Scroll untuk baca artikel
Sinopsis

KONGSI CINTA DEMI MEMADUKAN RASA LUMPIA

4
×

KONGSI CINTA DEMI MEMADUKAN RASA LUMPIA

Sebarkan artikel ini

Jakarta, channelsatu.com: Asal usul hidangan lumpia berupa gulungan gandum tipis berisi rebusan irisan rebung, dicampur bumbu telur dan daging udang digoreng atau dikukus. Menurut sejarah kuliner makanan lumpia itu tercipta di Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah.  Dikisahkan pada tahun 1920-an, di kawasan Senjoyo, Semarang diselenggarakan pasar malam.
Bedasarkan penuturan nyonya Lien, keturunan keempat pedagang lumpia, bahwa Tjoa Thay Yoe, perantau dari China, jualan makanan kecil yang disebut lumpia, di arena pasar malam. Dan di pasar malam itu juga terdapat pedagang lain seorang perempuan Jawa yang akrab dipanggil Mbok Wasi.

Mbok Wasi menjual jajanan yang terbuat dari potongan kentang dan daging udang. Rasanya manis. Sedang jajanan yang dijual Tjoa Thay Yoe berisi rebung dan daging babi. Rasanya asin. Mereka, mulanya bersaing. Namun daripada repot bersaing, Tjoa Thay Soe melakukan suatu pendekatan lobi yang cerdas dan cerdik.

Pendekan lobi itu akhirnya membuah rasa cinta. Tjoa Thay Soe akhirnya melamar Mbok Wasi. Lamaran tidak ditolak. Lantas mereka menikah. Itulah kisah kongsi cinta, yang sejatinya mereka memadukan rasa makanan lumpiah. Mereka ini memang memadukan hati sekaligus sepakat menyatukan usaha. Setidaknya menyamakan produk lumpia dalam menu dan rasa baru yang dikenal saat ini, yakni terbuat dari cacahan rebu yang dicampur telur dan daging udang. Rasanya manis.

Demikian kisah hidangan khas Semarang, yaitu menu lumpia yang terus menerus bertahan hingga sekarang. Sebaliknya ada banyak orang menyakini makanan lumpia itu adalah menu kuliner yang berasal dari China. Nyatanya tidak ada di sana. Sama halnya makanan martabak yang katanya dari India, tapi di sana tidak ada.

Di Vietnam ada makanan sejenis lumpia yang tidak digoreng, melainkan dikukus, namanya Goi Cuon. Lumpia basah asal Vietnam ini berisi udang rebus, bihun rebus, telur dadar dan sayuran yang dibungkus dengan Bahn Trang, yaitu kulit lumpia dari tebung beras, yang transparan, sehingga isi dari gulungan itu terlihat.

Jika Anda ingin mencicipi Goi Cunon ini silahkan bertandang ke salah satu restoran Vietnam  yang ada di Jakarta, persisnya di Jalan Raya Cikini. Restoran Vietnam itu bernama Vietopia, terletak di deretan gedung lama, bersuana oldies dengan interior minimalis. Sederhana sekali.

Sedakar info restoran Vietopia ini menjyajikan makanan Viertnam yang otentik. Menunya beraneka ragam seperti Ga Xao Dua Hanh, Bo Lu Lac, Tom Got Dieu dan Pho Bo yang tidak lain mie khas Vietnam. Pho Bo ini mesti disajikan saat panas. Makanan Vietnam itu pasti terasa asing di telinga Anda. Untuk itu tak usah khawatir. Pasalnya waiterss akan menjelaskan atau Anda bisa membaca penjelasannya di daftar menu.

Bersantap di restoran Vietopia memang tenang. Anda merasakan kelezatannya menu Vietnam asli, dan makin mantap bersantap di Vietopia itu dengan ditutup secangkir kopi khas Vietnam. Benar – benar nikmat, sebagaimana Anda menikmat lumpia basah asal Bandung.

Di Bandung, lumpia basah ini dijual di banyak tempat. Mudah diperoleh, apalagi di dekat Gedung Sate. Lumpia basah Bandung adalah kudapan yang cocok disantap setiap saat. Isinya tumisan bengkoang, tauge dan telur bercampur dengan sambal maupun bumbu. Lalu dibungkus  dengan kulit lumpia yang telah dilumuri saos manis kental gula merah dan sagu, yang digulung menjadi satu.

Benar-benar nikmat lumpiah Bandung ini. Harganya murah meriah. Kedai manapun di Bandung pasti menyajikan menu ini, dan selalu menjadi incaran bagi wisatawan nusantara. Kiranya silahkan saja, memilih lumpia Semarang, Bandung atau lumpia Vietnam, tapi yang ada di Jakarta (toh sajiannya otentik ), Anda tidak usah jauh jauh terbang ke sana, pasti memperlukan biaya tak sedikit, cukuplah berkunjung di restoran Vietopia saja. (Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis, dan pemerhati, juga penikmat kuliner)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *