Jakarta, channelsatu.com: Sudah merasakan kopi Bangka? Pertanyaan yang dilontarkan jurnalis media lokal terbitan Pangkalpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, langsung saya sambar dengan pertanyaan pula, “Memangnya di Pulau Bangka ada perkebunan kopi? Selama ini saya mengenal kopi Aceh, kopi Lampung, dan tidak ada namanya kopi Bangka. Sepengetahuan saya, di Pulau Bangka adanya perkebunan lada.“
Bisa jadi mendengar dialog itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi, langsung memberikan komentar, “Pulau Bangka itu dikenal pulau timah dan lada. Di sini tidak ditemui kebun kopi, tapi kopi Bangka terkenal dengan racikannya. Di sini, kopi didatangkan dari daerah lain. Coba Anda nikmati kopi Bangka, aromanya menggoda dan itu karena racikannya. Di sini ada kedai kopi yang hadir sejak tahun 1938.“
Terus terang saya makin penasaran, alih-alih mendapat info dari Pak Yan Megawandi mengenai kedai kopi yang sudah berdiri sejak 79 tahun lalu, untuk segera ngopi di kedai tersebut. Begitu sampai di hotel, tempat menginap yang tidak jauh dari alun-alun Pangkalpinang, saya pun mencari kedai kopi itu. Namun malam kian larut, sementara langit bertaburan bintang, yang menurut karyawan hotel bahwa kedai kopi sudah pada tutup. Hanya ada satu kedai kopi yang buka, itupun di ujung jalan, dan jaraknya berbilang langkah dari hotel.
Di kedai kopi itu, saya dan beberapa rekan jurnalis dari Jakarta memesan kopi hitam tanpa gula. Pada malam itu saya merasakan minuman kopi yang biasa saja. Praktis tidak beraroma. Di benak pikiran saya, tentu ini lantaran racikannya yang salah. Benar juga apa yang dikatakan Pak Sekda, Yan Megawandi. Semoga pada hari berikutnya di kota Pangkalpinang saya bisa ngopi di suatu kedai kopi yang sudah menjadi legenda.
Alhasil saya mendapat informasi mengenai kedai kopi legenda itu, yakni namanya: Tung Tao. Di kota Pangkalpinang, kedai kopi Tung Tao sudah tersebar di mana-mana. Malah buka pula di Bandara Depati Amir, yang saya melihat gerainya di area keberangkatan. Memang ngopi di kedai kopi yang berdiri tahun 1938 itu, sungguh menggugah. Racikan kopinya oke, sertamerta aromanya aduhai. Ada sedikit rasa pahit yang menempel di lidah, dan itulah kenikmatan bagi penggemar kopi.
Kedai kopi Tung Tao tidak hanya menyediakan minuman kopi semata, tapi menyediakan pula roti panggang dan aneka makanan dengan cita rasa khas Bangka. Roti panggang dan makanan mi ikannya wajib dicoba. Roti dibuat sendiri, sangat empuk dan lembut dengan isian beragam. Mi nya juga lembut dan gurih, yang disukai anak-anak sampai orangtua.
Kopi yang paling banyak dipesan di kedai Tung Tao adalah kopi hitam, juga roti panggang khas Tung Tao dengan aneka pilihan isian. Hanya saja kedai Tung Tao yang di Bandara Depati Amir menyediakan menu soto ayam, mi goreng dan nasi goreng. Untuk minuman kopi, Tung Tao yang berada di bandara bisa dipesan secara gelas cup khusus, agar bisa mudah dibawa-bawa.
Sementara bagi yang ingin membeli kopi bubuk, Tung Tao juga menyediakan, yaitu kopi bubuk Tung Tao kemasan. Kopi bubuk kemasan ini bisa dijadikan oleh-oleh buat karabat. Sebaliknya kedai kopi Tung Tao ini juga menyediakan kemasan khusus untuk roti panggang buat dijadikan buah tangan.
Jadi, jika Anda sekeluarga berlibur ke Pulau Bangka, terutama nginap di kota Pangkalpinang jangan lupa mampir alias ngopi ke kedai–kedai kopi di kota Belinyu, kota tua yang tidak jauh dari Pangkalpinang. Dari kota Sungailiat ke Belinyu jaraknya sekitar 60 kilometer dengan waktu tempuh satu jam.
Diakui masyarakat Pulau Bangka senang menyantap martabat dan mengunjungi warung kopi. Nah, budaya alias kebiasaan minum kopi di Belinju betul-betul guyup. Di Belinju, banyak warung kopi sebagai tempat ngobrol atau ngegosip. Ya, ngegosip apa saja atau ngobrol macam-macam. Mulai dari masalah politik Pilkada hingga gosip perihal pelantun lagu dangdut Ayu Ting Ting
Salah satu warung kopi di Belinju yang patut dikunjungi adalah Warung Kopi Kutub Utara atau kerap disebut Warung Gepe yang berlokasi di jalan Veteran no.89B, Belinyu. Di Warung Kopi Kutub Utara, umumnya pada sore hari, banyak terlihat ramai. Di suatu meja, ada beberapa pengunjung main kartu gaple. Di sisi lain ada yang sedang seru-serunya ngegosiip dengan percakapan bahasa Melayu dan Tionghoa.
Mereka ini, pengunjung Warung Gepe, demikian larut biskusi atau bergosip dalam percakapan dan keakraban. Suatu pemandangan yang wajar dan sungguh menyejukkan hati. Di Warung Kopi Kutub Utara atau Warung Gepe ini tersedia kopi tubruk yang kental dan oke sekali, serta kopi susu.
Selain kopi, tersedia beraneka ragam minuman es, seperti es tapai, es kacang merah, es kacang hijau dan lain-lain. Dari banyaknya menu minuman es itulah, muncul nama Kutub Utara, karena menjadi semacam tempat dingin, sebagaimana di kutub utara saat matahari terik. Warung Kopi Kutub Utara buka sejak 1952, enampuluh lima tahun lalu, dan kini pengelolanya dipegang generasi kedua.
Yuk, berlibur ke Pulau Bangka, menikmati keindahan pantainya yang memukau dan jangan lupa pula sesekali ngopi. Duh, aroma kopinya sungguh menggoda. (Syamsudin Noer Moenadi, Jurnalis Senior, Pemerhati Kuliner dan Redaktur channelsatu.com)