saudaranya menikah dan pernikahannya yang sakral buat seumur hidup itu gagal terdokumentasi dengan baik, karena pihak organize yang dipercaya menggarapnya tak mampu bekerja secara maksimal.
“Saya saat itu marah betul pada pihak organizer. Saya sempat bersitegang dengan mereka. Kata mereka, emang bikin film wedding kamu kira gampang. Kalau kamu bisa bikin aja. Terus saya bilang bisa. Begitu perdebatan yang saya lakukan,” ucap Novel berkisah pada channelsatu.com bagaimana ia memulai usaha ini.
“E… ternyata bikin film wedding itu emang susah ya..?,” aku Novel sambil tertawa lepas.
Namun dari kesusahan dan berbagai kesulitan itulah dirinya kian tertantang untuk selalu memberikan hasil yang terbaik buat mereka yang menjalani hidup baru dan kisahnya di filmkan.
“Semua orang yang akan mendokumentasikan saat menjalankan hidup baru ingin hasil yang terbaik dan memuaskannnya sepanjang hidupnya untuk selalu dikenang. Dengan keinginan trsebut, saya selalu berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik buat klien saya,” sambung Novel.
Untuk itulah, ia selalu memunculkan usaha-usaha kreatifitas yang baru dalam penggarapan film wedding. Dalam usaha memunculkan ide yang baru itulah, Novel merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam menjalani bisnis ini. “Mereka yang puas dengan apa yang kami berikan akan ingat seumur hidup pada kita. Dan inilah yang jadi marketing kami, karena dari mulut ke mulut usahanya terus bergerak,” tutur Novel meskipun diakui ada pasang naik turunnya usaha yang ditekuni tersebut.
Dibalik ide kreatif itu juga Novel tak memungkiri ide-ide kreatifnya sering dijiplak habis oleh pesaing-pesaingnya. “Satu sisi saya kadang sedih kalau ide kita dijiplak orang tapi saya selalu berbesar hati. Sebab, itu artinya apa yang saya buat ternyata bermanfaat buat orang lain,” tandasnya.
Setelah menekuni dunia film wedding bertahun-tahun, Novel merasakan betap kerasnya persaingan di bidangnya. Hingga sering ditemuinya cara-cara yang tidak sehat untuk menarik klien. Seperti saling membanting harga hingga para vendor sulit dirasakan untuk bekerjasama dalam penggarapan sebuah event wedding.
“Soal banting harga akhirnya saya punya standar sendiri. Prinsipnya saya dengan standar harga yang kita tentukan dan dengan service yang bagus pada klien, mereka pasti selalu memilih kita,”ujarnya.
“Akan tetapi yang paling sulit dalam menjalani usaha film wedding, adalah saat melakukan kerjasama dengan vendor-vendor. Ego mereka yang ingin menonjol sendiri saya rasakan jadi sering kali menghambat kami untuk memberikan hasil yang prima. Padahal kalau mereka sadar dan bisa diajak kerjasama kan yang harum nama mereka juga,” kilahnya.
Kesulitan-kesulitan tadi tentu bukan menciutkan Novel untuk terus menekuni dunia film wedding di bawah usaha bendera perusahaannya Little Angle. “Kerja itu kalau nggak ada kesulitan ya gak ada tantanganya untuk kita bergerak maju. Justru dari sanalah saya terus termotivasi untuk menjalani usaha ini,” pungkas Novel.(ibra) Foto:QQ
Little Angel
concept & organize
Office: (62-21) 330 63 566, 70 266 989
Website : www.littleangelorganizer.com
email : littleangelorganizer@ymail.com
facebook : Little Angel Organizer