Jakarta, channelsatu.com:Seorang rekan yang bekerja pada bank swasta dan pencinta berat kuliner memberikan info bahwa sepanjang Jalan Raya Parung, jalan utama dari Jakarta menuju Bogor, banyak warung sate kambing yang enak dan khas. Info tersebut memang benar adanya, setelah saya blusukan ke sana.
Saya sendiri punya pilihan warung sate kambing favorit, dan itu lama tidak saya kunjungi, yakni di Tangerang, Banten. Yakni sate dan sop Kambing Bang Wahab, yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Tangereng. Sate-sop kambing Bang Wahab ini benar-benar tidak ada tandingannya, berdasarkan selera saya, yang bahan dagingnya berasal dari kambing muda dan Daging kambing olahan Bang Wahab disajikan tanpa tusukan yang dibakar dalam bentuk potongan besar. Sedang sop kambingnya berkuah bening, dagingnya empuk dengan bumbu yang pas. Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sate yang dijajakan di warung makanan sepanjang jalan Parung, masuk wilayah Kabupaten Bogor.
Sate yang disajikan berpotongan besar-besar, dan dagingnya empuk. Sate dibakar di atas arang batok kelapa serta dihidangkan dalam bumbu kacang serta kecap dengan potongan bawang merah serta rawit. Sate yang disajikan di warung –warung sepanjang jalan Parung itu adalah sate bercitarasa Betawi, demikian sate-sop Bang Wahab Tangerang.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat daerah Parung masuk dalam wilayah Betawi pinggiran yang kerap dipanggil Betawi Ora (begitu penduduk pinggiran Jakarta menyebut dirinya). Untuk menuju ke Parung banyak jalur, bisa ditempuh dari Serpong, Tangerang, Banten, maupun Sawangan , Depok, Jawa Barat.
Pilihan untuk menyantap makanan sate di warung-warung Parung itu, akhirnya tertuju pada warung sate milik Haji Kamsin, 73 yang terletak di muka Pasar Parung. Haji Kamsin ini membuka warung sate sejak tahun 1980-an, berarti sudah tiga puluh tahun
Dalam perkembangannya Haji Kamsin pun buka cabang, yaitu di Jati Jaya, masih di pinggir Jalan Raya Parung. Dan uniknya dua warung sate Haji Kamsin itu tetap berupa warung tenda. Haji Kamsin bukannya tidak mampu mermbuka rumah makan di suatu ruko, namun dengan alasan tertentu yang lebih sreg, justru dagangan makanannya lebih ramai jika jualan di tenda.
Alasannya kalau buka di ruko, tidak akan laku. Karena orang yang lewat akan berfikir bahwa harga pasti dipatok mahal Dengan jualan di warung tenda, pasti banyak orang berpendapat harga bisa terjangkau. Perlu diketahui Pak Haji Kamsin asli kelahiran Parung yang warungnya buka mulai pukul 16.30 hingga malam.
Masakan Betawi yang paling banyak dijual di kedai atau warung pinggir jalan ialah nasi uduk, ketupan sayur dan sate-sop kaki kambing. Tiga makanan olahan ini memang populer dan gampang dijumpai di pelosok Jakarta . Teristiwa nasi uduk dan Sedang makanan sate – sop kambing, tidak sebanyak warung yang menjajakan nasi uduk atau ketupat sayur. Lantas, makanan sate – sop (terkadang diembel-embeli dengan kalimat sop kaki) kambing yang termasuk jempolan terdapat di Jalan Barito, dekat pasar burung, Jakarta Selatan.
Sop Kaki Kambing Jalan Barito ini, bermerk H.Irwan merupakan cabang Jalan Panglima Polim, depan Rumah Sakit Asih, rasanya sedap dan gurih. Namanya sop kaki kambing H.Irwan, tapi Anda jangan berharap menemukan kuku kambing dalam rendaman kuah yang kental. Melainkan di dalamnya beraneka bagian daging kambing, seperti potongan lidah, tulang muda, telinga, mata, otak, jeron kambing, bahkan potongan terpedo, dan kelapa kambing.
Memang rasa sop (kaki) kambing sangat beragam. Tergantung siapa yang menjualnya, baca koki alias yang memasak. Keistimewaan sop kambing terletak pada kuahnya. Kuah sop kaki kambing H. Irwan berwarna coklat muda pekat yang ternyata terbuat dari susu, bukan santan yang dibumbui. Sop kambing H. Irwan ini sama sekali tidak memakai santan. Menurut H. Irwan seluruh kuah buatannya terbuat dari susu sapi murni.
Dua warung tenda Haji Kamsin di Parung itu tidak cuma menyajikan makanan sate saja, juga menyediakan aneka olahan makanan kambing seperti sop dan semur. Menu semur kambing Haji Kamsin malah menurut saya terbilang langka yang biasanya atau lazim diketengahkan pada acara hajatan warga Betawi, dibumbui aneka rempah, kecap dan santan. Semur kambing Haji Kamsin betul –betul enak sekali.
Tentang sup kambing tidak kalah enak, yang daging kambingnya direbus hingga empuk. Haji Kamsin menjelaskan, untuk merebus menggunakan kayu bakar. Lalu kuah yang digunakan jernih dengan tambahan bumbu sederhana. Potongan daging kambing disertai irisan kol dan seledri yang membuat warna begitu padu, demikianpun rasa yang lezat.
Haji Kamsin juga mengakui tidak terlalu selektif memilih usia kambing olahannya. Yang dipentingkan cara memasaknya. Justru lebih fokus pada teknik mengolah agar tidak beraroma peregus. Sehari, empat ekor kambing habis dibuat sate, sop, dan semur (untuk dua warung tenda).
Jika Anda berpergian ke Bogor, dan tidak melalui jalan tol tapi lewat Parung, coba mampirlah ke warung tenda Haji Kamsin yang berada di muka Pasar Parung. Begitupun apabila ke Tangerang, Banten, tidak ada salahnya makan malam menikmati sate-sop Bang Wahab yang berada di Jalan Iman Bonjol, Karawaci. Nah, kalau pun Anda melewati Jalan Barito, dekat pasar burung atau Jalan Panglima Polim , depan Rumah Sakit Asih, Jakarta Selatan, silahkan mencicip sop kaki kambing H.Irwan. (Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis, penikmat dan pemerhati masalah kuliner). Foto: Ilustrasi.