Jakarta, channelsatu.com: Pertanyaan yang digulirkan ini, sebagaimana judul tulisan artikel, tidak akan terlontarkan duapuluh atau lima belas tahun lalu. Tetapi jika dicuatkan pada saat ini, ketika pariwisata menjadi primadona, dan diyakini sebagai roda utama penggerak perekonomian negara, maka pertanyaan tersebut sangat relevan.
Sejumlah even yang digelar di Indonesia, tentunya, boleh dibilang merupakan konstribusi terhadap peningkatan jumlah pelancong, tidak terkecuali wisnus alias wisatawan nusantara. Dan Festival Film Indonesia, disingkat FFI, adalah salah satu even yang bisa dijual.
Pasalnya FFI selalu diselenggarakan pada bulan Desember, serta untuk tahun 2013 diadakan di Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah,
FFI sendiri tidak lain peristiwa bergengsi untuk insan perfilman. Puncak pencapaian insan perfiman Indonesia terwadahi pada festival film tersebut. Dapat dipastikan akan meriah dan gemebyar, mengingat banyak artis, aktor dan akris, berkumpul (Desember mendatang) di Semarang.
Semarang, kota yang banyak mempunyai tempat wisata yang menarik dan menjanjikan. Belum lagi wisata kuliner yang begitu oke untuk segera dinikmati. Memang Semarang tidak hanya kaya akan khazanah kebudayaan dan peninggalan masa lalu, tetapi juga dapat dikata surganya makanan lezat.
Beberapa tempat makan yang layak untuk dijajal tatkala berada di Semarang, dalam menghadiri festival film terakbar itu. Hanya di Semarang kita menemukan tahu pong, yakni berupa tahu goreng, udang gimbal, telur ayam rebus yang digoreng serta disajikan dengan bumbu kecap dan lobak.
Pilihan yang tepat sekali bahwa FFI digelar di Semarang, dan diadakan pada bulan Desember. Setiap tahun jadwal itu tidak berubah, dan kiranya dapat dijadikan momen terbaik. Karena menghadapi liburan sekolah. Diakui menjelang liburan sekolah sangat tepat serta diharapkan mendorong masyarakat memanfaatkan liburan di dalam negeri, sehingga bakal lebih mengenal negeri sendiri.
Hasil kajian dari lembaga yang mengurusi pariwisata pergerakkan wisnus terjadi pada saat liburan sekolah. Justru liburan sekolah picu pergerakkan 20 juta wisnus (tahun 2011). Secara keseluruhan pergerakkan wisnus di Indonesia, data tahun 2011, mencapai 237 juta. Atau 20 juta, delapan persen di antaranya terjadi pada liburan sekolah.
Momentum lain yang memicu pergerakkan wisnus adalah saat liburan, hari raya Idul Fitri (Lebaran), Natal dan Tahun Baru, serta hari raya lainnya. Lantas bagaimana dengan wisatawan manca negara?
Mengalami kenaikan yang tinggi. Pada Maret 2013 kunjungan wisman sebesar 725,316 jiwa, merupakan rekor baru. Sebab selama ini capaian tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Desember saat puncak musim turis atau high seasons.
Ringkasnya sektor pariwisata memperlihatkan perkembangan positif meski perekonomian global masih dilanda ketidakpastian. Dengan demikian diharapkan target kunjungan wisman tahun 2013, tercapai. Target pesimistis 8,3 juta, target moderat 8,6 juta dan target optimistis 9 juta wisman. Maka jika begitu, perolehan devisa pariwisata meningkat.
FFI 2013 di Semarang dapatlah diprediksikan bakal mendongkrak wisatawan. Namun dengan catatan penyelengaraan FFI dikelola secara profesional. Paling tidak, dalam soal ini , promosi sudah dilakukan secara gencar. Sudah diketahui FFI digelar di Semarang, dan para artis akan melakukan karnaval serta menggadakan serangkaian acara. Seperti temu muka dengan masyarakat, pemutaran film pilihan atau pesta rakyat, barangkali.
Kita bisa mencontoh festival film dari negara lain. Tidak jauh-jauh adalah Festival Film Busan, Korea Selatan yang sebulan sebelum festival film digelar, hotel-hotel di kota Busan sudah dipesan para turis, baik turis dari luar negara Korea Selatan maupun dari kota –kota di wilayah Korea Selatan.
Turis datang ke Busan hanya untuk menyaksikan film–film yang diputar selama festival. Ada ratusan judul film yang ditayangkan. Bisa jadilah FFI 2013 melakukan pendekatan seperti itu. Artinya masyarakat sekitar Semarang, entah itu dari Magelang, Solo, Kudus, dan Pati, bertandang ke Semarang untuk menyaksikan film Indonesia pilihan dan akhirnya dapat berjumpa dengan artis kesayangannya.
Semuanya itu patut dikelola secara profesional serta dipersiapkan secara matang. Kerjasama dengan pihak operator pariwisata, sepatutnya dan secapatnya digandeng. Dan tentunya ini demi pertumbuhan wisnus yang ingin melihat dari dekat kota Semarang. Yakni kota yang banyak tempat menarik untuk disambangi.
Di tengah kota berdiri Tugu Muda, sebagai peringatan akan pertempuran lima hari di Semarang. Berbentuk lilin yang menyimbolkan semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada malam hari Tugu Muda kian cantik dengan kilauan cahaya lampu. Tidak jauh dari Tugu Muda, ada Museum Mandala Bakti yang makin melengkapi kesan heroik kota Semarang.
Semarang terkoneksi dengan berbagai kota besar di Indonesia baik melalui jalur darat, laut dan udara. Stasiun Tawang menjadi tempat kedatangan dan keberangkatan kereta api kelas Eksekutif, bisnis dan Ekonomi AC. Penumpang kelas ekonomi biasa berhenti dan berangkat di Stasiun Poncol. Sedangkan terminal bus Terboyo melayani untuk tujuan kota besar di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
FFI 2013 adalah momentum yang tidak boleh dilewatkan begitu saja dalam mendongkrak kunjungan wisnus ke Semarang (serta ke wilayah sekitarnya). Kesempatan ini jangan disia-siakan. Jelas merupakan momen emas. FFI 2013 tak diingkari memiliki daya tarik kuat, dan wisnus bakal datang ke Semarang apabila segala sesuatunya terkemas rapi: Pesta pada malam penyerahan Piala Citra diketengahkan meriah,program, termasuk pemutaran film Indonesia pilihan, tertata , dan jadwal acaranya pasti. ( Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis , pemerhati film dan suka berwisata) Foto: Ilustrasi.