Pahawang-Lampung, channelsatu.com: Film 11:11 Apa Yang Kau Lihat? produksi bersama Layar Production dan Cinema Delapan, selama dua pekan, telah melakukan suting awal di pulau Pahawang dan Kiluang Lampung. Semua pemain yang terlibat Rendy Kejaenet, Twindy Rarasati, Bayu Anggara, Fauzan Smith, Toriq, Lady Nayoan, Iin Hermayani dan lain-lain, bersama para kru yang dikomandoi sutradara muda Andi Manoppo, bersatu bekerja keras menyelesaikan produksi ini.
Di pulau Pahawang Kecil misalnya, semua rela tinggal di pulau tersebut, yang jauh dari keramaian. Pasalnya, untuk menuju ke pulau tersebut butuh waktu satu jam dari dermaga naik kapal tradisional. Namun semua enjoy menikmatinya, bahkan beberapa pemain, kru dan produser rela tinggal di tenda, demi memfokuskan pekerjaan.
Mereka pun angkat bicara soal keterlibatanya di Film 11:11 Apa Yang Kau Lihat? Ini petikannya:
“Ga masalah kita tidur di tenda demi kelancaran suting film 11:11 Apa Yang Kau Lihat?,” aku Toriq yang rela berhari-hari tidur di tenda.
Menyinggung soal film ini sendiri, Alfani Wiryawan selaku Produser yang turut menginap di tenda selama suting, menjelaskan film yang diproduksinya walaupun bergenre horor, tidak menghadirkan hantu pada umumnya film horor, seperti Pocong, Kuntilanak, atau Gondoruwo. Tapi, kita menghadirkan hantu yang tidak kalah seremnya, yaitu: Siluman Laut. Ini tentunya belum pernah ada dihadirkan dalam film horor Indonesia,” sambung Alfani pada awak media yang diberi kesempatan meliput langsung di Pahawang baru-baru ini.
“Di luar horor, kita manjakan mata penonton dengan keindahan panorama alam yang Indah baik di Lampung juga nanti di Bali yang jadi lokasi suting film Ini. Dan, perlu diketahui lokasi suting yang indah ini belum pernah diambil gambarnya untuk film-film bioskop juga untuk televisi. Tepatnya, di pulau ini baru melalui film 11:11 Apa Yang Kau Lihat?, bisa disaksikan nantinya di layar lebar,” timpal Produser Pelaksana dan Direktur Produksi Rangga Wijaya yang bangga sebagai putra daerah Lampung, tanah kelahirannya dijadikan lokasi film ini dan sekaligus memperkenalkan tim Layar Production di lokasi suting hadir juga, Fitri sebagai Sekretaris dan Humas, Fandy sebagai tim Marketing.
“Lengkapnya dalam film ini, saya menawarkan sebuah konsep baru yaitu “Horor Adventure”. Dengan background Diving (Underwater photography) sebagai aktivitas keseharian dari karakter-karakter di film ini. Tantangannya adalah kita harus shooting di lokasi-lokasi yang medan nya cukup sulit dan jauh. Tetapi dengan keistimewaan mempunyai view dan landscape yang sangat bagus ini, jadi daya pikat tersendiri saat diangkat ke layar lebar. Dan juga teknis pengambilan gambar dalam adegan-adegan underwater yang secara teknis cukup sulit jadi sebuah petualangan yang memikat,” papar Andi Manoppo.
Tugas Andi dalam film ini terbilang cukup berat, karena ia tidak saja harus mendirect kisah film ini jadi bagus dan disukai penonton, Andi juga terjun langsung ke dalam air, untuk mengarahkan para pemain yang sebagian besar belum punya pengalaman menyelam di laut, kecuali Twindy yang sudah punya Diver Certified (Open Water).
“Ya buat pemula, saya memang harus memberikan kepercayaan diri pada para pemain, bahwa mereka bisa melakukan adegan ini, caranya: Memberikan Informasi mengenai dunia selam, Memberikan pengetahuan teknis menyelam, termasuk pengenalan alat-alat diving dan bagaimana menggunakannya. Juga memberikan pelatihan dasar menyelam (try scuba) yang dibantu oleh Dive Center,” jabar Andi yang mengaku bersyukur tidak terlalu sulit mengarahkan para pemain saat melakukan adegan menyelam.
Cerita Twindy yang juga berprofesi sebagai dokter soal keterlibatanya di film ini, menerangkan kalau main film horror, merupakan pengalaman pertamanya. Menyinggung teman-teman artis lainnya yang ikut adegan menyelam, karena lebih berpengalaman, Twindy menilai, saat adegan menyelam, rekan-rekannya masih terlihat ketakutan ketika lakukan adegan tersebut.
“Sebabnya, diving bukan hanya menyelam, tapi harus pengenalan, kita juga harus tanggungjawab masing-masing. Mulai dari pengenalan alat juga. Jadi ada ketika adegan, bang Ozan juga nanya ketika di laut dan di kolam ada bedanya ga? Aku bilang beda banget,” kata Twindy yang berperan sebagai Vania, seorang gadis vlogger yang cantik, yang memiliki hobi diving dan jadi lawan mainnya Randy yang berperan sebagai Galih.
Twendy menilai, chemistry diantara mereka sudah cukup bagus. “Apalagi beberapa kali saya mengajak hang out bareng, dinner bareng, nongkrong bareng di luar kegiatan film supaya chemistry diantara pemain bisa terbangun,” ujar Twendy mengawali cara membangun komunikasi dan kekompakan bermain di film ini sebelum memasuki suting.
Rendy Kjaernett juga angkat bicara soal keterlibatanya di film ini, selama berada di pulau Pahawang Kecil, ia mengaku ada banyak scene yang harus dia selesaikan bersama rekan-rekannya, salah satunya adalah adegan diving. “Bagi saya, tidak mudah untuk melakukan adegan menyelam. Untuk itu, sebelumnya saya harus belajar terlebih dahulu sebelum lakukan take adegan tersebut,” ungkapnya.
“Ini pengalaman pertama saya main film horror dan kegiatan menyelam. Jadi kemarin ada adegan menyelam atau diving, itu sangat menyenangkan.Ya, so far ini jadi pengalaman seru karena ini film 30 persen syuting di dalam air,” tandas Rendy senang.
Lady Nayoan punya cerita yang berbeda di film 11:11 Apa Yang Kau Lihat?, dimana ia berperan sebagai Dewi yang tak lain kuncen penunggu kapal Jepang yang tenggelam bersama harta karun. “Seru banget bisa terlibat di film ini. Walau sutingnya cukup melelahkan karena harus berlari-lari di gunung berbatu terjal dan di pantai tapi saya enjoy. Enjoy juga saat harus bermalam di pulau ini dengan tidur di tenda,” pungkas Lady.
SINOPSIS FILM 11:11
Di sebuah laut di lepas pantai Tanjung Biru, bulan purnama menyinari. Tampak sebuah kapal misterius. Dua orang perampok duduk di atas kapal. Mereka melihat jam dengan gelisah. Tampak jam menunjukkan 11:11. Sekarang saatnya mereka menyelam. Tanpa mereka sadari, jam mereka berhenti berdetak di jam 11:11. Setelah mereka menyelam, mereka seperti hilang ditelan laut. Begitu pula seorang wanita bernama Dewi yang memiliki seorang anak bernama Galih, yang menjadi penjaga situs di Tanjung biru.
10 tahun kemudian…
Rendy Kejaenet dan Twindy Rarasati dalam adegan film 11:11 Apa Yang Kau lihat? Foto: ist.
Galih, sekarang adalah seorang mahasiswa, Galih senang mengunjungi berbagai lokasi di Indonesia untuk diving dan mendalami kecintaannya terhadap laut. Galih adalah anak dari Dewi seorang aktivis konservasi alam yang menghilang saat sedang melakukan pekerjaannya. Satu-satunya peninggalan ibu Galih yang masih tersisa, adalah sebuah Kalung etnik dengan simbol yang unik.
Galih memiliki 3 sahabat, mereka adalah MARTIN, seorang cowok tampan petualang; OZAN, yang ceroboh dan selalu ingin tahu; dan VANIA, seorang gadis vlogger yang cantik mereka memiliki hobi yang sama yaitu Diving.
Suatu hari Martin mengajak mereka ke sebuah situs misterius di daerah Tanjung Biru, berdasarkan peta yang ditemukannya. Dari sinilah petualangan ke 4 anak muda ini dimulai dengan beberapa kejadian misterius yang konon pulau tersebut, dihuni para siluman laut, hingga mereka dapat memecahkan misteri dari situs kapal di daerah Karang Hiu di kepulauan Tanjung Biru.
TIM FILM 11:11
EKSEKUTIVE PRODUCER : Fitrin Hapsari Sukainah &
Kei Ratnasari
PRODUCER : Alfani Wiryawan
C0- PRODUCER : Yanti Basamondo
ASSOCIATE PRODUCER : Rangga Wijaya
SUTRADARA : ANDI M
PENULIS : BASKORO
PENATA KAMERA : Rama Hermawan
LINE PRODUCER : Nancy Sinatra Simangunsong
CAST: Rendy Kejaenet, Twindy Rarasati, Bayu Anggara, Fauzan Smith, Toriq, Lady Nayoan, Iin Hermayani dan lain-lain.
Rilis Film : November 2018
Lokasi shooting : Lampung, Bali dan Jakarta. (Ibra)