Jakarta, channelsatu.com: Pertumbuhan belanja iklan tahun 2016 memperlihatkan pergerakan positif dengan nilai pertumbuhan sebesar 14 persen. Angka pertumbuhan tersebut, total belanja di televisi maupun di media cetak mencapai Rp 134, 6 triliun. Demikian hasil temuan Nielsen Advertising Information Services yang dirilis 1 Februari oleh Nielsen Indonesia.
Kontributor untuk pertumbuhan belanja iklan masih dari media televisi yang menyumbang 77 persen, total nilai belanja iklan meningkat sebesar 2,2 persen dibanding tahun 2015. Sedangkan belanja iklan suratkabar, majalah dan tabloid menurun dengan adanya penurunan jumlah media yang beroperasi.
“Belanja iklan pada tahun 2016 pertumbuhannya positif. Setelah pengalami pertumbuhan melambat pada tahun 2015. Tahun 2016 kepercayaan diri pasar sudah bangkit kembali seperti sedia kala. Semua kategori memperlihatkan pergerakan positif,“ kata Hellen Katherina Executive, Head of Media Business, Nielsen Indonesia kepada beberapa wartawan di Jakarta, 1 Februari 2017, salah satunya channelsatu.com.
Untuk periode sepanjang tahun 2016, sepuluh kategori produk dengan belanja iklan tertinggi juga meraih pertumbuhan positif. Ketegori Pemerintahan dan Organisasi Politik masih menjadi pengiklan terbesar dengan nilai belanja Rp.8,3 Triliun, tumbuh 9 %. Disusul iklan rokok kretek dengan total belanja iklan Rp 6,3 Triliun yang tumbuh sebesar 45 persen.
Pengiklan terbesar ketiga adalah produk perawatan rambut, total belanja iklan sebesar Rp.5,7 Triliun dan mengalami pertumbuhan 27 % debanding dengan tahun 2015. Kategori Telekomunikasi mengabiskan belanja iklan sebesar Rp. 5,3 Triliun dengan pertumbuhan 25 %. Kategori Telekomunikasi juga merupakan salah satu kategori produk teratas yang mengalami pertumbuhan belanja iklan paling besar dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu tumbuh hingga 12 kali lipat dibanding tahun 2007.
Sementara merek-merek dengan belanja iklan tertinggi sepanjang tahun 2016 adalah Dunhill, rokok kretek, dengan nilai belanja iklan mencapai Rp. 956 Milliar, tumbuh hingga 573 % dibanding tahun 2015. Disusul Indomie dengan total belanja iklan sebesar Rp. 787 Miliar yang berkurang sebesar 19 % ketimbang tahun 2015.
Pada peringkat ketiga, untuk pengiklan terbesar adalah Traveloka dengan total belanja iklan sebesar Rp.688 Miliar. Dari jajaran instutusi pemerintahan, Kementerian Kesehatan masuk dalam pengiklan terbesar pada tahun 2016, yakni di urutan ke enam dengan total belanja iklan dua kali lipat dibanding tahun 2015, yaitu sebesar Rp.569 Milyar.
Belanja iklan yang dirilis Nielsen Indonesia, diambil dari data monitoring aktivitas periklanan Indonesia yang mencakup 15 stasiun televisi nasional, 99 suratkabar, 123 majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo dan lain-lain.
Lantas data mengenai konsumen diambil dari hasil survei yang dilakukan secara regular dan dilakukan di 11 kota di Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 16.000 orang. (Syamsudin Noer Moenadi, email nm.syamsudin @ yahoo.com).