KUTUNGGU FESTIVAL FILM INDONESIA 2013 DI SEMARANG

Share

Jakarta, channelsatu.com: Semakin mengerucut dan kian jelas bahwa Festival Film Indonesia 2013, selanjutnya disingkat FFI 2013, diselenggarakan di kota Semarang, Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Pilihan Semarang, kota pelabuhan yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, bukanlah tanpa alasan. Mengingat sejak tahun 2011, Semarang, setidaknya, sudah melamar sekaligus menyanggupi untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan FFI.
Masalah keputusan tidak tegas yang membuat Semarang terpinggirkan. Alasan sederhananya karena Semarang dianggap tidak memiliki tempat terbuka yang memadai untuk penyelenggaraan acara adiluhung bagi insan perfilman, semacam FFI, apalagi FFI mesti disiarkan secara langsung stasiun televisi ke pelosok penjuru wilayah Indonesia.

Penunjukan Semarang lebih awal, penyelenggaraan FFI selalu awal bulan atau pertengahan Desember, adalah keputusan yang tanggap. Biasanya sangat mendadak. Dan penunjukan tempat diselenggarakan FFI lebih dulu, sesungguhnya langkah jeli yang dilakukan pihak pemangku kepentingan, teristiwa pemerintah yang mendanai festival film tersebut, walau pelaksanaannya diserahkan pada insan perfilman.

Dalam masalah ini, sesungguhnya pihak pemerintah hanya mengayomi saja. Meski pemerintah pun punya misi, terlebih lagi ialah pihak yang mendanai. Sertamerta bagaimanapun untuk membuat festival yang adiluhung diperlukan persiapan waktu yang tidak seperti membalik telapak tangan.

Maka untuk menentukan tempat penyelenggaraan lebih awal, justru kiranya patut dipahami sebagai upaya jempolan. Manajemen menuntut demikian, dan berbarengan dengan soal itu, kiranya selayaknya ditelurkan mengenai konsep festival, sebagai petunjuk teknis, serta selanjutnya harus dipilih siapa saja figur yang bakal melaksanakan.

Tulisan ini tidak ingin mencampuri bab yang menyangkut pernik-pernik yang lebih ke dalam alias bersifat internal. Hanya saja yang patut digarisbawahi dari penyelenggaraan suatu festival  yang punya gengsi, memang dibutuhkan sekali perencanaan matang. Hal ini bukan saja berkaitan dengan tengat waktu (deadline) yang mepet, tapi juga masalah pencitraan. Festival semacam FFI sewajarnya bermartabat dan punya derajat.

Baiklah, kembali ke Semarang, ke sebuah kota yang sangat mudah dijangkau dari arah Jawa Barat maupun Jawa Timur. Bandara Ahmad Yani, terminal bus Terboyo, dan Pelabuhan Tanjung Emas, terhubung dengan kota-kota lain di Nusantara. Jika Anda ke Semarang, jelas tidak akan menyesal untuk melenggang ke kota yang kerap dijadikan tempat syuting. Di Semarang Anda bisa memuaskan diri berwisata. Bangunan bersejarah, kelenteng unik sampai kuliner khas ada di Semarang.

Semarang banyak memiliki gedung tua bersejarah. Sebut saja gedung Kantor Pos Besar, serta pusat kantor kereta api masa kolonial Belanda yang dikenal dengan nama Lawang Sewu. Sementara bagunan religius di Semarang ini tidak kalah unik. Mulai dari kelenteng Sam Po Kong yang dibangun untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Kelenteng Tay Kak Sie, Pagoda Kwan Im, Gereja Katedral Randu Sari sampai Masjid Agung Jawa Tengah yang punya menara setinggi 99 meter.

Mau apa lagi? Anda bisa melancong ke Kampung Kopi Banaran, sembari menjelajah perkebunan kopi. Serta bisa puas menikmati indahnya lima gunung sekaligus, yaitu Gunung Sumbing, Gajah Mungkur, Lelir, Elomoyo dan Merbabu.

Belum lagi soal kuliner, beragam menu khas bertebaran di Semarang. Selera Anda jelas terpuaskan. Mulai dari lumpia, bandeng presto, tahu pong, roti ganjel rel, wingko babat sampai wedang tahu. Begitupun tentang akomodasi, tidak usah khawatir. Banyak hotel yang menyodorkan keramahan serta kemewahan         

Kutunggu FFI 2013 di Semarang yang sebagaimana Jakarta memiliki Oud Batavia, maka Semarang punya Oudstadt (Kota Lama). Kota Lama Semarang ini (Pacinan sampai Pasar Johar atau Kauman)  dibangun sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda, setelah Kerajaan Mataram menyerahkan Semarang sebagai pelabuhan utama pada tahun 1678.

Pada waktu itu, kerajaaan Mataram menyerahkan Semarang ke VOC, Vereenidge Oostindishe Compagnie, lantaran VOC membantu menumbangkan kekuasan Trunojoyo yang memberontak terhadap Mataran. Sejarah telah mencatat segala peristiwa itu, pun telah tercatat bahwa FFI 1980 diselengarakan di Semarang, 22-27 April, yang menobatkan Perawan Desa, sebagai film terbaik dan berhak mendapat Piala Citra Utama. Dari film Perawan Desa itu, dua Piala Citra digenggamnya untuk penyutradaraan (yakni Franky Rorimpanday) dan skenario (Putu Wijaya).

Siapa bakal menjadi film terbaik FFI 2013? Semua peristiwa FFI akan tercatat di kota Semarang pada awal atau pertengahan Desember mendatang. Memang masih beberapa bulan lagi, tapi waktu cepat bergulir. Di kota Semarang, sejuta pesona ditawarkan, juga bakal ditorehkan suasana romantisme pesisir utara Jawa masa lalu yang hening. Kutunggu dirimu selalu FFI 2013 di Semarang. (Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis  dan pemerhati film yang gemar berwisata)

Redaksihttps://channelsatu.com/
News and Entertainment

Read more

NEWS