
Jakarta, channelsatu.com:Tidak dipungkiri pariwisata Indonesia makin gencar dipasarkan ke berbagai negera belahan dunia. Salah satu target yang ingin dicapai, adalah Indonesia bisa menjadi pasar pelayar yacht. Sungguh jangan diabaikan wisata yacht (termasuk wisata bahari) , mengingat Indonesia sebagai negara maritim punya hampir seluruh yang diinginkan pelayar.
Negara Indonesia ini merupakan negara maritim? Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang dihubungkan oleh laut. Laut menjadi penting karena memegang peranan utama di negera Indonesia yang tercinta. Maka untuk urusan wisata bahari Indonesia memiliki segala-galanya yang tidak dipunyai negara lain.
Bayangkan Indonesia mempunyai pantai sepanjang 18.000 kilometer dan 13.000 pulau. Jelas hal ini adalah pilihan tujuan wisata yang sangat beragam. Jangankan berkunjung ke pulau berbeda, di satu pula saja bisa ditemui beraneka ragam tujuan wisata.
Di Indonesia sedikitnya punya 59 lokasi selam. Namun hanya 13 lokasi selam yang serius ditangani. Selebihnya lokasi selam lainnya, sepi dikunjungi wisatawan yang hendak menyelam lantaran infrastruktur yang tidak memadai. Lokasi selam yang ramai dikunjungi wisatawan diantaranya: Bunaken, Wakatobi, Raja Ampat, Mentawai dan Nias.
Masalah infrastruktur inilah yang juga menjadi ganjalan bagi pelayar yacht. Sebagai contoh ketika Sail Wakatobi Belitong pada tahun 2011, perahu peserta jauh di tepi pantai. Tidak ada jejeran perahu yang ditambatkan di dermaga. Satu –satunya dermaga di Tanjung Kelayang hanya cukup untuk berlabuh maksimal empat perahu nelayan.
“Untuk kelas internasional, kita baru punya tiga marina (dermaga) yang memadai. Yakni di Batam, Bali dan Jakarta. Saat ini, supaya pelayar yacht dari penjuru dunia datang kemari mengelilingi lautan Indonesia, paling tidak dibutuhkan sepuluh marina, “kata Okto Irianto, Asisten Deputi Jasa Kemaritiman, Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kemenko Bidang Kemaritiman yang ikut memasarkan wisata yacht bersama (bersama Kementerian Pariwisata) ke beberapa kota di Australia, kepada channelsatu.com awal September 2016.
Okto Irianto bertutur bahwa antusias pelayar yacht Australia luar biasa. “Yacht sudah menjadi gaya hidup mereka. Tidak segannya mereka berlayar sampai tiga bulan. Dan lautan Indonesia pilihan utamanya .“ Memang bagi pelayar yacht dari penjuru dunia, laut Indonesia tidak lain tantangan sertamerta kenikmatan dalam berlayar.
Iklim tropis memungkinkan pelayaran selama 12 bulan penuh dalam setahun ke seluruh lautan Indonesia. Ini tentunya berbeda dengan kawasan empat musim di Eropa yang kenikmatan berlayar hanya empat bulan dalam setahun, selebihnya memilih tinggal di darat.
Nilai lebih itulah yang jelas-jelas dipunyai Indonesia untuk menarik pelayar yacht dunia datang. Jadi jangan diabaikan dan kiranya perlu sekali dimanfaatkan perihal kekayaan bahari Indonesia. Pihak yang berkompeten musti giat mengundang pelayar asing menjelajahi Indonesia . Dengan yacht, para pelayar itu diajak singgah ke berbagai daerah pesisir Indonesia. Maka, bersama yacht menyasar devisa.
Pelayar yacht yang datang mengelilingi lautan Indonesia, jika berlabuh diharapkan menginap di rumah penduduk. Dan para penduduk di sekitar lokasi berlabuh bisa melakukan aktivitas alias berdagang makanan, minuman atau menjual cendera mata. Penduduk sekitar lokasi berlabuh menjadi aktif. Artinya melalui aktivitas itulah roda perekonomian berdetak.
Betapa menggairahkan dunia pariwisata Indonesia, terlebih lagi sektor wisata yach yang termasuk wisata minat khusus dioptimalkan, alih-alih Indonesia sebagai negara maritim. Tidak diingkari pariwisata merupakan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan ekonomi rakyat. Pariwisata juga turut mengembangkan produk kreatif, seperti kerajinan, yang meningkatkan nilai tambah. (Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis, pemerhati pariwisata, dan Redaktur channelsatucom)