MUSEUM NEGERI NTB, TIDAK LAGI SEBAGAI TEMPAT MENYIMPAN BENDA KUNO

Must Read

mueum ntbMataram, channelsatu.com: Bisalah dianggap aneh, begitu kami rombongan yang berprofesi sebagai marketing dari berbagai perusahaan, menginjakkan kaki di kota Mataram, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan merupakan kota terbesar, tiga orang di antaranya meminta izin pada pemandu, untuk pergi mengunjungi Museum Negeri, satu-satunya museum milik NTB, yang terletak di Jalan Panji Tilar Negara. 

 

Permintaan untuk mengunjungi Museum Negeri NTB memang dikabulkan, kendati beberapa orang dari rombongan berkomentar, “Jauh-jauh datang ke lombok hanya menengok museum yang  menyimpan benda antik.  “Bisa jadi komentar sinis,kendati salah seorang dari tiga orang yang ingin bertandang ke Museum  Negeri NTB itu, mengaku sudah berkunjung ke lebih 70 museum di berbagai kota di pelosok Indonesia. Di Jakarta saja terdapat lebih 35 museum, tapi 15 museum yang disambangi.

 

Tiga rekan itu menitip barang bawaan pada pemandu selama di Lombok, untuk dibawa ke hotel tempat menginap, dan secara gesit memesan taksi untuk diantar ke Museum Negeri NTB yang diresmikan pada tanggal 23 Januari 1982. Jadi usia museum negeri itu mencapai 32 tahun, berdasarkan waktu peresmian.

 

Museum Negeri NTB adalah museum umum, tingkat provinsi, yang memiliki koleksi 7531 buah, sertamerta koleksi tersebut adalah bukti peninggalan sejarah mengenai kehidupan NTB sejak masa pra aksara sampai masa kini. Tentu  benda koleksi itupun punya berbagai nilai, tidak terkecuali nilai seni dan pengetahuan.

 

Sungguh mengasyikkan berkunjung ke Museum Negeri NTB, yang jam kunjungnya dari pukul 08.00 -15.00, Senin dan hari libur nasional dinyatakan tutup. Demikian asyik mengitari Museum Negeri NTB, lantaran museum ini tidak ada kesan seram. Pengunjung bisa menikmati dengan leluasa koleksi museum yang tertata rapi, mengingat benda yang tersimpan di museum dikelompokkan dalam beberapa jenis koleksi, seperti koleksi geologika, biologika, etnografika, arkeologika historika, senirupa, teknologika dan terdapat pula koleksi wawasan Nusantara.

 

Ternyata Museum Negeri NTB tidak sebagai tempat menyimpan  benda kuno alias antik, bersejarah serta arsip masa silam. Justru, kini,  Museum Negeri NTB  berperan ke arah peningkatan kehidupan berbangsa yang lebih cerdas, termasuk membangun wawasan nusantara.

 

Citra itulah yang digulirkan Museum Negeri NTB, sekaligus melakukan pembenahan dengan maksud mendekatkan diri terhadap kominitas sekitarnya. Memang bagaimanapun museum musti menjawab tantangan masa kini yang sejatinya  menjadikan museum tempat menarik untuk dikunjungi. Bagaimana pula museum  sebagai tujuan wisata yang  membanggakan bangsa atau daerah.

 

Tidak bisa ditutupi bahawa museum adalah bagian dari pranata sosial yang mengemban tanggungjawab sebagai pemahaman, apresiasi serta kepedulian pada identitas bangsa. Karenanya dalam  mengelola museum  perlu revitalisasi, dan dijadikan skala prioritas. Revitalisasi itu kiranya perlu didukung program gerakan cinta museum.

 

Paling tidak, tatkala mengunjungi Museum Negeri NTB suasana nyaman telah terasa. Dalam perkara ini museum sudah meningkatkan tampilan, meningkatkan profesionalisme dalam melayani pengunjung dan melakukan program kreatif. Untuk program kreatif, beberapa bulan lalu (2014) Museum Negeri NTB menggelar acara Museum untuk Kartini.

 

Kepala Museum Negeri NTB, Mohammad Faozal menyatakan kepada ChannelSatu. com saat di Jakarta, akhir Mei 2014, peringatan hari Kartini 2014 itu sengaja diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat. Sebab, kata Mohammad Faozalm sosok Kartini, menjadi sosok yang sanggup berkomunikasi lintas zaman, yakni masa lalu, masa kini dan masa datang.

 

Acara yang diketengahkan pada peringatan hari Kartini 2014, antara lain lomba membaca surat kartini, lomba karya tulis tentang Kartini, dan pameran hasil keterampilan para pewaris Kartini di provinsi NTB. Demikian kiat yang dilakukan Museum Negeri NTB dalam menjaring pengunjung.

 

Program kreatif yang digelindingkan Museum Negeri NTB diakui mampu memberikan kegairahan dalam mengajak masyarakat mencintai museum. Sebelum acara peringatan hari Kartini 2014, Museum Negeri NTB mengelar Ampenan Tempo Dulu. Program ini  menarik minat masyarakat, membludaknya pengunjung saban hari. Sehingga akhirnya digadang-gadang bakal menjadi program tahunan Kota Tua.

 

Acara  bertajuk Ampenan Tempo Doeloe itu sengaja digelar memperkenalkan dan mendekatkan museum kepada masyarakat. Kota Ampenan  tempo dulu sengaja diangkat karena banyak nilai sejarah peninggalan Belanda yang tersimpan tapi belum terekspose secara luas dan detail. Kerukunan beragama di kota Ampenan terasa kental.

 

Di wilayah Ampenan tua ada warga Tionghoa, warga Arab, warga Sasak, Samawa, Mbajo, Jawa dan suku lain. Mereka hidup  berdampingan dengan rukun. Acara Ampenan Tempo Doeloe, pun mengelar road show yang dimulai dari Museum Negeri NTB, berkeliling  daerah  ke Pulau Sumbawa dan berakhir di kota tua Ampenan. Terus? Apa yang dilakukan Museum Negeri NTB ini  tidak lain upaya mendekatkan museum ke masyarakat. Program model begini ialah langkah jempolan dan diharapkan sekali masyarakat akan mencintai Museum Negeri NTB.

 

Inilah terobosan, kata istri Gubernur NTB Erica Zainul Majdi. Museum tidak lagi dijadikan sebagai tempat pasif yang menyimpan benda kuno semata “Melainkan menjadi media komunikasi lintas zaman, yakni saat dulu, saat kini dan waktu mendatang.“

 

Jelas -jelas pula suatu terobosan, dan bukan hal yang aneh, jika suatu rombongan berjumlah 30 turis lokal, tatkala berlibur pada suatu tempat, tiga orang di antara memiliki tujuan utama berkunjung ke museum, ketimbang melulu berbelanja atau bersantai –santai di pantai. Ayo berwisata ke museum, museum di hatiku. (Syamsudin  Noer  Moenadi, Redaktur channnelsatu.com ,serta pemerhati yang suka berkunjung ke museum). Foto: Ilustrasi.

 

 

 

Latest News

Pemenang IJOOZ Video Challenge 2024 Diumumkan

Jakarta, Channelsatu.com - Tiga pemenang IJOOZ Video Challenge 2025 diumumkan di kantor PT Jus Untuk Semua, PIK, Jakarta Utara,...

More Articles Like This